Prolog

26 3 3
                                    

• • •

Disudut kamar yang luas, sendirian, dingin dan sunyi hanya suara rintikan air hujan yang ia rasakan . Gadis itu segera beranjak dari tempatnya lalu melihat keluar jendela yang terbalut dengan embun yang tipis. Menahan air mata yang membendung dibalik kelopak matanya itu "entah kenapa semua orang slalu menganggapku salah" diikuti air mata yg menetes membasahi pipi cabinya. 
Lamunannya pun berakhir disaat teriakan wanita paruh baya itu terdengar dari balik kamar gadis itu "kamu itu slalu ngebuat mama sama papa berantem, jadi anak kok gak bisa sama sekali bahagiain orangtua" teriak Dini ibu gadis yang menangis itu.
Di dalam kamar gadis malang itu pun menangis tersenduh-senduh, mata yang sudah mulai sembab membuat ia susah membuka matanya untuk melihat sekeliling. gadis itu berjalan menuju tempat tidurnya dan langsung menggeletakkan badannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang