Aku berharap kebaikan selalu menyertaimu. Aku berdoa untukmu sebab aku mencintaimu. Sungguh, tak ada berubah perasaan ini. Jauh di dalam hatiku, masihlah kamu seseorang yang ku cintai dengan kesungguhan hati. Aku tidak pernah pergi, meski kau belajar meninggalkanku. Aku masih di sini mendekap erat semua harapan yang pernah ku katakan kepadamu. Harapan yang masih saja sama. Kepada seseorang yang selalu sama. Orang yang tetap kamu. Dengan sepenuhny masih menguasai ruang-ruang hati dan langkah-langkah kaki.
Biar ku dekap segala keresahanku. Biar kutenangkan segala perasaan yang menggebu. Kamu tetaplah harus bahagia. Di dalam jiwaku kamu selalu saja ada. Tak pernah kemana-mana. Jika kelak, kau merasa lelah bertualang. Pulanglah pada tubuhku yang tabah mencintaimu. Ceritakan kepadaku segala sedihmu. Kita akan tetap bersama, sampai nanti, sampai kau hanya mendekap menjadi bagian hati (tidak beserta raga) sebagai orang yang kucintai.
Tidak mengapa cinta. Kamu masih akan menjadi seseorang yang penting bagiku. Aku lemah untuk melupakanmu. Perasaan padamu bukanlah perasaan yang bisa kutinggal dan aku berlari menjauh. Perasaaan padamu adalah rasa yang mengikuti langkah kaki ku kemana saja aku pergi. Bahkan menenangkan diri menjauh dari kota itu tak mampu menenangkan rindu. Aku tak pernah mampu menjauhkanmu dari dalam benakku. Kau masih meratui segala hal dalam hidupku.
Aku selalu berharap dengan sungguh. Semoga semesta selalu mendekatkan kita, meskit kita dipisahkan dengan cara yang tak semestinya. Aku menyadari satu hal. Tidak semua orang benar-benar berani melepaskan, meski sudah dibunuh paksa hatinya. Perihl perasaan, cinta. Bukanlah hal yang bisa dihapuskan denga pemisahan paksa. Bukanlah sesuatu yang bisa mati meski kau bersikeras dan melangkah sejauh-jauhnya pergi. Ia akan menetap di hatimu, seperti halnya ia menetap di hatiku
Boy Candra
KAMU SEDANG MEMBACA
Menenangkan Resah
RomanceTidak semua orang benar-benar berani melepaskan, meski sudah di bunuh paksa hatinya