Ini Hidup Siapa

20 3 0
                                    

(I)

  "Ini hidupmu."

Ini hidupku.
Sukaku.
Dukaku.
Inginku.

Bukan kamu,
mereka,
kalian.  

(II)

  "Lihat itu!"

Siapa maksudmu?
Mereka yang duduk di kursi
kebesarannya?

Mereka yang mengemis di
pinggir jalan?

atau malah,

bunga matahari yang tampak
melayu itu?  

(III)

  "Kamu harus seperti ini!"

Ck, beberapa waktu lalu dia
berkata ini hidupmu.
Lalu sekarang memaksaku untuk
ini dan itu.

"Tidak mau!"

aku berteriak menolak, di dalam
hati.  

(IV)

  "Mau jadi apa?"

Apapun, asal aku suka.

aku ingin pergi ke sana

melancong,

berkenalan,

berjabatan tangan,

bertukar kisah menarik.  

(V)

  "Pembakang! Pemberontak!
Kurang ajar!"

Kalian pasti akan berteriak
seperti itu, 'kan?

Maka dari itu, aku simpan semua
sendiri.  

(VI)

  "Aku bahagia bila melihatmu
bahagia."

Omong kosong!
Terasa seperti madu, tetapi
akibatnya lebih bahaya dari
racun.

Memangnya kalian tahu apa soal
bahagia!

(VII)

 Sebetulnya, bahagia setiap orang
berbeda. Menurutku agak
bohong, tentang mereka yang
bahagia melihatku bahagia.

Dan lagi,
senyum,
tawa,
belum bisa menjadi makna
bahagia yang sesungguhnya.

Dan tangis juga bukan selalu
tentang luka.  


(VIII)

"Ini demi kebaikanmu."

Kalimat pamungkas untuk
meyakinkan hati belia yang kalut.
Pemuda sepertiku yang terlalu
naif menerimanya dengan suka
hati.

Pikirku, "ah, tetua tidak pernah
salah!"

Meski ragu aku melangkah,
meninggalkan angan juga asa.

(IX)

  "Kamu sampai."

"Terimakasih."

"Kenapa sedih?"

"Entah."

Karenamu! Siapa lagi memang?
Ah, bukan.
Salahku.
Ya, salahku.
Ini salahku  

(X)

  Akhirnya aku sadar,
melakukan sesuatu yang dicintai
rasanya akan berbeda dengan
melakukan untuk orang yang
dicintai.

Mana yang lebih
membahagiakan?

Tergantung.

Di mana dan saat kapan
jantungmu berdebar begitu
hebat.
Hanya kamu yang tahu.

Lalu punyaku?
Entahlah, tidak ada yang peduli
juga.  

elfriedee,

10 Juni 2017

Full version: https://steller.co/s/74MpaF4uWE6

DULLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang