02

9 2 0
                                    

Saat sampai di kelas, Iren dan Lila berjalan beriringan menuju tempat duduk mereka.

Irena duduk di dekat jendela, sengaja karena dengan begitu selagi kalau ia lagi bosan saat pelajaran berlangsung, ia bisa langsung memandang ke arah luar jendela.

Iren bisa memandang sepuasnya dari tempat ia duduk, misalnya memandang murid-murid yang tengah berjalan sambil bercakap ringan dengan temannya, memandang murid yang tengah duduk di bawah pohon sambil makan bersama temannya, memandang murid-murid yang sedang bermain di lapangan basket saat berolahraga sampai ia sering melihat murid yang dikejar-kejar oleh guru karena bandel dan terakhir ia juga sering melihat murid-murid yang mau bolos sekolah seperti melempar tas ke sebelah tembok dan memanjat tembok.

Untuk yang ke terakhir itu Iren selalu menggeleng-gelengkan kepala, tidak habis pikir pada murid-murid itu. Kenapa harus sekolah kalau pada akhirnya harus bolos sekolah? Benar-benar bingung dirinya dengan satu hal itu.

Lagu Zayn malik-pillowtalk tengah berputar di heandseat nya sekarang.

Membuat Iren tersadar dari lamunannya dan kembali memandang ke arah teman di sampingnya.

"Loh kemana Lila? " Tanya Iren lebih kepada dirinya sendiri saat menyadari tidak ada Lila di sampingnya lagi.

Iren melihat ke arah tempat duduk Kyla, Kyla juga sepertinya belum datang mengingat ini juga masih pagi dan pun belnya masih lama berbunyi.

'Hm mungkin Lila pergi saat aku tengah melamun tadi' pikirnya dalam hati.

Iren pun mengeluarkan lagi novel yang tadi baru setengah ia baca di mobil saat menuju ke sini. Dan tak lama langsung terhanyut dalam cerita tersebut.

"Hei"

Tepukan dibahu Irena sukses membuat cewek itu terkejut.

Saat pulih dari keterkejutannya itu Irena sadar siapa yang barusan menepuknya hingga ia terkejut.

Kyla sherita, sahabatnya itu memang selalu pandai membuatnya terkejut.

"Ky lo boleh gak hentiin kelakuan lo yang ini?" Ucap Iren dengan kesal.

"Heheh apanya sih yang terkejut lagian elo itu siapa suruh baca novel gue padahal gak ada niat ngejutin lo" jawab Kyla sambil menaikkan bahu dengan cuek.

Irena yang sudah mendengar puluhan kali kalimat itu hanya menelan dalam-dalam kata-kata sahabatnya itu sambil menutup matanya.

"Gue udah bosan sama kata-kata lo itu udah ah gausah di bahas lagi"

Dan pada akhirnya ia juga yang harus mengakhirinya lagi.

"Ngomong-ngomong si Lila mana?"
Tanya Kyla padanya.

"Entah padahal tadi di samping gue tapi sekarang udah hilang entah kemana"

Kyla mengerutkan dahi mendengar jawaban dari sahabatnya itu. Lalu ia menghela napas sambil berkata

"Itulah lo sih sama novel lo mulu" ujar Kyla.

"Udah deh Ky gue gak mau bedebat lagi sama lo coba deh lo terima sama hobi gue ini ini kan udah tahun ajaran baru" ujar Iren balik.

"Hm yaya terserah deh mending sekarang kita keluar nyamperin si Lila deh yuk" Ajak sahabatnya itu.

Iren langsung mengiyakan ajakannya.

Saat keluar dari kelas murid-murid di sekolah Brimajaya sudah mulai meramaikan koridor-koridor kelas, jelas karena saat ia dan sahabatnya ini berjalan di setiap koridor ia bisa melihat di setiap tiang-tiang ataupun di kursi-kursi sekolah sudah berdiri berkelompok-kelompok murid entah itu bergosip bermain hp atau membaca.

Ia bersama Kyla mencari-cari keberadaan Lila tapi sosok Lila tak nampak dimanapun. Saat mereka akan berjalan menuju kantin sekolah untuk mencari Lila sebuah suara membuat nya dan Kyla menoleh bersamaan.

Seorang cowok yang bernampilan bisa di katakan lumayan menghampiri mereka berdua lebih tepatnya Iren.

Saat sampai di depan Iren dan Kyla berdiri, cowok itu tersenyum dengan manis lalu tatapannya tertuju pada Iren.

"Hai Iren udah lama gak ketemu kita" ujar cowok itu.

Iren masih kaget, ia tak membalas sapaan cowok itu.

"Iren lo makin cantik aja padahal gak lama amat kita liburan tapi lo makin bertambah cantiknya" sambungnya cowok itu lagi.

Iren masih belum merespons ucapan cowok di hadapannya itu.

Cowok itu menggaruk-garukan belakang kepala yang tidak gatal karena cewek didepannya yang ia panggil Iren masih tetap diam.

"Em iya maka-sih ya Gion" balas Iren pada akhirnya sambil tersenyum kikuk harus bagaimana.

Gion derantara, Ia tahu cewek di depannya ini sangatlah susah untuk didekatinya, ia sudah menyukai Iren dari kelas dua dulu, ia sudah pernah mengejar Iren saat masih duduk di kelas dua dulu tapi Iren tetap masih sama seperti dulu selalu menghindarinya tidak pernah menganggapnya ada disaat ia selalu mendekatinya, cewek itu selalu berusaha menjauh, padahal ia tak buruk-buruk amat dan banyak yang mengantri kepadannya.

"Hehe emang kalian lagi ngapain pagi-pagi begini?" Tanya Gion.

"Ini kita lagi cari si Lila Gi entah kemana dia ngilang" jawab Kyla yang dari tadi hanya diam.

"Oh tadi sih kalau gak salah gue liatnya si Lila barusan masuk kelas satu kelas kan kalian?" Tanya lagi Gion.

"Iya Gi kita bertiga satu kelas by the way lo kelas mana sayang banget kita gak sekelas lagi" ujar Kyla

"Gue sekarang satu kelas sama orang Rendy Ky yah lumayan kecewa banget karena gak satu kelas lagi padahal gue berharap banget bisa satu kelas lagi sama kalian" jawab Gion lalu tersenyum sambil memandang ke arah Iren.

Iren hanya tersenyum sekilas lalu memandang ke arah lain ia tak berani beradu tatap dengan mata cowok itu.

"Ky balik yok" ajaknya sambil memohon lewat tatapannya kepada Kyla.

"Yaudah kalau gitu kita balik ya Gi dahh" ujar Kyla

"Kita balik dulu" ujar Iren kepada Gion sambil tersenyum tipis dan berlalu.

Gion memandang kedua cewek itu sambil menghela napas, apa ia salah lagi? Apa kali ini tindakannya salah lagi? Lalu bagaimana juga ia harus mendekatinya? Ia sudah betul-betul jatuh cinta kepada cewek yang bernama Iren itu. Ia menggeram sendiri lalu cowok itu ikut berlalu juga.




For The First, Second And Last PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang