Chap 2

39 2 0
                                    

Byur!

Marsha terbangun dengan air dingin yang menyapa permukaan wajahnya. Beberapa berkas laporannya basah karena air tersebut. "Fah! Anjir lo! Ini besok harus dikasih ke Pak Roy sat! Lo tau sendiri dia galaknya minta ampun!"Teriaknya menjauhkan dan menyelamatkan kertas-kertas lainnya yang hampir terkena.

"eh? Sorry-sorry Sha. Gak tau gue. Udah jam 6 lebih njir. Makanya gua kesini gara2 kakak lo suruh! Ini juga kakak lo yang nyuruh. Sumpah sorry."Afifah gelagapan saat mengetahui ini bersangkut pautan dengan guru galaknya.

"Ah bangke kakak gue emang."Marsha menepikannya. "Lo urus deh. Gua mau siap-siap dulu."Ujarnya lari ke kamar mandi.

10 menit kemudian.
Marsha sudah siap dengan buku-bukunya, pakaiannya, terkecuali dengan map di tangannya yang mengumpulkan berkas-berkas basahnya.

"Eh adik gue yang cantik dah bangun."Ucap seseorang muncul dari dapur. "Mampus telat kan lo."Dia tertawa keras.

"Bacot lu. Gara-gara lo nanti gue kena marah Pak Roy, nyet!"Marsha berucap dengan sangat sinis, dia mengambil beberapa potongan roti. Dan pergi meninggalkan kakaknya yang menertawai penderitaan adiknya.

"Eh bocil. Mau kemana lo?"Tanyanya berhenti tertawa.

"Ya kemana lagi lah. Gue mau berangkat."Afifah hanya mengekorinya.

"Ama gue."

"Ogah. Gue pake motor abang aja mending."

"Lah?? Motornya dibawa abang ke rumah temen ayah. Kocak!"

***
Marsha sudah pusing dengan tingkah laku rekan-rekannya yang tidak ingin membantunya.

"Lah itu kan tugas lo. Kok jadi minta bantuan kita sih?"Kata bendahara.

Lah itu tugas buat lo udah gue ambil alih juga. Anying emang.

"Ogah. Lo aja. Kan ketos."

Marsha hanya menggelengkan kepala pusing, guru tidak masuk kelas ribut. Kepala makin pusing. Banyak tugas OSIS yang belum dikerjakan karena ponselnya ilang. Ditambah kerjaan yang udah dikerjain semaleman ancur seketika tadi pagi. Sial banget hari ini dia.

Marsha tersentak ketika Afifah dan yang lainnya meneriakinya. "Eh Sha! Bengong aja lo! Ayo istirahat. Udah mau bel tuh!"Teriak Fadel dari pintu dengan kencang.

"Eh iya-iya. Lo semua duluan aja. Gue mau ngambil beberapa barang dulu."Mengerti maksud Marsha semua pergi, terkecuali dengan Fadil yang menunggunya di depan.

"Lo kenapa masih disini? Sana kekantin duluan!"Ucap Marsha mengambil beberapa buku coretannya yang diambil dari loker OSIS.

"Ayo. Sini gue bantu bawa barang-barang lo itu."Ucap Fadil jalan lebih dahulu ke ruangan OSIS.

***
Fadil membantu membawa laptop dan beberapa map ke kantin, melihat teman-temannya yang sedang tertawa lega di depan warung bakso langganan.
"Lah,lo ngapain bawa laptop ke kantin dil?"Tanya Gisel masih tertawa.

Azzahra membantu meletakan barang-barang tersebut. "Ah berat banget."Fadil merenggangkan tangannya. "Heh! Lo gimana sih, anggota OSIS juga bukannya bantu temen lagi susah."

"Maksud lo apa sih dil?"Tanya Fadel masih mengunyah makanannya.

"Itu Marsha lagi kena omel Pak Roy anjir. Lo malah enak-enakan disini."Fadil duduk menatap Fadel tajam.

"Lah kenapa diomelin? Kok gue gak dipanggil sih?"

"Mana gue tau. Gue denger laporan belum dikumpulin atau apalah itu."

"Hah? Bukannya dia bilang udah kelar ya semalem."Fadel kaget tidak karuan.

"Basah gara-gara gue."Ujar Afifah sedikit takut. "Kakaknya nyuruh gue bagunin dia pake air dingin. Nah dia naroh berkas-berkasnya di bawah selimut. Otomatis kena."Ucap Afifah menjelaskan.

Ketos And KakelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang