PROLOG

13 5 4
                                    

"PUDARAN MEMORI"

Aku Terbangun dan berada di tempat yang sangat terasing bagiku. Cahaya terang menyilaukan mataku, dan ruangan serba Putih yang menyadarkanku bahwa aku berada di Rumah sakit


"Tapi mengapa?" Pikirku dalam Hati.

Aku tidak mengingat kejadian yang membuatku bisa masuk ke Rumah sakit, Bahkan Aku tidak bisa mengingat Apapun yang terjadi padaku, Aku hanya mengingat Namaku dan Kakakku Ardi

Dan Akupun yakin bahwa namaku adalah Rania.

Aku berusaha mengingat setiap memori dalam Otak, Tapi hanya berujung dengan Kehampaan dan Sebuah Tanda tanya Besar dalam diriku

Kubuka mataku agak melebar karena cahaya Rumah sakit sedikit membias dengan mataku.

Disana Terduduk seorang lelaki yang Kuyakini bahwa Ia adalah kakakku Ardi, yang sekarang bertatap mata dengannya dan sontak Bangun dari tempat duduknya dan menghapiri dimana Aku berbaring. Wajahnya nampak lelah dan Sayu, menandakan bahwa mungkin Ia telah menjaga Aku saat aku dalam Tidurku.

"Ra--Rania... Ka-kamu sadar?" Tanya kakakku sembari meneteskan Air mata yang sejak tadi sudah bergumul di pelupuk matanya.

"Kok Nangis sih kak, Tambah jelek tau." jawabku Lemah, hampir seperti bisikan

"Hehehe... Maaf Kakak Suka Baper orangnya." Jawab Kakakku lagi Sambil mengapus air matanya dengan kasar menggunakan Punggung tangannya.

Secuil Memori tiba tiba datang, dan membuat Aku sadar bahwa Aku hanya hidup dengan Kakakku, Tanpa orang Tua, Aku tak mengingatnya.

Aku Tidak bisa mengingat Apapun.

Sedikitpun.

Bahkan tempat Aku tinggal, Aku tak lagi mengingatnya.

Seakan Ingatanku Memudar bersama dengan waktu yang Ku habiskan Dirumah sakit ini, Entah berapa lama.

"Kaak.. Keenapa Aku gabisa inget siapapun selain kakak?" Tanyaku pelan namun pasti

"Iii-Ituu..." Kakakku menggantungkan jawabannya seakan Ia tak mau memberitahukan sebuah Rahasia besar yang mungkin mempengaruhi kehidupanku mendatang.

Namun belum sempat Aku menanyakannya lagi, Kepalaku seakan Dipukul menggunakan sebuah palu dengan sangat keras, Sakit sekali.

Aku memegang kepalaku berharap bahwa rasa sakitnya akan hilang, Aku hanya bisa menangis dan mengerang kesakitan, Kakakku Panik segera menekan tombol untuk memanggil Dokter dan berlari keluar Karena Dokter tak kunjung datang.

Aku hanya bisa memegang kepalaku sambil menangis dan mengerang karena Aku tak tahu Apa yang harus Aku lakukan.

Yang aku ingat semua Semu,

Bayangan Dokter masuk ke Kamarku.

Kakakku yang ingin masuk kedalam tapi dilarang.

Para suster yang memegangi ku sembari mengatakan sesuatu yang Aku tak bisa mendengarnya.

Lalu Kegelapan mengambil alih Diriku

dan

Semuanya Hening.

---------------------------------------------------------------------------

Haloo guys ((:

Ini cerita baru dari aku

Hope u guys like it :D

Vote

Comment

Share

Advice Pls?

Regard

ZAC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORABILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang