01

384 29 11
                                    

Kring... Kring... Kring...

Alarm yang munggil pun membangunkan gadis itu dari tidur yang nyenyak. Dengan sedikit malas ia bangun dan bergegas melangkahkan kaki kekamar mandi untuk membersih kan dirinya.

Setelah selesai membasuh dirinya, dia memakai seragam khas anak SMA pada umumnya, putih abu abu. Ia mulai merapikan dirinya didepan cermin sambil menyisir rambut yang dibiarkan tergerai olehnya. Setelah selesai merapikan penampilannya, gadis itu segera turun kebawah untuk sarapan. Dengan langkah santai dia menuruni tangga dan menghampiri meja makan dengan senyum khasnya.

"Pagi neng, sarapan dulu nih". ucap wanita paruh baya dengan lembut, Gadis itu pun duduk dan menikmati sarapan yang telah disediakan.

"Bi kak Revan mana?" Tanya gadis itu dengan mulut yang masih dipenuhi dengan nasi goreng.

"Den Revan udah berangkat lebih awal neng" kata Bik ani yang sedang mengelap piring - piring yang sudah dicuci.

"Dih tumben tu orang cepet"

"Gatau neng, katanya dia ada meeting jadi takut telat" ucap Bi Ani yang masih melanjutkan pekerjaannya.

Revan alatas adalah anak pertama, otomatis Revan akan menjadi penerus perusahaan keluarga Alattas. Mau tak mau dia harus meneruskannya.

"Yaudah deh Bi, aku berangkat dulu ya" kemudian gadis itu bangkit dan mengambil tasnya lalu pergi untuk menghampiri Rey yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Iya neng hati hati" ucap Bi ani dengan nada yang sedikit berteriak.

Dengan langkah gontai gadis itu menghampiri Rey yang sedang berada di atas motor ninja merahnya. Gadis itu hanya memperhatikan Rey yang sedang bertengger di atas motornya menatap ke arah ponselnya. Merasa di perhatikan, Rey pun mengalihkan pandangannya melihat ke arah gadis itu.

"Ngeliatin gue biasa aja, gue tau kok gue ganteng" Ucap Rey dengan percaya diri.

"Najis. Tumbenan lo hari ini bawa motor "

"Najis itu sama aja haram, gak baik lo berkata kasar, apalagi berkata kasar ke orang ganteng kayak gue".

Gadis itu mendengus jengkel "Bodo amat nyet bodo!"

"Kalau di tanya ya di jawab bukan malah ngalih pembicaraan!" Sambung gadis itu nyolot.

"Kalo gue naik mobil, nanti para ABG labil makin banyak yang naksir gue."

"Gak usah sok ke gantengan deh, muka kayak pantat panci aja songong" ucap gadis itu kesal

"Bodo, yang penting gue ganteng"

"Udah cepetan naik, ntar macet onyet" Rey pun memberikan helm berwarna merah jambu itu kepada gadis tersebut. Tanpa berfikir panjang lagi, gadis itu memakai helmnya dan menaiki motor tersebut.

Disepanjang jalan Tak ada sedikitpun yang bergeming, hanya suara mobil dan motor berlalulalang yang terdengar. Setelah beberapa menit Mereka menyusuri jalan menuju sekolah akhirnya mereka pun sampai di sekolah dan Rey mulai memarkirkan motornya.

Gadis itu turun dan memberikan helm ke Rey. Setelah Rey mengambil helm yang berikan gadis itu, ia pun pergi meninggalkan Rey diparkiran sendirian. Namun saat mulai ngelangkah meninggalkan area parkiran, seketika tangannya dicekal oleh Rey.

"Mau kemana lo? Bareng dong, main tinggal aja lo" kemudian dia melepaskan tangannya yang berada di tangan gadis tersebut dan merapikan baju serta rambutnya yang sedikit berantakan.

gadis itu menghela nafas perlahan "Cepetan deh gausah sok kegantengan" ujar gadis itu sinis dengan memutar kedua bola matanya dan melipat kedua tangannya.

PUPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang