Part 1 -The Trouble-

7 0 0
                                    

Hari itu, hari dimana penempatan siswa di kelas baru, SMA Tunas Bangsa. Wajahnya tegang, seolah dalam diamnya, Zahra ingin bersama seseorang yang dikaguminya sejak kelas 10. Bersama sahabatnya, ia berjalan menuju ruang guru. Dari kejauhan, terlihat banyak siswa berkerumun di sekitar mading sekolah. Kebetulan, sketsa penempatan kelas yang akan ditempati setiap murid sudah di umumkan, melalui mading. Kemudian, dengan jinjit, Zahra berusaha melihat sketsa penempatan ruang kelas baru agar terlihat jelas, "permisi", ucapnya seolah memberi sapaan terhadap murid yang ada di depannya. Namun, ketika tepat ia melangkah, ia terhalang seorang murid laki-laki. Murid laki-laki itu cukup tinggi dari sebagian murid laki-laki lainnya. Ia hitam manis. Tak heran sebagian murid perempuan SMA Tunas Bangsa sangat mengaguminya. Oke kita lanjut ke cerita.. "Permisi..", namun murid laki-laki itu tak mau menghindar, lantas dengan lantang, Zahra berucap, "Hoi!! Permisi!!!!"
  Sahabatnya menepuk bahu, "Ra, ngapain sih teriak-teriak, ayo kita ke kelas dulu ajah, kalo udah sepi, kita kesini lagi."
  Zahra menengok ke arah sahabatnya yang tepat di belakangnya. "Tapi na, gue pengen liat tuh pengumuman."
  "Hmm, yaudah gue tungguin." , ucap Khasna.
Ketika Zahra berbalik arah, ia menabrak murid laki-laki tadi. Zahra menengok ke arah wajah murid laki-laki tersebut, lantas murid laki-laki itu menatap Zahra dengan tatapan yang..dingin. Zahra langsung menunduk.
  "Kalo jalan, usahain jangan nabrak mulu. Kasian orang yang lo tabrak.", ucap murid laki-laki itu, dingin.
   "Ya lo nya ajah ngapain disitu mulu, gue kan udah bilang permisi.", sahut Zahra, cuek.
   Murid laki-laki itu berjalan, tepat di samping Zahra, ia berucap, "karena, gue belum selesai baca."
   "Hehh! Lo kira yang baca tuh pengumuman tuh lo doang apa? Rese lo!!"
   Dari belakang, Khasna menepuk bahu Zahra, "Ra, cepetan ah, gak malu apa? Noh diliatin murid lain."
   "Iyaa bentar sih, na. Gue belum liat.."
   Tepat ketika Zahra membaca pengumuman, bel masuk berdentang.
    "Tuh kan bel nya bunyi, udah belom lo bacanya, ra?", sahut Khasna, panik.
    "Duhh belom, gimana ini?"
    "Yaudah sih nanti pas pulang ajah yaa, lagian kan sekarang masuk, paling nanti di dalem kelas juga bebas, mulai penempatannya juga kan nanti hari senin, sekarang baru sabtu, ra."
    "Ahh lu bisa ajah, kata siapa sekarang rabu, na?"
    "Kata bapak gue.."
    "Elahhh lu mah lagi panik juga masih sempet-sempetnya ngelawak.."
    "Hehee yaudah sih yuk ke kelas."
     "Ayolahh.."

***

Lama menanti, akhirnya bel pulang pun berdentang, "teng teng tengggg" -by the way, aya busway, itu suara bel atau mangkok mang ujang tukang bakso? Ko' lucu ya suaranya? *ehh

-yukk balik lagi ke cerita-

Murid-murid membereskan peralatan sekolahnya. Tak terkecuali Zahra dan Khasna.
Dengan raut wajah sendu, Khasna memasukan peralatan sekolahnya ke dalam tas. Zahra yang melihat raut wajah Khasna, heran. "Na? Lo kenapa? Raut wajah lo ko' sad -sedih- gituh?"
  Khasna terdiam, "Zahra, lo temen tergokil teraneh yang pernah gue milikin, bahkan gue udah nganggep lo satu-satunya sahabat gue. Suatu saat nanti kalo kita pisah kelas, lo jangan lupain gue yaa.. "
    "Lo ngomong apaan sih, na? Lo sahabat gue, mana mungkin gue lupain lo. Yang ada, gue ribet kalo gada lo. Hehee yukk ahh na, udah beres belum lu beres-beresnya? Gue gak sabar liat pengumuman itu, na."
    "Bukannya lo udah liat tuh pengumuman tadi siang yakk?"
    "Sedikit, hheheee"
    "Ahh lu mah, yukk lah.."

***

Tepat, ketika berada di depan papan pengumuman. Setelah membaca, mereka terdiam.
   Khasna tertunduk, "Pan bener kata gue juga, kita pisah, ra."
   Zahra terdiam.
   "Klo kita pisah, jangan lupain gue ya, ra?"
   "Na, kita cuma pisah kelas. Bukan pisah sekolah. Kita masih disekolah yang sama, bahkan kelas kita tetanggaan. ", ucap Zahra, menenangkan.
   "Lo besok, berangkatnya bareng gue kaga?"
   "Gue besok nganter cupcake pesenan bu Rohimah dulu, na. Gapapa kan?"
   " oke, nyantai, yuk kita pulang."
   "Yuk.."

Bersambung..
-next part :-)

DI BALIK SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang