“Jangan kau lepas tanganku, kau tidak akan pergi meninggalkan ku kan ?” Tanyaku
“Tidak, aku takkan meninggalkanmu. Hanya saja untuk saat ini aku meninggalkanmu sebentar takkan lama. Dan aku sudah memesan ke Peter bahwa tolong jagalah peri cintaku ini.” Kata seorang lelaki yang memiliki tubuh tinggi tegap.
Aku tersenyum saat ia bilang seperti itu, tapi ada rasa yang mengganjal di hatiku. Aku takut kalau Harry benar benar melupakanku. Tapi mau bagaimana lagi dia pergi untuk kebaikannya juga.
Dan saat itulah tangan yang begitu hangat terlepas dari tanganku. Dan tangannya melambai ke arahku untuk tanda perpisahan....
***
1 tahun kemudian
Aku terbagun dari mimpiku. Lalu aku duduk di kasur dan menatap di sekeliling kamar. Begitu banyak kenangan yang ada di dalam kamar ini. Lalu ku dengar suara yang mengingatkanku.
”haha, kau sangat lucu jika memakai topi itu” suaraku
”lihat mukamu, mukamu berantakan karena ada cokelat di pipimu”suara Harry
Aku dan Harry tertawa lepas...
Tapi itu hanya tinggal kenangan. Sekarang suara itu takkan ada lagi. Dan aku benci suara lelaki itu. Bahkan menyebut namanyapun aku tak sanggup.
***
Setelah selesai mandi, aku bersiap-siap karena aku akan pergi ke kampus. Karena umurku sudah 18 tahun makanya aku sudah bebas. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan ternyata Peter memanggilku supaya lebih cepat.
“Come on Fik, sudah jam berapa ini...” katanya
“Iyaaa” jawabku
Peter bagaikan kakak lelaki bagiku. Dia adalah sahabat Harry tapi diapun juga lost contact dengan Harry.
Akhirnya aku sudah siap untuk pergi ke kampus, oh iya don’t forget my glasses. Peter sudah menungguku di mobil. Ia juga memasang muka cemberutnya.
“Let’s gooo !” kataku sambil menengok ke arahnya.
Peter hanya diam, dia tak membalas kataku. Lalu dia langsung menancap gas.
“Kau kenapa ?” Tanyaku
“Nothing” jawabnya pendek
“Kau marah dengan ku? Aku minta maaf” kataku
Lagi-lagi Peter tertawa dan itu bertanda bahwa ia mengerjaiku. Sebenarnya aku sudah tau dengan kelakuan Peter. Beberapa bulan ini aku tinggal bersama Peter di rumah orang tua Peter, karena rumahku sedang direnovasi. Dan aku sudah dianggap seperti keluarga Petter. Peter hanya anak satu satunya di keluarganya. Jadi, ibunya memintaku untuk tinggal bersamanya.
***
Aku turun dari mobil. Suasana kampus memang lebih fresh dari rumah. Aku dan Peter masuk ke dalam. Karena kelas kita berbeda, aku berpisah dengan Peter.
“See you later” ucap Peter dan tak lupa dengan senyumnya
“bye” jawabku
Saat aku masuk kelas, kelasku sudah ramai. Lalu kulihat ke arah sudut belakang. Ku hampiri sudut belakang. Dan kulihat seseorang yang pernah ada dalam hidupku.
“Harry....kaukah itu ?” tanyaku pelan
Tak kusangka hari ini, menit ini, detik ini ku bertemu dengan seorang yang pernah meninggalkanku dan melupakanku begitu saja.
Lalu lelaki itu beranjak dari duduknya. Ia menatapku dan berjalan menuju arahku. Kaki kecilku bergerak mundur. Dan lelaki itu juga menyapa namaku.
“Fikra.. kaukah itu ? I miss you so much” ucap Harry