"Sudah 2 tahun.."
"Sudah 2 tahun aku merantau kejakarta dan membangun cafe ini bersama Luna" aku memandang kagum cafe ini dari depan sebelum membukanya.
"Ayo Marsha, saatnya bekerja" ujarku dalam hati, aku segera membuka pintu dengan kunci yang sudah ku pegang sedari tadi.
Sambil menunggu Luna, sudah menjadi kebiasaanku untuk mendata hasil penjualan kemarin agar tidak menumpuk setiap harinya. sambil mendata kukaitkan earphone dengan volume yang dikecilkan agar bisa mendengar kedatangan Luna kelak.
kringg
terdengar lonceng yang menandakan ada seseorang yang masuk kecafe ini,
"Bonjour Marsha!" ucap seorang gadis sambil menyeruput minum yang dibawanya, kira-kira berusia 2 tahun dibawahku, itu Luna, Alona Anatasha yang biasa dipanggil luna, ia adalah teman karibku sejak aku merantau ke jakarta.
2 tahun yang lalu, kami membuat perjanjian untuk tidak membuka lowongan karyawan, kami lebih memilih berkerja berdua untuk menghidupkan cafe ini.
"Welcome Luna, kenapa kau tidak membeli minum di cafe ini huh?" ujar ku yang hanya meliriknya, karna aku masih sibuk berkutit dengan buku nota ini.
"Oh ayolah marsha, sangat tidak asik jika aku membeli hasil buatanku sendiri, kecuali kau mau membuatkanya untukku"
Luna berjalan kearah kasir dan duduk sambil menontonku yang sedang duduk dimeja pelanggan yang terletak didepan kasir, lalu ia menyodorkan sebuah minuman kehadapanku dengan tangan panjangnya itu, "Cobalah Marsha, aku sengaja menyisakan ini untukmu. ini sangat enak".
Hasil penjualan kemarin sudah selesai kudata, aku segera menutup buku nota tersebut dan mengambil gelas berisi minuman yang ditawarkan Luna, "Ah kau perhatian sekali dengan temanmu ini Lona, aku jadi terharu" candaku lalu menyeruput minuman yang diberikan Luna
"Hei! namaku luna" ujar Luna, entah mengapa ia tidak suka dipanggil lona, padahal nama itu sangat menggemaskan, pas untuk dirinya
"Apa ini?" tanyaku
"Iced Caffé Latte, kau menyukainya?" ucap Luna yang sedari tadi masih menontonku
"Hmm rasanya beda dari Iced Caffe Latté biasa, tapi ini enak, aku menyukainya" ucapku menyeruput minuman itu lagi,
"Dimana kau membelinya?" lanjutku"Tokonya searah dengan rumahmu Marsha, sepertinya itu toko baru. Jika kau ingin membelinya jangan lupa belikan aku ya".
Tak terasa, sudah banyak pelanggan berdatangan, aku segera bergegas kekasir sementara Luna berpindah ke dapur untuk membuat pesanan "Tentu, kita akan pergi bersama, aku menraktirmu" ucapku kearah Luna.
"Sekarang, mari kita kerjakan pesanan-pesanan ini" ujarku lagi"Tancap !" ujar Luna bersemangat.
***
Matahari mulai meredupkan cahayanya, kulirik sedikit jam tanganku, jam 17.00, waktunya tutup! aku mengambil barangku dan keluar terlebih dahulu, Lunapun mematikan lampu cafe dan mengunci pintunya, besok adalah jadwal Luna untuk membuka cafe sehingga kunci cafe akan dipegang oleh Luna.
Luna berlari kecil dan berjalan mendahuluiku "Aaaa Marsha, kau tahu? aku tak sabar untuk datang ke toko minuman itu, bahkan lelaki yang tadi melayaniku sangat tampan!" ujar Luna girang
aku berlari kecil menyusul Luna "Kau harus ingat, kita akan membeli minumannya bukan pelayannya," aku melihat kearah luna saat aku berhasil menyamai posisi jalannya
"Ayolah Marsha, mendapat tontonan gratis tak ada salahnya" katanya sambil tertawa.
Kami berbincang-bincang sambil berjalan, langkah Luna berhenti di depan sebuah toko, sehingga aku ikut menghentikan langkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Hangat Marsha
RomanceMarsha merindukan kehangatan Marsha juga merindukan manisnya cinta Namun apa yang bisa dilakukan, jika harapan pertamamu sudah di porak porandakan oleh seseorang. Inilah marsha, dan kehidupannya.