Dua Puluh Lima

41 4 1
                                    

Rindu,
dengan sebilah sabit yang biasa kujumpai di pagi hari
juga hitam yang biasa menyapa biru.

Rindu,
bertemu di persimpangan malam menuju pagi
lalu bertukar kabar saat mentari masih malu-malu menyapa

Rindu,
mendengar petikan gitarmu di tengah hari
juga senandungmu kala langit mendung

Rindu,
dengan candaanmu
juga caramu tertawa dengan mata nyaris terpejam

Rindu,
menanti Minggu sore
dengan tangan tertaut menghampiri senja yang berhias pelangi,
sambil melepas rasa

Rindu,
dengan 25 yang bewarna merah

Sebab hanya hari itu,
aku bisa memelukmu sebagai teman
juga mendekapmu sebatas sahabat

14 Februari 2017

DULLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang