3

130 4 1
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. Dyas dengan cepat langsung mengambil ranselnya dan menarik tangan Arul. "ih mau ngapain si?" arul sambil lari dengan nafas terengah-engah. "temenin gue ke 11 IPA 2,mau ngambil kembalian, gue gada duit buat pulang nih"
"oh oke, tapi kalo orangnya udh gada gimana?"
"pinjem duit lo buat ongkos pulang"
"gue juga nge pas buat ongkos"
"yaudah mintain sampe dapet pokoknya"sambil menuruni tangga menuju lantai 2 dari lantai 4.

Saat mereka sampai kelas 11 IPA 2 ternyata sudah sepi, hanya ada perempuan-perempuan yang sedang bergerombol sambil ketawa-ketawa.
"eh tau ga sih, cupang gua mati gegara keselek pelet ikan njirr" ucap salah satu cewek dalam gerombolan tersebut.
"lah kok bisa?" dijawab oleh temannya yang lain.
"iya kan cupang gua kecil, eh ama adek gua malah dikasih pelet buat ikan lele. Ya keselek trus mati deh"
"ogeb dasar" mereka semua sambil tertawa. Dyas mengetuk pintu kelas yang terbuka, "permisi kak" semua gerombolan cewek itu langsung melihat ke arah Dyas.
"iya cari siapa ya?" Dyas kebingungan karena dia ngak tau nama si cowok itu.
"aku nggak tau namanya cuma tau ciri-cirinya."
"oh emng ciri-cirinya gimana?"
"putih, alisnya tebel, tinggi trus ngeselin."
"hmm siapa ya?"
"oh itu si Iwa" sahut temannya yang lain.
Dyas tertawa karna nama cowok itu. Karna yang dipikirannya iwak adalah ikan dalam bahasa jawa.
"iwak?" dyas sambil tertawa sedikit.
"iya, lucu ya?" ucap salah satu cewek tersebut.
"iya sih, aneh aja gitu"
"iya haha" gerombolan cewek tersebut tertawa.
"btw, kalo kamu mau cari paling dia masih diparkiran" salah satu cewek tersebut sambil menunjuk arah parkiran.
"oh gitu ya oke makasih ya" Dyas segera berlari menuju parkiran.
"eh tungguin gue Dyasss" Arul sambil mengejar Dyas.
"gue harus buru-buru nih, kalo ngak ntar gimana gue pulang" Dyas masih terus berlari.
"awas pelan-pelan" Arul sambil berusaha mengejar Dyas.

Dyas ke parkiran motor, dia mencari si laki-laki itu.
"tuh lanang mana ya? Jangan pulang dulu kek elah" dyas mengamati parkiran yang sudah sepi.
"udah balik kali, lo ga liat tuh parkiran sepi bener "sambil melihat sekitar.
"ah emang ya tuh orang, gara-gara dia gue jadi pulang jalan kaki deh" Dyas sambil menggerutu.
Akhirnya Dyas dan Arul pulang kerumah masing-masing. Arul naik angkot dan Dyas jalan kaki.

"emang kampret ya tuh anak, ngeselin. Harusnya kan gue naik angkot. Udah mana panas begini" Dyas berjalan sambil merobek-robek daun yang sudah kering.
" mbak jangan nyampah" tiba-tiba ada suara bapak-bapak,Dyas kaget dan segera menengok kebelakang. Ternyata itu adalah suara penyapu jalan.
"eh iya pak maaf" Dyas segera berjalan dengan cepat.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba.
brukkk...
"awww" Dyas berteriak.
Tangan Dyas disenggol oleh stang motor. Motor itu melaju cukup kencang dan ingin menyalip mobil. Dyas segera menepi dan duduk. Motor itu berhenti dan memparkirkan motornya di bahu jalan. tak diduga ternyata itu adalah Iwak. Si cowok ngeselin. Dia menghampiri Dyas.
"eh maaf ya, tadi gue ngebut. Niatnya mau nyalip malah kena tangan lo. Gapapa kan ya?" Iwak bertanya sambil berdiri di depan Dyas.
"Duh sakit, lo gimana sih" dyas menjawab sambil menunduk dan memijit-mijit pelan tangannya.
"iya maafin ya, jangan cengeng ah"
"eh ini sakit tau."Dyas segera melihat cowok itu dan mengingat itu adalah iwak. "elo lagi, gimana sih, elah sial banget gue setiap ketemu lo"
"ya maaf gue ga sengaja, gue anter pulang aja sini"
"gausah kembalian gue mana sini!"
"yah kepake buat beli bensin"
"dasar ribet"
"yaudah sini gue anter pulang aja, sekalian ke puskesmas ya" iwak bantu Dyas untuk berdiri.
"gausah langsung pulang aja"
Iwak menyalakan motornya dan dyas naik ke atas motor. Dyas sebenarnya gregetan dengan iwak, cuma karna tangannya sakit, dia tak banyak gerak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang