Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 17:00. Satu persatu orang kantor mulai bersiap-siap untuk pulang. Kulihat dari jauh Zidan masih asik dimejanya. Wajahnya tampak serius sekali. "Hmmm dia tampak tampan sekali ketika sedang serius begini" tanpa sadar aku bergumam pelan.
Aku dan dia sama sama orang yang paling akhir pulang. Alasan untuk pulang akhir baginya tentu karena kesibukannya yang luar biasa sebagai manajer. Sementara buatku, pulag akhir adalah pelarian akan kesepian.
Yah, aku memang kesepian bila pulang lebih awal dan mendapati rumah kosong.Aku dulu mempunyai anak dari suamiku, Prama, lima tahun yang lalu. Namun anakku meninggal ketika baru berusia seminggu. Sejak itu aku dan suamiku mulai sibuk dengan kerjaan masing-masing. Hubungan makin hambar dan bertemupun hanya dimalam hari. Kadang weekend aku habiskan dengan mengikuti kegiatanku bersama kawan-kawan. Mulai terasa bosan bila bercakap cakap dengan suamiku. Kadang malah muncul pertengkaran untuk hal yang kecil-kecil. Sejak itu, aku sudah tidak peduli dengan hubungan rumah tangga kami. Dijalani tanpa rasa, bilapun suamiku kelak berselingkuh dengan wanita lain, akupun tidak peduli. Mungkin hanya meminta bercerai baik-baik.
Aku sangat menyukai pekerjaanku sekarang. Ilmu yang menantang, dan kesempatan untuk maju dan berkembang membuatku tidak pernah merasa bosan apalagi berpikiran untuk pindah pekerjaan. Gaji yang kuperolehpun kurasa sudah lebih dari cukup. Apakah aku termasuk wanita yang terlalu cepat puas ataukah kehadiran bosku, Zidan, yang membuat aku makin betah disini.
Tiba-tiba tanpa kusadari, Zidan menghampiriku dan mengajak mengobrol. "Apa udah punya rencana weekend ini?"
Aku terperanjat akibat keasikan melamun."oh.. eh.. aku kaget!!", ujarku tanpa pikir panjang.
"oh, maaf mengagetkanmu", Zidan menjawab sambil tersenyum manis sekali.
"Ada apa?", jawabku ringan namun hatiku cukup tergetar bila dia tersenyum begitu.
"Kalau ga sibuk, aku punya dua tiket nonton. Harusnya aku nonton bersama istriku, tapi ada urusan keluarganya yang mengharuskan dia ke Semarang hari ini. Sayang banget tiketnya, kamu mau nonton, nemenin aku?" tanyanya dengan hati-hati.
"Hmm.. aku belum punya acara sih. Dan filemnya menarik..", jawabku setelah melirik filem apa yang akan ditonton.
"Aku ngomong dan ijin suamiku dulu ya... Biasanya sih dia gpp.. Karena kalau weeekend dia lebih suka tenggelam dengan hobi motornya" aku jawab sambil tertawa kecil.
"Okay deal. Let me know tomorrow ya..." Zidan tampak tersenyum girang kembali ke mejanya.
"Btw, see you tomorrow. Aku pulang ontime hari ini. agak capek.." Zidan berpamitan sambil menenteng tas kulit dibahu kanannya sambil melambaikan tangan ke arahku.
"See you tomorrow", ujarku senang.
Kuteruskan lamunanku. Sambil membayangkan betapa beda weekend besok dengan undangan nonton dari Zidan. Gak akan membosankan seperti biasanya. Aku ga perlu ijin dari Prama sesungguhnya. Cuma sekadar basa basi biar ga terkesan wanita murahan.. Lamunku sambil tersenyum. Prama tidak pernah ambil pusing aku kemana dan ngapain tiap weekend."Okay deh. Cukup untuk hari ini. Mending aku pulang awal jadi punya waktu untuk memikirkan pakaian apa yang pantas aku pake Sabtu besok." Aku bicara dengan diri sendiri..
![](https://img.wattpad.com/cover/98862086-288-k418182.jpg)