Kutukan

400 25 5
                                    


"Kau gila? Bagaimana bisa dia anakku?!"

"Maksudmu?"

"Kau berselingkuh!"

"Tidak! Dia anakmu!"

"Kau lihat wajahnya? Dia seperti kutukan!"

"Mwo?!"

"Kau pikir karena dia terlahir seperti itu lalu berarti dia bukan anakmu?"

"Ya. Anakku hanya Joohyun"

"Ayo kita lakukan tes DNA"

.......

[Wendy POV]

Matahari masih terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat. Bumi berotasi masih selama 24 jam dan berevolusi selama 356 hari. Namun sepertinya sudah sejak lama aku merasakan seakan kiamat hadir setiap harinya, kecuali saat - saat seperti ini, emm maksudku disaat aku memasak, menyanyi dan saat memandang makhluk tampan yang satu itu. Yang tengah duduk menghadap keluar jendela.

Aku tersenyum, memejamkan mata dan berusaha fokus dengan lagu yang terputar melalui headsetku. Petikan gitarnya, suara baritone nya, dan bayangan wajahnya ketika menyanyi saat itu, seketika memonopoli pikiranku. Satu - satunya pria yang menjadi alasanku untuk tetap berangkat ke sekolah. Park Chanyeol. Dan beruntungnya setiap hari Minggu aku akan bebas memandanginya, mendengarkan suaranya dan melihat senyumnya eksklusif selama 5 menit. Ya dia adalah musisi relawan di gereja yang biasa aku datangi setiap minggu. Dia begitu indah, tinggi dan aku bersumpah dia adalah refleksi dari keberadaan malaikat dan bukti bahwa Tuhan begitu hebat. Dia teman sekelasku dan pujaan wanita satu sekolah.

"Heh babi!" Bersamaan dengan panggilan itu, sesuatu tepat mengenai keningku.
"Aw" aku membuka mata dan reflek mengelus keningku. Tak sadar ternyata sedari tadi teman - temanku sedang memperhatikanku.
"Ewh menjijikan sekali, kau sedang mikir jorok ya?" Kata Seulgi, gadis dengan tubuh begitu seksi dan tinggi.
"A-aniya" jawabku terbata.
"Apa yang sedang kau dengarkan?" Joy menarik headsetku tanpa persetujuanku dan seketika suara Chanyeol terdengar di seisi kelas.

Hening

Dan kemudian tawa terbahak - bahak dari teman - teman sekelas terdengar begitu keras.

"Micheonya?!" Baekhyun tertawa begitu keras sambil menggebrak - gebrak meja.
"Yaa! Bagaimana bisa pppuahahaha" seru Jiyeon sambil tertawa lagi.
Wajahku sudah sangat merah dan malu, ditambah lagi pria pemilik suara itu sekarang tengah menatapku dari tempat duduknya. Ekspresinya begitu datar.
"Jangan berisik!" Katanya dengan begitu tenang dan seketika kelas pun menjadi tenang. Aku dapat mendengar beberapa tawa tertahan namun sekarang yang kukhawatirkan adalah mukaku yang sudah sangat merah. Aku sungguh malu.
"Ya Chanyeol ah, kau dengar yang barusan kan? Kurasa Si Babi itu jatuh cinta padamu." Baekhyun bertanya pada Chanyeol masih dengan suara yg keras.
"Apa kau menginginkan aku untuk melakukan sesuatu pada Si Babi menjijikan ini?" Joy berhenti tertawa dan mendekatiku. Dia menoyor kepalaku berkali - kali. Wajahnya sekarang begitu menyeramkan.
"Terserah" jawaban Chanyeol membuatku membeku. Aku kaget setengah mati dan tubuhku seketika bergetar. Entah apa yang terjadi padaku tapi hatiku seakan terluka dan lukanya begitu perih.

Aku dapat melihat smirk di wajah Joy dan teman satu geng nya. Kemudian selanjutnya rambutku sudah dijambak dan ditarik.
"Ikuti aku Babi! Kita akan bersenang - senang"

......


Namaku Son Seungwan. Usiaku 17 tahun. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Ayahku Son Siwon dan ibuku Hwang Minyoung. Kakakku bernama Son Joohyun.  Jika kalian bertemu dengan mereka, kalian pasti akan sangat terkejut karena mereka sangat berbeda sekali denganku. Eomma dan eonni sangat cantik dan langsing, sedangkan appa sudah pasti begitu tampan. Memang sih aku tidak begitu ingat dengan wajah mereka, tapi aku masih memiliki satu foto yang Ahjuma Kim berikan dulu padaku. Foto berisi appa, eomma dan Joohyun eonni yang tengah tersenyum menghadap kamera. Mereka semua seperti keluarga kerajaan dan aku sangat bangga memiliki orang tua dan kakak seperti mereka.

Dulu saat masih SD, aku sering sekali menangis dan merengek pada ahjuma untuk bertemu dengan keluargaku, tapi kata ahjuma keluargaku sedang dalam masa sulit, sehingga mereka tidak menginginkan aku untuk ikut hidup sulit bersama mereka. Yah memang sih hidup bersama ahjuma juga tidak mewah, tapi aku bersyukur kami tidak pernah kekurangan uang dan makanan. Ahjuma bilang ketika aku sudah lulus SMA, aku boleh pindah ke Seoul dan bertemu dengan keluargaku.

Sampai saat itu tiba, aku berjanji pada diriku sendiri untuk tetap tersenyum dan kuat menghadapi apapun. Aku yakin bahwa setelah aku bertemu dengan keluargaku, hidupku akan jauh lebih bahagia.

-kkeut-


Comment and like juseyo 💕💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-SEXISM-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang