Dentuman musik terdengar seiring nyala lampu platform. Tirai putih serupa awan terangkat, menampilkan sesosok wanita berpakaian minim. Serpihan putih berjatuhan menyambut langkah anggun si wanita yang mulai bersenandung. Satu per satu wanita lainnya keluar memamerkan kemolekan tubuh dalam balutan katun disertai jubah chiffon atau body stocking menerawang. Seksi namun jauh dari kesan seronok. Para tamu undangan tampak antusias melihat rancangan yang ditawarkan, berbeda dengan pria berambut raven bersama gaya emo-nya. Sejak tadi Sasuke hanya menatap bosan para gadis yang berlenggok dan berkedip nakal dari atas panggung. Iris kehitamannya mendelik malas kepada pria di samping. Berkat sahabat baiknya, ia terjebak pada haute couture yang kurang lazim. Jika bukan karena Kiba merengek minta ditemani, dapat dipastikan ia tidak akan berada di tempat dengan bau menyengat ini.
Sasuke mendecih melihat sang sahabat yang tengah kasmaran memberi kode kecupan berulang kali kepada si penyanyi kenamaan, memalukan. Menghela napas lelah, diperhatikannya jam yang melekat pada tangan. Sial, dia masih harus berada di sini kurang lebih 3 jam. Ingin sekali memejamkan mata namun mustahil. Bagaimana bisa ia terpejam dengan sorotan kamera yang turut mengarah kepadanya.
Perlahan cahaya lampu catwalk meredup seiring suara musik yang mengecil, seakan berakhir namun tidak. Bersamaan hentakan suara drum sang diva kembali bersenandung dengan nada tinggi. Seketika itu pulalah sorot lampu mengarah ke satu titik. Titik di mana seorang wanita bersurai keemasan dan bermanik sebiru lautan berdiri. Dengan senyuman menawan sang wanita berlenggak lenggok hanya mengenakan bra dan underwear putih diselingi oleh ornamen berbentuk paduan Lily dan Hibiscus putih yang menjalar mengeliling tubuh. Kedua tangannya memegang bagian bawah sayap besar yang menempel pada pundak sehingga membuat si gadis seperti burung yang siap terbang. Untuk sesaat ia melakukan gerakan seolah mengepakan sayap kepada si penyanyi sebelum bergaya di ujung panggung.
Sasuke berani bersumpah yang dia lihat saat ini bukanlah manusia. Wanita itu adalah bidadari. Kulit putih mulus tak bernoda dan bibir ceri merah menawan, sukses memenjarakan kedua bola mata onyx Sasuke. Ada perasaan aneh yang seketika timbul dalam dada pria itu. Tidak dapat dipungkiri, hatinya telah terpatri pada sang bidadari. Ya, Sasuke jatuh cinta pada pandangan pertama dengan bidadari bersurai pirang. Dia menginginkan sang bidadari menjadi miliknya, harus. Kedua bibir yang sejak tadi terlihat datar seketika terangkat membentuk lengkungan.
"You'll be mine sooner or later, my angel."
END
#Failed Drabble 〒_〒 (too many unimportant words)