4. You Broke My Heart

21 6 38
                                    

Sebulan kemudian...

Baru kali ini, Lyra terbangun bukan karena alarm yang berbunyi sejak pukul 05.30. Ia terbangun karena mimpi yang baru saja membuat hatinya berbunga-bunga. Hari ini genap sebulan sejak percakapan dirinya dengan Fea. Dan ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah jatuh hati pada pesona sahabatnya yang bernama Matthew Alexander itu.

"Morning, sayang!" sapa Shinta ketika melihat putri pertamanya menuruni anak tangga.

"Morning too, ma! Yang lain kemana, kok sepi?" tanya Lyra ketika melihat pemandangan yang tidak biasa.

"Papamu udah berangkat dari jam 5. Kakakmu lagi jemput pacarnya sekalian nganter Cia. Baru 10 menit yang lalu mereka berangkat," jawab Shinta. Lyra melirik jam tangannya.

"Pantesan Cia udah dianterin, sekarang aja udah jam 6 lebih 15 menit," gumam Lyra.

"Trus yang nganter aku siapa, ma?" tanya Lyra.

"Ada nanti. Paling sebentar lagi dateng," jawab Shinta. Lyra hanya mengendikkan bahunya dan duduk untuk memulai sarapan paginya.

"Pagi, ma!" Sapa seseorang ketika baru saja Lyra selesai berdoa. Lyra langsung menoleh dan disanalah lelaki yang diimpikannya semalam berdiri.

"Pagi, Matthew. Sini ikut sarapan," ajak Shinta.

"Nggak usah, ma. Tadi udah sarapan di rumah. Aku nunggu Lyra aja," Lyra langsung mempercepat makannya setelah mendengar jawaban Matthew.

"Ayok berangkat," ucap Lyra pada lelaki yang sedang asik dengan ponselnya itu. Matthew langsung bangkit dan berjalan ke arah Lyra.

"Ma, Rara berangkat ya." Pamit Lyra sambil mencium punggung tangan wanita yang telah melahirkannya. Begitupun Matthew. Ia masih punya rasa sopan pada orang yang lebih tua darinya.

***

"Doain gue ya," ucap Matthew memecah atmosfer hening di mobilnya. Lyra yang tidak paham maksud Matthew langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya.

"Hari ini, gue mau nembak cewek yang gue suka. Lebih tepatnya, pulang sekolah."

Dunia serasa langsung berhenti berputar setelah Lyra mendengar ucapan Matthew barusan. Baru semalam ia bermimpi bahwa Matthew meminta dirinya sebagai kekasih hatinya, kini ia harus menghadapi kenyataan yang berbalik dari mimpinya.

"Pasti. Siapa cewek beruntung yang bisa ngisi kekosongan hati lo?" Kalau saja Matthew peka, lelaki itu pasti sadar bahwa ada nada kesedihan saat Lyra melontarkan perkataan itu.

"Reina."

Lyra kembali membeku mendengar nama itu. Nama perempuan yang menganggap dirinya sebagai musuh. Di hadapan sahabatnya, Reina akan bersikap baik dan ramah. Ditambah kecantikan wajahnya yang membuat para lelaki mengincar Reina untuk dijadikan kekasih. Sebaliknya, di saat Reina bertemu dengan Lyra yang sedang sendiri atau sedang berdua bersama Fea, Reina akan mengejek-ejek dan mengolok-olok Lyra. Lyra sendiri tidak tahu apa penyebabnya.

"Kok diem aja? Kenapa?" Tanya Matthew yang menyadari perubahan sikap Lyra.

"Eh? Nothing, I'm fine."

"I know you're not fine. Just tell me. What was wrong with you?" Matthew sudah mengerti jurus andalan kaum hawa untuk menyembunyikan perasaannya. Jadi, sulit bagi Lyra untuk berbohong pada Matthew.

"I'm seriously fine. Semoga Reina nerima lo," Lyra langsung keluar dari mobil Matthew sambil berlari menuju kelas. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis hari ini. Namun, air mata sialan itu tetap meluncur keluar dari tempatnya.

Boy friend or Boyfriend?Where stories live. Discover now