PROLOG

332 36 10
                                    




--

Dia mengernyit.

Dalam keheningan dan suasana penuh konsentrasi. Dia menahan segala perasaan yang menjalar panas dalan tubuhnya. Sekuat tenaga untuk menahan diri dan getaran tubuhnya.

Lelaki brengsek!

Tidak bisakah pria yang tengah duduk di sampingnya itu menahan diri untuk beberapa jam saja lagi, akan gairahnya sebelum jam kuliah selesai datang!!

Tangannya yang nakal dan gatal itu telah menggelitik juga menggoda titik sensitive Nora di balik celana dalamnya. Lelaki itu tampak tak peduli dan terus mempermainkan Nora dengan santainya, seakan apa yang dilakukannya saat ini seperti memainkan sebuah pulpen yang di putar-putar.

Kadang pelan, kadang cepat..

Kadang lembut, kadang juga kasar...

Nora menahan seluruh geraman di ujung tenggorokannya saat lelaki itu melakukannya.

Nora tidak bisa mengatakan syukur karena ia dan lelaki di sampingnya itu duduk di bangku paling belakang dan hanya mereka berdua yang duduk di paling belakang. Hal dimana yang membuat lelaki itu dengan leluasa melakukan kejahilan gairahnya pada Nora. Terkadang Nora benar-benar takut jika saja ada salah seorang teman sekelasnya menyadari apa yang dirinya dan lelaki ini lakukan.

Benar-benar gila!

Dirinya benar-benar sudah tak bisa lagi menahan diri dengan gerakan jari panjang dan ramping di balik rok tutu yang dipakainya itu, yang membuat sekitar paha dalam dan daerah keintimannya begitu basah. Tak kuat dan kuasa lagi, Nora tanpa sadar mendesah membuang nafas kasar dari mulutnya dengan memejamkan matanya, lalu menjatuhkan pulpen yang sejak tadi di genggamnya begitu erat, hingga tangannya memucat dan basah.

Deg.. deg.. deg..

Begitu jantungnya berdebar cepat mengikuti gerakan jemari di dalam dirinya. Keringat dingin pun mulai tumpah dari keningnya. Hah!! Jemari itu berhenti ketika Nora merasa benar-benar tak tahan lagi dan siap untuk tumpah. Nafasnya terengah sedikit keras namum masih belum ada satupun yang menyadari suara nafasnya itu dan apa yang dilakukannya di belakang sini. Pria setengah baya di depan kelas sana pun masih sama sibuknya sejak ia menyuruh seluruh kelas membuka buku yang wajib di miliki perorang di kelasnya. Nora merasa dirinya telah tersiksa secara batin. Hal dimana tidak ada sama sekali tersirat pada lelaki di sampingnya.

Lelaki itu tersenyum dengan cara yang sangat menyebalkan bagi Nora. Dasar penipu! Lelaki brengsek!! Nora sangat ingin berteriak pada lelaki itu sekarang, namun ia tahu, bahwa itu mustahil dilakukannya saat ini. Dia hanya dapat mengendus, menggigit bibir, dan menatap lelaki itu dengan tatapan memelas dan tersiksa.

"aku menunggu mu di tempat biasa" bisiknya dengan suara yang sungguh demi apapun di dunia ini, Nora sangat ingin menelannya bulat-bulat.

Terdengar seksi dan menggoda. Membuat Nora merasa darahnya kembali berdesir kuat dan panas.

Melepaskan tanggannya dan menutupi lagi rok tutu milik Nora seperti semula. Lelaki itu memasang topeng wajahnya lagi dan mengacungkan tangganya untuk mengalihkan perhatian kelas. Dengan begitu terlatih lelaki itu mengatakan secara kaku jika dia butuh keluar kelas sekarang. Membuat pria setengah baya di depan sana hanya mengangguk dan mengijinkannya begitu saja.

Nora menatap punggung lelaki itu berlalu. Berjalan menundukkan kepala, namun Nora sangat yakin ada sebuah senyuman yang sangat mengerikan terpatri di wajahnya.

Lelaki itu... benar-benar lelaki bajingan yang pernah Nora ketahui dan tidak sangka-sangkanya.

-TBC-

yaap!! Ketemu lagi sama cerita remake. Author lagi kehabisan ide, dan akhirnya karena cerita ini cukup populer di blog, tk remake sajalah. Yang pernah ke blog dan baca ini, Plisss!! jangan spoiler atau sebagainya. karena akan ada perbedaan ceritanya disini. Dari seting latar, usia, dan konflik -eehm, masi agak sama cuman aku buat lebih ringan-.

oke.. okee?!!

see you at first chapter :) thanks

EVERYBODY HAS A SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang