Prolog

1.3K 67 14
                                    

"OI SIPIT! Kita taruhan! Kalau di tes final rankingku di atas kamu, kamu harus pakai kostum maid dan jadi pembantuku selama sebulan!"

"Boleh saja. Tapi kalau aku yang menang, hidungmu akan kujejali kaos kaki kotor yang sengaja kusimpan di keranjang cucian selama 40 hari, gimana?"

~0~

Desyca serasa menyesal telah mengucapkan taruhan itu. Jika bukan karena ucapan si Sipit Kampret yang terlampau pedas itu, Desyca tidak mungkin ceroboh mengucapkan taruhan yang akan mengancam nyawanya. Dan pasti sekarang ini dia tidak perlu menjadi bahan bulian atau mungkin jadi kacung-kacungannya Dirga. Ini semua gara-gara Dirga!

Jadi kejadian ini terjadi sore hari, sata mereka semua sedang belajar dengan seriusnya....

"Des, ambilin minum," perintah Dirga masih fokus pada bukunya. Sedangkan Desyca mengangkat kepala dan mendelik ke arah Dirga.

"Dipikir kamu siapa main perintah?!" protes Desyca kemudian kembali fokus ke bukunya. Dan kali ini Dirgalah yang mengangkat kepala.

"Oh, atau begini saja. Kau menuruti segala keinginan dan perintahku, dan jika di tes final nilaimu lebih rendah dariku kau tidak perlu kujejali kaos kaki yang sengaja kusimpan selama 40 hari itu. Gimana?" tawar Dirga. Sebenarnya bukan apa-apa. Dia hanya ingin cewek yang duduk dua meter darinya itu menderita. Persis seperti saat semua wanita membuatnya menderita.

Tawaran yang menarik..., batin Desyca sambil manggut-manggut. Namun sedetik kemudian dia menggeleng keras.

Tapi itu berarti aku harus menjadi kacungnya selama masa karantina, dong?! Nggak mau, ah! Batin Desyca lagi. Berusaha menimbang-nimbang keputusannya.

Tapi kalau nggak setuju, berarti paru-paruku taruhannya! Dan itu bisa menyebabkan kematian! Nggak! Nggak boleh mati gara-gara Sipit Kampret ini! Desyca tersenyum penuh kemenangan kemudian kembali manggut-manggut.

"Ehm.... Tapi jika nilaimu yang rendah nantinya kau tetap melaksanakan taruhan awal kita, kan?" tanya Desyca ragu. Dirga menoleh, lalu berdecak.

"Tentu saja! Aku akan melaksanakan taruhan awal kita berdua," ucap Dirga meyakinkan. Sejenak Desyca kembali berfikir. Dan akhirnya dia mengangguk mantap.

"Baiklah, aku terima tawaranmu," ucap Desyca mantap. Seringai muncul di wajah Dirga. Sedangkan Bejo yang menyaksikan taruhan 'lagi' di ruang 304 itu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan Juna yang sibuk dengan pspnya dan Reihan yang sibuk dengan hpnya.

o0o

Hai semua....

Ini author. Kenapa thor bikin fanfic ini? Karena kemarin author baca fanfic di wattpad juga, tokohnya di 304th Study Room juga. Dan terinspirasilah thor membuat fanfic ini....

Sejujurnya masih banyak cerita yang thor tulis. Tapi berhubung otak thor ini ke enceran, saking encernya sampe hitung akar 125 aja salah, jadilah inspirasi datang darimana-mana dan menjejali otak thor yang kecil ini. 

Jadi, happy reading aja ya.... Semoga cerita thor yang ini banyak yang suka.... :)

Salam manis kecup dan peluk,

Hana-Chan

Dag, Dig, Dug, Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang