PART 5 - MAGANG? (bagian1)

5K 275 15
                                    

Rey membuka matanya ketika cahaya fajar memancari wajahnya. Ini hari Senin dan ia masih berada di apartment Queen, ia menginap sejak Sabtu malam.

Apartment ini memiliki dua kamar, satu kamar memang disediakan untuk Rey kalau ia sedang menginap seperti ini.
Rey beranjak menuju kamar mandi ketika ia melihat jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh pagi.

Setelah mandi, Rey bersiap-siap memakai celana dan kemejanya, jasnya, serta kaus kaki. Setelah itu ia keluar dari kamarnya dan mendapati Queen tengah asik dengan sarapannya sambil memaikan HP.

"Morning." Sapa Rey, lalu ia duduk di hadapan Queen. Di hadapan Reynold sudah tersedia kopi serta makanan yang sudah disediakan oleh Queen.

"Pagi, Rey." Balas Queen.

"Nggak ada kelas?" Tanya Rey, lalu mulai menyantap sarapannya.

"Nggak, tapi nanti harus ke kampus karna aku mau mengurusi masalah magang." Jawab Queen.

"Mau sekalian aku antar?"

"Nggak perlu, nanti kamu telat ke kantor. Aku bisa bawa mobil sendiri."

Rey memang membelikan Queen mobil agar ia bisa pulang pergi ke kampus dengan mudah, dan tentunya memudahkan Queen juga jika ia ingin pergi ke suatu tempat.

"Tidak ada bantahan Queen, cepat habiskan makananmu jangan asik sendiri di HP." Sergah Rey. Rey merasa tidak diperhatikan karena selama perbincangan mereka tadi Queen masih tetap asik di HPnya.

"Sorry, ada teman yang ajak bareng ke kampus tadi. Jadi aku balas chatnya kasih tau kalau aku bisa jalan sendiri." Ujar Queen.

"Who?"

"Memangnya penting kalau kamu tau?" Tanya Queen. Dan itu membuat Rey mengeraskan wajahnya lalu ia segera bangkit dari meja makan sambil berkata,

"Aku tunggu di mobil, sepuluh menit."

Dan Queen menyadari kesalahannya. Dirinya, bahkan hidupnya sudah di beli oleh Reynold Marcell Dolan. Salah satu pengusaha muda di negara ini.

***

Queen menghela nafasnya ketika ia dan Reynold sudah memasuki mobil dan beranjak menuju kampus Queen.

"Boleh aku magang di kantor kamu?" Tanya Queen to the point. Sebenarnya, ia sudah menyiapkan susunan kalimat permohonan yang manis, yang akan ia sampaikan saat sarapan tadi. Tapi sepertinya mood Rey sedang tidak bagus saat itu.

"Memang sudah waktunya untuk magang?" Tanya Rey.

"Ah... Sebenarnya nggak juga. Aku hanya ingin bekerja, aku merasa kalau aku terlalu nyaman dengan kondisi sekarang. Rasanya ini nggak adil, saat aku hanya tidur-tiduran di apartment hampir setiap hari dan memikirkan orang yang menbiayaiku bekerja sampai malam." Ujar Queen. Ia menatap wajah Rey dengan penuh harapan bahwa keinginannya ini dapat dikabulkan.

"Okay, siapkan CV, surat lamaran kerja, kamu boleh secepatnya mengirimkan itu ke email perusahaanku, minggu depan ada jadwal interview." Jawab Rey.

Sebuah senyuman lebar langsung saja hadir di wajah Queen, dalam hatinya perempuan muda itu bersorak kegirangan. Ia akan merasakan "dunia luar" yang sudah lama ia impikan, bekerja, mengenal orang-orang baru, dan ya siapa tahu saja ia dapat bertemu dengan "pangerannya", ya walaupun dia sadar saat ini dia hanyalah peremuan yang bahkan tidak memiliki harga diri lagi. Karna apa? Ya, harga dirinya sudah dibayar oleh CEO perusahaan tempatnya bekerja nanti.

Ya, bahagia dan sedih itu datangnya satu paket bukan? Sama seperti keberuntungan dan kesialan, mereka sering kali datang menjadi satu paket yang sulit sekali kau tolak.

***

The SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang