Daegu, Februari 2009
Sebuah rumah yang cukup besar di kota Daegu, Korea Selatan. Seorang remaja di usianya yang ke-16 tengah asyik memainkan gitarnya sambil menatap ke langit. Jarinya yang putih memetik senar-senar gitar tersebut yang membunyikan nada-nada yang harmonis. Nada indah tersebut tiba-tiba terganggu oleh deruman mobil yang datang. Pemuda tersebut berdiri dari tempatnya, kemudian melihat keluar dari balkon kamarnya. Ia mendengus kemudian berlari turun.
"Appa!" jeritnya. Ia berlari ke pelukkan seorang pria berusia empat puluhan yang adalah ayahnya. Yoongi tersenyum tipis.
"Appa, kenapa kau tiba-tiba pulang?" keluh pemuda itu mengingat ayahnya telah sekian lama berada di Gwangju untuk urusan bisnisnya.
"Ahaha, bukan kejutan namanya jika kau sudah tahu terlebih dahulu," jawab ayahnya.
"Kau bekerja sangat keras, Hyunsik-ah," ujar Haekyung, adik ipar Hyunsik. Hyunsik hanya membalasnya dengan tawa renyah.
"Aku akan bekerja keras seperti Appa!" ujar Yoongi sembari tersenyum tipis. Min Yoongi, anak Min Hyunsik satu-satunya ...
"Appa, mereka siapa?"
... namun sepertinya tidak lagi. Seorang wanita menyusul muncul di depan pintu dengan seorang remaja pria berumur kira-kira sama dengan Yoongi. Seorang pria bertubuh tegak dengan tinggi cukup dan paras yang panjang, sedikit gembul namun cukup imut, tapi tidak juga. Setidaknya untuk Yoongi.
Setelah kedua orang tersebut meletakkan barang-barangnya, Hyunsik mengajak mereka berdua serta Yoongi untuk makan malam. Tentu saja menurut Hyunsik, ini akan menjadi momen yang tepat untuk kedua 'tamu' spesialnya memperkenalkan diri pada Yoongi.
"Saya Gaeun, dan ini adalah anak saya satu-satunya, Hoseok." Anak yang bernama Hoseok itu tersenyum pada Yoongi, sambil sedikit menundukkan kepalanya tanda hormat. "Semoga kita cepat akur sebagai keluarga ya," lanjut Gaeun, ibu dari Hoseok sambil tersenyum.
Yoongi tidak percaya dengan ucapan Cho Gaeun. Keluarga? Setidaknya itu yang berada dalam pikirannya. Apa ayahnya tidak lagi setia dengan ibunya? Yoongi sadar betul, ayahnya, Min Hyunsik sudah tidak lagi bersama dengan Lee Chaerin, istrinya sekaligus ibu kandung Min Yoongi. Satu hal yang mengganjal di benak Yoongi adalah mereka, orang tua kandung Yoongi, baru saja berpisah dua tahun yang lalu. Secepat itukah ayahnya mendapatkan pendamping hidup yang baru? Ah, Yoongi teringat sesuatu. Ayahnya sempat berpesan agar Yoongi tidak pulang larut hari ini karena ia ingin bertemu dengan Yoongi membahas sesuatu hal yang penting. Yoongi kini menatap Hoseok dengan sangat sinis. Dalam pikiran Yoongi, jika Cho Gaeun dan Min Hyunsik bersatu, artinya Yoongi dan Hoseok akan menjadi kakak beradik walaupun tiri. Yoongi tidak suka itu. Yoongi berusaha tidak peduli dan meneruskan makannya.
"Yoongi, kau harus akur dengan Hoseok, mengerti?" ujar Hyunsik.
"Kau menikah lagi?" tanya Yoongi dingin sebagai balasan dari kata-kata ayahnya. Ia tidak sanggup untuk menyembunyikan kekesalannya yang ia pendam sejak mobil ayahnya terparkir di halaman rumahnya.
"Ya, tapi ...," ucap Hyunsik hendak menjelaskan.
"Tapi?! Yah, aku tidak butuh penjelasan," bentak Yoongi pada ayahnya.
"Yoongi, dengarkan Appa dulu."
Yoongi bangun dari duduknya, menggebrak meja dan membentak, "Kau pergi sangat lama, dan lihat apa yang kau bawa! Istri baru!" Yoongi hendak meninggalkan meja makan.
"Yoongi, biarkan Appa menjelaskan," kata Hyunsik.
"TIDAK!" Yoongi membentak ayahnya dan berbalik badan meninggalkan ruang makan.
YOU ARE READING
Shove You Out
Fanfiction[NO HOMOPHOBIC ALLOWED] Ketika keluarga Min dan Jung harus bersatu... Sepertinya ada yang tidak suka. --- "Hyung, kau boleh benci padaku, tetapi tidak seperti ini!" Published: 18 Feb 2017