"Xena berangkat dulu yah mah" ucap Xena sambil menyalimi tangan Lena mamahnya.
"Iya, kamu hati-hati dijalan ya--"
"Oke mah!"
Xena pun berjalan menuju pekarangan rumahnya, dimana mobil sport merahnya terparkir.Xena Alicia-- atau yang sering dipanggil Xena, seorang gadis berwajah cantik, berparas manis, berbadan laxing, berperawakan sedang. Siapapun yang melihatnya akan menaruh hati padanya. Namun sikap Xena yang bisa dibilang luar biasa cuek dan jutek membuat orang enggan mendekatinya. Tapi-- dibalik sikapnya yang luar biasa cuek dan jutek, Xena merupakan orang yang baik hati, pengertian, dan penyimpan rahasia yang aman.
Allena Alicia adalah ibunya Xena yang merupakan salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Apapun yang Xena inginkan Lena akan mengabulkannya. Lena sangat sayang terhadap Xena, ia sangat takut kehilangan Xena.Sebuah mobil sport merah melesat memasuki halaman sekolah SMA Pancasila, dan terparkir rapi diparkiran khusus siswa dan sisiwi. Setelah memarkirkan mobilnya Xena pun turun dari mobilnya. Xena berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelas XI-IPA-1, kelasnya.
"Xena!!!" suara cempreng yang memekakkan telinga itu memanggil namanya. Yah-- siapa lagi kalau bukan Ale sahabatnya. Xena mempunyai tiga orang sahabat yang teramat sangat baik dan pengertian padanya. Yang paling tomboy diantara mereka adalah Aletta Zahra atau yang sering dipanggil Ale. Walaupun Ale itu tomboy tapi ia merupakan orang yang suka memperhatikan orang yang disayangnya dari jauh, seperti sahabat-sahabatnya. Orang yang paling bijak diantara mereka adalah Crystall Albert atau yang sering dipanggil Crystall. Crystall merupakan blasteran Inggris - Indonesia yang baru pindah ke Indonesia empat tahun yang lalu ke Indonesia. Matanya yang hazel membuat orang ingin berlama-lama memandangnya. Sejak crystall pindah ke Indonesia orang tuanya bekerja sama dengan Lena, saat itu bahasa Iggris Xena masih berantakan, namun crystall dapat memahaminya, sejak saat itu mereka mulai akrab sampai sekarang. Dan-- yang paling ribet adalah Alice Angelita atau yang sering dipanggil Alice. Alice adalah orang yang paling rempong, biasanya kalau mereka lagi hangout ke cafe Alice selalu datang yang terakhir. Tapi-- Alice adalah orang yang susah ditebak, ia selalu bisa menutupi air matanya dengan senyumannya yang mempesona.
"Apa sih le? Lo gak usah teriak gue denger kok!" protes Xena.
"Ye... Gitu aja lo ngamuk! Eh-- by the way lo udah gak ngerjain PR Fisika?" tanya Ale.
"Udah" jawab Xena singkat sambil memasuki kelasnya dan menuju kursinya. Xena meletakkan tasnya dan mengambil buku latuhan Fisikanya.
"Nih..." ucap Xena sambil menyerahkan bukunya kepada Ale.
"Lo ngerti banget sama gue Xen!" ucap Ale dengan nada yang terharu.
"LEBAY!" jawab Xena sewot.
Ale hanya terkekeh mendengar ucapan Xena dan kembali menuju kursinya. Tak lama kemudian Crystall dan Alice memasuki kelas dengan tergesa-gesa.
"Pasti belum ngerjain PR" batin Xena.
"Lo udah ngerjain PR Fisika belum Xen?" tanya Alice dengan nafas yang terengah-engah.
"Tuh kan bener!" batin Xena membenarkan tebakannya tadi.
"Udah kok, tuh sama Ale" jawab Xena sambil melirik Ale mengisyaratkan bukunya ada pada Ale.
"Bagi dong le!" ucap Crystall yang berusaha merebut buku Xena dari Ale.
"Nih-- gue juga udah selesai kok" jawab Ale."Ehem..." suara seseorang yang sangat familiar berdehem untuk mengisyaratkan mereka agar diam. Siapa lagi kalau bukan pak Lintang! Guru terkiller di SMA Pancasila itu sekaligus mengajar Fisika dikelas mereka. Kelas yang tadinya ribut bagaikan menonton pertandingan sepak bola kesayangan mereka mendadak menjadi hening seketika seperti kuburan.
"Selamat pagi anak-anak..." sapa guru killer itu.
"Pagi pak--" jawab anak-anak kelas XI-IPA-1 serempak.
"Kumpulkan tugas kalian!" Perintah guru Fisika itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Alone
Romance"Disaat tak ada lagi harapan kau datang memberiku harapan" Xena, gadis yang mempunyai segalanya, apapun yang ia inginkan ibunya, Alenna akan mengabulkannya. Tapi apakah Xena bahagia dengan semua itu? dimanakah ayahnya berada? apakah cinta mampu men...