"Dia telah membunuh orang tuanya sendiri. Dia menghisap energi kehidupan mereka! Anak itu telah di kutuk! Anak itu harus diusir dari desa! Anak terkutuk itu harus diusir dari desa atau desa ini akan ikut terkutuk! Buang dia ke hutan terlarang! Buat dia mati menyesali kelahirannya disana!" kata seorang ibu-ibu membawa sapu sambil menunjuk-nunjuk seorang anak yang menghiraukan kata-katanya sambil bermain boneka kayu buatan almarhum ayahnya.
"Usir dia dari desa ini! Aku tak mau desa ini jadi desa terkutuk hanya karena anak yang terkutuk ini! Usir dia!" seru seorang bapak-bapak sambil mengacungkan cangkulnya. Yang lain pun turut menyerukan kata-kata yang sama.
Anak itu ditendang dan dia terdiam. Berhenti memainkan bonekanya. Dia mengangkat kepalanya yang sedari tadi memandangi boneka kayu buatan ayahnya. Wajahnya dialiri air mata. Dan tatapan sedih sekaligus marah.
"Kamu jahat. Kenapa aku ditendang? Aku kan gak salah apa-apa sama kamu. Tapi kenapa kamu malah nendang aku? Mati! Kamu harus mati!" ucap anak itu dengan polos tanpa rasa bersalah sekalipun. Dia menaruh bonekanya di tanah dan berdiri.
Dia menggerakkan jari telunjuknya menunjuk boneka itu dan mengangkat jari telunjuknya sampai seleher kepala orang yang menendangnya. Bonekanya terbang mengikuti arah jarinya. Boneka itu menancap di leher orang yang menendangnya dan darah meluber ke mana-mana.
Orang-orang berteriak histeris. Anak itu dilempari pacul, kayu, dan lain-lain. Tubuhnya berdarah-darah. Dia mengambil bonekanya yang telah terjatuh dan berlumuran darah. Lalu merentangkan tangannya sambil matanya menatap tajam ke arah orang-orang yang mengusirnya. Semuanya pingsan terkecuali seorang tetua desa.
"Aku akan membuat perjanjian denganmu. Aku ingin rumah yang besar di tengah hutan. Aku ingin ketenangan. Tak boleh ada yang merusak ketenanganku. Dan aku mau hutan itu menjadi daerah kekuasaanku. Ingat, siapapun dan apapun yang masuk daerah kekuasaanku menjadi hakku. Milikku. Kalau kau menepati semuanya aku tak akan melakukan hal ini lagi. Bagaimana?" tawar anak kecil itu.
"Ba, baiklah. Akan kuturuti kemauanmu, nona" ujar orang itu. Perlahan-lahan, terukir senyuman di wajah anak yang berlumuran darah itu. Lantas, dia menulis perjanjian itu dan menandanya dengan darahnya dan tetua desa. Perjanjian telah sah dan diresmikan. Diiringi oleh rintikan hujan, anak itu tertawa dengan polos. Tawa yang lama-kelamaan menjadi terdengar... Mengerikan.
*****
"Umm, Hai. Terlalu singkat ya?? Yah, pada awalnya aku bikin cuman iseng-iseng aja sih, hehe. Untuk episode berikutnya akan kuusahakan lebih panjang lagi ceritanya. Dan.. Umm, yah. Well, mohon dukungannya. 😊😊"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dolls
FantasyElizabeth Dollyn. Seorang anak aneh yang sejak lahir ditakdirkan untuk menyerap energi orang-orang di sekitarnya. Saat baru lahir pun, dia merenggut nyawa ibunya. Orang-orang menganggapnya sebagai anak yang dikutuk dan dia diasingkan ke hutan 'Wild...