Chapter 1

162 3 0
                                    

 Aku sedang asyik memperhatikan gadis berambut pink menyolok yang dibiarkan tergerai beradu argumen dengan salah satu guru. Mataku menerawang jauh melewati jendela kelas menuju ke halaman sekolah di bawah sana.

"Apa yang dia lakukan kali ini?" batin Niall.

Dia adalah Bridgit Smith. Senior di sekolahku. Dia sangat terkenal di sekolah ini berkat kepopuleran ibunya, Diana Smith. Siapa yang tidak tahu Diana Smith? Seorang artis papan atas yang telah membintangi belasan layar lebar. Bahkan piala penghargaan sudah banyak diraihnya, termasuk grammy awards.

Dilihat dari fisik, gadis itu memang sangat cantik. Rambutnya yang sering berganti warna tidak pernah membuatnya terlihat buruk. Cokelat, hitam, merah, pirang, biru pernah dicobanya. Dan kini warna pink menjadi pilihan tepat untuk rambutnya. Kulit putihnya terlihat selaras dengan rambut pink-nya.

Sayang, menurut kabar yang beredar orang tuanya bercerai karena ibunya sering mendapat perlakuan kasar dari ayahnya, tak segan-segan Bridgit juga sering disebut-sebut menjadi korban pemukulan ayahnya. Kini ia tinggal bersama ibunya. Karena trauma itulah dia sinis sekali dengan laki-laki entahlah menurutku hal itu sungguh tidak adil bukan-kah tidak semua laki-laki itu senang melakukan kekerasan?

"Apa yang kupikirkan" batinku seraya mengacak rambutku.

Pasti kalian bertanya mengapa aku mengetahui hal sebegitu detailnya tentang Bridgit? Ya, Louis adalah sumber informasiku. Dia selalu mengorek informasi terbaru tentang murid-murid di sekolah kami.

Louis menyikutku pelan, aku mendongak ke arahnya.

"Apa dia membuat kekacauan lagi?" bisik Louis seraya menatap gadis yang kini terlihat kesal.

Aku mengangkat bahu-ku sedikit lalu kembali menatap gadis itu. Bridgit menatapku dingin lalu membuang muka.

Melihat reaksinya yang negatif aku langsung mengalihkan pandanganku.

"Niall! Kerjakan nomor 5!" seru Mr. Samuel mengagetkanku.

"M,me?" tanyaku meyakinkan apakah benar aku yang ditunjuknya.

Mr. Samuel mengangguk dengan cepat. Aku yang tidak tau apa-apa hanya berusaha terlihat aku mengetahuinya. Dengan pasrah aku berjalan ke depan dan mulai menulis rumus ciptaanku sendiri. Tidak lama kemudian rumus ciptaanku membuatku berdiri di depan kelas dengan kaki kanan diangkat dan tangan memegang kedua telingaku.

"Sialan! Susah payah aku memikirkan rumus itu tetap saja aku berujung di tempat ini!" umpatku.

Baru saja selesai mengumpat terlihat seseorang yang baru saja aku perhatikan berjalan dari ujung koridor.

"Bridgit!" seruku dalam hati.

Langkahnya semakin mendekatiku, hingga ia melewatiku wangi raspberry mulai menyeruak dari tubuhnya.

Aku mengangkat kepalaku dan benar saja kalau Bridgit tidak menganggap keberadaanku sama sekali. Ketika aku menunduk aku menemukan selembar kertas yang tergeletak di hadapanku. Dengan cepat aku mengambil dan membacanya. Isinya adalah surat pemanggilan orang tua untuk Bridgit.

"Apa yang telah ia perbuat hingga mendapat surat panggilan seperti ini?" batinku.

Aku melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku-ku.

"Aku akan mengembalikannya nanti........jika aku mendapatkan keberanian tentunya" batinku.

NEXXXXXT?

VOMMENT PLS!!!!!!

WONDERWALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang