Don't Cry Mommy

173 14 0
                                    

      Aku terlahir di keluarga yang sempurna,dengan artian aku memiliki eomma,appa dan noona. Aku Jung Hoseok,anak dari pasangan Kim Ara dan Jung Hansol. Aku memiliki kakak perempuan bernama Jung Hara. Kami keluarga yang bisa di katakan cukup, memiliki 2 orang pembantu dan dua orang penjaga keamanan.

     Dari luar mungkin nampak kami adalah keluarga yang bahagia,namun siapa sangka, aku masih sangat merasa kesepian,aku masih merasa kurangnya kasih sayang dari kedua orangtuaku. Eomma yang selalu sibuk bekerja dan appaku yang pulang pergi kesana kemari untuk berbisnis. Noona lebih sering tinggal di kostannya di busan daripada di Seoul,mungkin bisa di hitung dia pulang hanya seminggu sekali saja.

       Mungkin masih ada yang berfikir apa pentingnya kasih sayang orangtua? apa pentingnya berkumpul bersama keluarga? apa pentingnya semua itu? Namun bagiku itu sangat penting. Aku tak tahu rasanya berkumpul dengan bahagia bersama keluarga seperti keluarga normal lainnya,aku tak tahu bagaimana tersenyum dengan hati bahagia. Aku tak mengerti apa tujuanku hidup saat ini.

      Suatu pagi aku bangun dan tiba tiba saja appa menarikku dengan kasar,di luar noona dan eomma sedang menangis, Kepalaku di penuhi dengan berbagai pertanyaa. Apa marah marah padaku dan pada semuanya. Bsnis yang ia jalani gagal dan ia mulai menyalahkanku. Kenapa harus aku? Memangnya apa salahku? Dia sempat memukulku dua kali dan eomma menahan pukulan ketiganya.

"Jangan salahkan dia, mungkin kali ini kau sedang tak beruntung,kumohon jangan pukuli Hoseok lagi! Pukul saja ak tapi jangan sakiti Hoseok maupun Hara,kumohon!"  Eomma memohon sambil memegang kaki appa. 

      Dadaku terasa sangat sakit, aku tak dapat berbuat apa apa. Tiba tiba noona memelukku. Appa melakukan kekerasan pada eomma dan tak ada yang dapat kulakukan,aku gemetar ,aku tak bisa bergerak. Setan apa yang merasuki appaku ini? Beberapa detik kemudian appa pergi tanpa mengeluarkan kata kata. Aku memeluk eomma sambil menangis.

"Gwenchana?" tanya eomma padaku dan aku hanya dapat mengangguk.

      Seminggu setelah kejadian itu ,kedua satpam di rumahku di pecat oleh appa dan begitu pula dengan salah satu pembantu. Hanya tinggal aku dan Lee ahjjuma saat ini yang ada di rumah. Dia membuatkanku sarapan .

"Kau harus sekolah hari ini,sudah seminggu kau tak sekolah." Kata Lee ahjjuma.

"Aku benar benar malas. Apa aku salah terlahir di dunia? Karena aku kedua orangtuaku bekerja keras mati matian untuk mendapatkan banyak uang."

"Jangan bilang begitu,kau sama sekali tak ada hubungannya dengan pemecatan dan juga semua masalah yang terjadi."

"Memangnya siapa yang mau terlahir sakit?Aku tak meminta pada Tuhan untuk sakit. Aku bahkan selalu berdoa agar eomma dan appa tak usah banting tulang seperti ini. Aku selalu berdoa agar appa menjadi baik lagi padaku seperti 10 tahun lalu saat umurku masih 8 tahun. Dan aku selalu memohon agar eomma kembali ada disisiku lagi." kataku pada Lee ahjjuma,mataku sudah berkaca kaca dan tiba tiba dia memelukku.

"Kau masih terlalu muda untuk mendapat cobaan ini." kata Lee ahjjuma dan aku hanya dapat menangis.

     Sebulan kemudian appa jga memecat Lee ahjjuma. Tak ada lagi orang yang dapat kujadikan sandaran. Appa bilang aku harus belajar mandiri tanpa pembantu dan dia benar benar menyerahkan seluruh tugas padaku. Eomma sedang tak di rumah,dia di Busan bersama noona untuk sebuah proyek. Appa sedang jadi pengangguran saat ini.

"Appa... Bisakah kau kembali baik padaku seperti saat umurku 8 tahun lalu?" tanyaku tiba tiba saat dia sedang merokok di ruang tengah.

"Maksudku,bisakah kau kembali menjadi appaku yang dulu?" tanyaku lagi dan kurasa aku malah membuatnya geram padaku. Dia berdiri sambil membuang puntung rokoknya.

BTS OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang