OSFluffSNGarden

2.4K 345 60
                                    

Edit: yang sebelumnya saya delete, ada error di wattpad 😂😂
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto

Sasuke x Naruto

Summary : Pemuda gila, pemuda diam dan cerita pengantar tidur. Cerita itu bukanlah dongeng belaka. Melainkan kisah nyata bertorehkan tinta hitam di atas kertas busuk.

#FluffSNGarden #ValentineDay #SasuNaruFanfiction

Warning : Slight canon Naruto. Jika Naruto asli saja percaya Santa Claus, jadi anggap saja perayaan semacam Natal atau Valentine juga dilakukan di canon-nya. lol
Rate M karena dark history dan plot agak berat (mungkin).

.

"Naruto."

Suara berat menggema di ruang gelap. Derap langkah pun terdengar menakutkan. Tap, tap, tap. Bunyi konstan sang pencabut nyawa.

Ia tak bisa bergerak ataupun berkata. Otaknya menyuruh bergerak, tubuhnya mati rasa. Merapalkan jutsu 'Kai' layaknya mantra pun tak berguna. Mata biru berkilat melirik ke arah kiri. Hawa panas menggelitik tubuhnya yang dingin.

"Uzumaki Naruto. Calon Hokage ketujuh, sang penyelamat, dan calon menantu keluarga Hyuuga," ucapan terakhir terdengar seperti geraman, "mantan calon, lebih tepatnya." Bibir pucat sang pencabut nyawa itu menyeringai.

Cahaya temaram dari penerangan minim menyibakkan sosok pemuda berjubah hitam. Sahabatnya. 

Naruto terus mencoba menajamkan matanya. Berharap pemuda di sebelahnya meleleh dan ia bisa kabur dari ruang gelap ini. Sayangnya, ia tak mampu.

Tubuh tinggi itu menunduk, menyetarakan tubuh telentangnya. Mengecup dahi pelan lalu mengelus rambut pirangnya. "Saat aku mendapat surat darimu, aku seperti terkena serangan jantung."

"Aku tak menyangka. Temanku yang bahkan baru dekat dengan gadis Hyuuga, mendadak mengirimkan undangan." Jeda panjang, "Tadinya aku bertekad untuk berjaga di luar desa. Tapi egoku memaksaku di sini," ujarnya. Tangan putih kasar itu menyusuri wajah tegas pemuda pirang dan berakhir di bibir merah.

"Kai."

Sontak, tubuh Naruto kembali dapat bergerak. Ia bergemetar hebat. Sebulan penuh diliputi ketakutan dan ketidakpastian membuatnya bingung. Bingung akan keadaan sebelum dan sesudah ia terkungkung oleh sahabatnya sendiri. Perlahan, ia menggerakkan tubuhnya. Terasa berat tentu. 

"Apa yang terjadi, Sasuke?" Suara serak mengintimidasi keluar dari bibir Naruto. Salah apa dia hingga diperlakukan layaknya Nuke-ninninja pelarian? Bahkan oleh sahabat yang paling ia percayai? Tidak, tidak, bahkan sampai saat ini pun Naruto tetap percaya pada Sasuke. Ada alasan di balik semua hal gila itu tentunya. 

Pemuda Uchiha itu hanya terdiam. Ia mengeluarkan botol ramuan dari balik jubah hitamnya. "Minumlah."

Alis pirang itu berkerut. "Aku tidak haus, Sasuke," tenggorokannya menelan air liur kering, "Apa maksudmu melakukan ini semua, brengsek?" Intonasi Naruto meninggi, deru nafas semakin cepat. 

Sasuke kembali ke sikapnya yang biasa. Tenang dan diam. Tapi yang Naruto butuh bukanlah sikap pasif. Ia membutuhkan Sasuke yang berteriak marah seperti saat mereka berkelahi di Lembah Akhir. 

"Orochimaru khusus membuatkanmu ramuan ini. Sakura juga sudah mengeceknya. Kau tak perlu khawatir," ujar Sasuke. Kening Naruto mengerut bingung. 

"Aku bukan bertanya masalah siapa yang membuat ataupun apa isi ramuan sialan itu, Teme. Yang aku tanyakan, apa maksudmu melakukan ini semua?!" Kesabaran Naruto habis. Ia mencoba bangkit dari posisi telentangnya, namun gagal. Kurama belum juga menstabilkan cakranya. Entah ia masih ada atau tidak, Naruto tidak bisa menerkanya. 

LupercaliaWhere stories live. Discover now