BAB 1

13 3 0
                                    

Singapura,09.45 p.m
Hujan,air mata alam itu baru saja  selesai menciptakan butiran Kristal rapuh di setiap benda yang tersentuh. Tapi ternyata bulir air mata lain masih berderai milik seorang gadis yang kini duduk temangun di atas balkon apartemen mewah milik nya. Tetes air mata nampak belum mau tuntas menghingapinya.
Dibawah apartemen itu masih banyak orang hilir mudik di tengah kemegahan Singapura.Tapi ia sediri,hanya ia bersama sebuah undangan berwarna ungu mencolok yang memperlihatkan gambar dua pasang muda-mudi yang Nampak bahagia
Vannessa Nathania,gadis yang tak berhenti menangis sejak menerima undangan itu,undangan yang menampakan dua orang yang sangat ia kenali bahkan salah satunya pernah ia cintai bukan pernah tapi masih ia cintai hingga saat ini ,setelah tangisnya mereda ia mulai merasakan kepalnya pening dan matanyanya  mulai membengkak,Nessa begitu ia akrab di sapa,segera menekan satu nama dalam kontak ponselnya
"hallo,ada apa Sa? "Tanya seorang di seberang telepon
"please,dateng ke apartemen gue sekarang ,gue..gue butuh lo Bi"Nessa mengucapkan kata  kata itu sembari terisak
"oke tenang gue kesana sekarang!"jawab orang di seberang telepon
Setelah memutuskan sambungan telepon Nessa kembali terlarut dalam tangis ,hingga terdengar bunyi bel di depan pintu apartemennya. Nessa berusaha menahan tubuhnya yang limbung agar tidak jatuh saat hendak membuka pintu ,baru ketika pintu terbuka ia menjatuhkan diri di dada bidang seorang pemuda yang berdiri tepat di depannya.

"ada apa Nes,gue masuk ya"kata pemuda itu sambil terus menopang tubuh Nessa dengan lengan kokohnya .Setelah duduk di sofa ia tak langsung bertanya kepada Nessa melainkan membiarkan Nessa tenang terlebih dahulu,barulah setelah Nessa tenang ia kembali bertanya.
"ada apa , lo mau cerita apa?"Tanya pemuda itu perlahan
"GleenGlenn..hiks..hiks..dia..Fraya..ehhegue gak sanggup"jawab Nessa sambil kembali terisak
"ya udah kalo lo gak bisa cerita sekarang gak apa apa,tenangin aja diri lo dulu gue akan tetep di sini "kata  pemuda itu penuh perhatian
"makasih ya Bian,makasih buat semuanya"sahut gadis yang akhir nya terlelap dalam dekapan pemuda itu
Bastian Erlangga,pemuda yang selalu setia bersama Vanessa dari Jakarta hingga Singapura ,Bian sebutan kecil untuk bastian yang hanya akan kalian dengar terucapmdari bibir Nessa ,la berlapang dada mendengar semua curahan hati sang gadis pujaan yang ia cintai dari awal bertemu itu
"ehm .."Nessa menggerakan tubuhnya sehingga menjatuhkan undangan yang di gengamnya
"jadi ini yang bikin elo kaya gini Sa"tegas Bian dalam hati sambil memperhatikan undangan itu
"gue cinta elo Nessa ,gue selalu ada buat lo.Kapan lo bisa sadar tentang semua itu?"kata yang selalu di teriakan hati Bian setiap kali melihat nessa menangisi masa lalunya.

“Andai  waktu bisa di ulang lagi Sa gue pengen nyatain rasa ini sebelum elo jatuh hati sama Gleen"tambah Bian dalam hati

Jakarta,8 tahun lalu
"Bian..gue sama Gleen jadianyeeyy gue seneng banget"teriak Vanessa
"apa Sa lo sama Gleen jadian kapan?"Tanya Bian ragu
"tadi,dia nembak gue di tengah lapangan..temen-temennya dateng sambil bawa kertas gitu..pokoknya sweet banget"jelas Nessa kegirangan
"ooh..gituJawab Bian sekedarnya
kenapa sih lo?ko lemes gitu Bi?,gue gak nyangka deh dia kan populer seantero sekolah,terkenal cool kayak pangeran es tapi ternyata luluhnya sama gue"tambah Nessa ber api-api
"Gak papa ko Sa,long last ya"jawab Bian hampir tak terdengar
“kalo gak papa senyum dong, tenang aja gue bakal kasih traktiran ko..hahaha..ya udah gue ke kelas duluan ya Bian"lanjut Nessa sambil memeluk sahabatnya itu
"siap Boss"jawab Bian
bye bye Biankata Nessa
byejawab Bian
"andai aja lo tau apa yang gue rasain Sa"lanjut Bian dalam hati

Invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang