Dua

43 7 4
                                    

  Panas matahari seakan mau membakar tubuh Kana. Kana cepat cepat melangkah ingin cepat sampai rumah agar matahari tidak membakarnya lebih lagi, atau tubuhnya akan gosong terkena panasnya sang surya itu.

   Membayangkan kipas angin atau AC yang berada di kamarnya membuat Kana semakin semangat melangkahkan kakinya ke rumah yang sekarang hanya berjarak 10 langkah lagi. Belum lagi Pr Matematika nya yang menumpuk.

Kalau di lihat-lihat perempuan yang cerewet seperti Kana ini, termasuk dalam kategori cantik nan manis, rambut nya terurai panjang sebahu dengan bagian bawah bergelombang, dilengkapi dengan bandana berwarna-warni setiap hari, tampak membuatnya semakin manis.

Akhirnya Kana sampai di rumah nya. Tanpa melepaskan sepatunya ia merebahkan dirinya dikasur membentuk bintang besar, menatap langit-langit sambil membayangkan kejadian di sekolah tadi.
  
Di rumah Kana tinggal bersama ibunya saja. Ibunya bekerja sebagai penyiar radio dan akan pulang larut malam. Ayahnya bekerja di luar kota, seminggu sekali ayahnya menjenguk Kana dan Ibunya. Memberi uang saku.

Mengingat saat Revan menyapanya dan meminta ID Line. Itu seperti mimpi di siang bolong. Rasa aneh datang tiba tiba kepadanya. Jantung berdetak dua kali lebih cepat dan seperti banyak kupu kupu beterbangan di didalam perutnya.

Tunggu? Apakah ini yang dinamakan CINTA? Entahlah Kana juga tidak tau. Lagipula dia bukan pakar cinta. Kana juga belum pernah merasakan jatuh cinta.

  Dari pada memikirkan begitu, mending kana mengerjakan Pr MTK segunung itu. Kana segera beranjak mengerjakan Pr nya.

  Cting
  Cting
  Cting

Hp nya menyala-nyala menandakan ada pesan masuk. Membuat Kana mengalihkan pandangannya ke hp.

***
Revan: Hai :) ganggu gak nih?

Whatttt!!! Revan nge Line, omaigat! Batin Kana senang.

Kana: Hai :) lagi ngerjain Pr MTK.
  
  Tak lama kemudian Revan membalas.

Cting.

Revan: wah rajin ya anak IPA-2.

Kana: biasa aja kok, takut gak selesai aja, kalo kena hukum bu Rena berabe bisa.

Revan: wah bu Rena mah serem kayak gorilla. Hahaha

  Kana tertawa membacanya.

Kana: Hush gak boleh ngomongin orang Rev.

Revan: wkwkwk iya deh. Selesain aja deh pr nya. Aku ganggu kayaknya. Bye. Luv.:*

Kana: enggak kok. Oke bye Revan :)

***
Kana senyum-senyum sendiri ketika Revan menge-chat nya dan kalimat terkahir Revan "Luv" aaa sukses membuat Kana baper tingkat dewa. Jantungnya seakan mau meledak.

Curhat ke Val ah besok. Pasti dia seneng melihat Kana nya ini di chat sama Revan.

Andai Kana tau yang sebenarnya, kenyataan bahwa Val menyayangi dan mencintainya layaknya laki-laki kepada perempuan, bukan sahabat kepada sahabatnya yang lain. Tapi ini belum saatnya. Perjalanan cinta Kana belum berakhir.

***
Jam 11 malam akhirnya Kana selesai mengerjakan PR MTK nya yang menumpuk.

Kana bernapas lega membereskan buku bukunya kedalam tas. Bersiap untuk berlarut ke alam mimpi.

Selesai membereskan buku. Kana merebahkan dirinya ke tempat tidur bernuansa biru laut-warna kesukaan Kana. Mematikan lampu kamar dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.

Hingga Kana larut ke alam mimpi.

***

Matahari pagi mulai menusuk nusuk badan Kana dari luar jendela. Ayam berkokok membangunkan semua orang dari alam mimpi. Burung burung berkicau menambah kesan pagi yang khas. Daun-daun mulai meneteskan embun sisa tadi malam.

Membuat Kana menggeliat dibalik selimutnya, dan menutup kupingnya dengan bantal. Sementara jam beker nya sudah berbunyi dari tadi menunjukkan pukul setengah enam pagi.

Dengan malas-malasan Kana bangun dari tempat tidur kesayangannya itu, berlangkah gontai mengambil handuk. Bergegas segera mandi.

Setelah selesai mandi dan memakai baju Kana menyisir rambut, memakai bandana bewarna ungu muda. Tampak manis sekali. Menggait tas dan turun ke bawah, menuju meja makan. Terlihat Mamanya sedang menyiapkan sarapan hari ini.

"Selamat pagi Kana." Sapa Mamanya sambil tersenyum.

"Pagi, Ma." Jawab Kana pendek.
Kana menyantap roti isi dan meminum susunya cepat-cepat, takut terlambat.

Setelah sarapan ia pamit kepada Mamanya. Kana sekolah naik angkutan umum. Kalau tidak cepat-cepat angkutan umum akan penuh sesak.

Kana segera menaiki angkot, menuju sekolahnya--sekolah SMA WijayaKusuma.

Kana menginjakkan kaki di sekolahnya dengan tersenyum. Melangkah cepat-cepat takut terlambat.

"Hai, kana." Sapa seseorang. Kana mendongak dan mendapatkan Revan tersenyum padanya.

"Hai Rev," Balas Kana balik tersenyum.

"5 menit lagi masuk loh, lo gak bergegas?" Ingat Revan. Membuat Kana mengingat apa yang membuatnya terburu-buru seperti tadi.

"Oh iya! Duluan ya Rev," Kana menepuk dahinya sambil berlari terburu buru.

"Biasa nya telat," Sindir Val ketika Kana menduduki tempat duduk nya.

"Ye, lo pikir gue telat tiap hari." Kana balas mencibir.

"Lo percaya gak? Tadi malem Revan LINE gue!! Seneng banget gue jir!" Celoteh Kana dengan mata berbinar binar.

"Abistu dia bilang luv ke gua!!" Lanjut Kana.

Val bergeming.

"Val?" Tanya Kana.

"Hm. Selamat ya" Val mencoba tersenyum. Dan dibalas dengan senyum Kana.

"Makasih. Lo emang temen paling baik gue Val."

Teman

Val tersenyum miris dan mencoba menahan rasa cemburu nya.  Toh dia hanya teman Kana tidak lebih.

Jangan terlalu berharap nanti terjatuh.

Val teringat quotes tersebut yang ia baca di buku tentang quotes kemarin.

Sakit ya cinta tapi tidak bisa memiliki, batin Val.

Lamunan Val pecah ketika mendengar guru IPA nya masuk dengan salam menggelegar seantero kelas.

"Selamat pagi semuanya."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang