[1]

1K 49 12
                                    

Desyca melangkah gontai menuju ke ruang 304. Ruang yang menjadi saksi "taruhan" keduanya dengan Dirga. Dan karena hal itulah dia malas untuk ke ruangan hari ini.

"Dek Desyca!" panggilan itu menghentikan langkah Desyca. Panggilan yang sangat familiar dari bule medok yang saat ini menjabat sebagai ketua di tim OSN fisika.

Desyca menoleh. Didapatinya Bejo yang berjalan kearahnya dengan senyum mengembang. Senyum yang selalu dipuja dalam diam oleh Desyca.

"Mau ke ruangan, kan? Bareng mas, yuk!" ajak Bejo. Desyca mengangguk cepat. 

Bejo kembali melangkah diiringi Desyca
di sampingnya. Mereka berdua asyik bertukar cerita satu sama lain. Sampai satu topik membuat Desyca gerah.

"Dek Desyca kenapa mau sih diajakin taruhan sama Dek Dirga?" tanya Bejo sambil menatap Desyca. Sedangkan Desyca kembali terlihat kesal karena ditanya perihal taruhan itu lagi.

"Ya Desyca nggak mau aja, mas, Dirga mandang rendah sama cewek! Dikira cuma cowok aja yang bisa Fisika?! Desyca bakalan buktiin kalo cewek itu pantas buat ikut OSN!" jelas Desyca bersemangat. Bejo tersenyum lebar. 

"Iya, Desk Desyca emang pejuang perempuan, ya?" ujar Bejo sambil mengacak lembut rambut Desyca. Pipi Desyca bersemu merah.

Desyca juga merjuangin Mas Bejo, kok.... ucap Desyca hanya dalam hati.

Pintu ruang 304 sudah terlihat. Namun sosok yang berdiri di samping pintu bak penjaga pintu itu membuat Desyca kembali berwajah lesu.

"Loh, Dek Dirga? Kenapa di luar? Sebentar lagi Laoshi sama Pak Zam kan masuk," ucap Bejo berjalan lebih cepat meninggalkan Desyca di belakang. 

"Cuma cari angin, mas," jawab Dirga santai.

"Yowis. Kalo gitu mas masuk duluan, ya?" ucap Bejo kemudian masuk ke dalam ruangan. Buru-buru Desyca menyusul Bejo. Namun tangannya ditahan oleh Dirga.

"Dirga laper. Belikan kue," ucap Dirga pendek. Namun langsung membuat Desyca kesal.

"Dirga, kan lima belas menit lagi Laoshi sama Pak Zam masuk. Nanti kalo Desyca beliin Dirga kue, Desyca bakalan telat masuk. Nanti Desyca dihukum sama Laoshi. Dirga tahu, kan, Laoshi itu kejam  banget!" ucap Desyca memelas. Namun Dirga malah mendelik. 

"Lima belas hari lagi siapkan hidungmu," uajr Dirga kemudian berbalik, hendak masuk. Namun dengan segera, Desyca mencengkram lengan rekan se-timnya itu. Dirga tersenyum penuh kemenangan. Namun sedetik kemudian dia lenyapkan senyum itu dan berbalik menatap Desyca.

"Iya, deh. Iya. Desyca beliin. Bodo amat deh kalo nanti telat. Daripada nyawa Desyca jadi taruhannya. Ya udah, Desyca beli dulu, ya, Dirga!" ucap Desyca kemudian berlari ke arah lift untuk menuju ke lantai satu tempat toko kue itu berada.

"Loh? Dek Dirga? Dek Desyca mana?" tanya Bejo yang tahu-tahu sudah ada di belakang Dirga. Dirga menoleh.

"Dirga suruh beli kue tadi di lantai bawah," jawab Dirga santai sambil mengangkat bahu. Bejo tercengang.

"Dek Dirga?! Toko kue itu kan ada di lantai dasar! Lima belas menit lagi Laoshi sampai. Padahal buat sampai ke sana butuh waktu sepuluh menit! Belum lagi kalau antri. Terus nanti baliknya ke sini. Dan kamu suruh Desyca beli kue di sisa waktu yang tinggal segini?! Edan kamu, dek!" umpat Bejo kemudian langsung melesat pergi menyusul Desyca. 

Dirga menatap punggung Bejo yang berlari menjauh, mengejar Desyca. Sesaat Dirga hanya terdiam. Namun detik berikutnya dia hanya mengangkat bahu seakan tak peduli, kemudian berbalik dan masuk ke dalam ruangan. Satu mata pisau mengiris hatinya.

o0o

Desyca berlari keluar dari lift. Toko kue itu tak jauh dari lift. Jadi dia tak perlu lama-lama untuk sampai ke sana.

Sampai di dalam toko kue itu, Desyca segera menghampiri meja pemesanan.

"Mau pesan apa, mbak?" tanya mbak-mbak penjaga meja itu pada Desyca. Desyca mematung. Dia lupa menanyakan pesanan Dirga!

"Ehm... apa, ya? Dirga sukanya apa, ya?" gumamnya sambil berfikir. Sedangkan waktu yang dimilikinya pun tinggal sedikit sekali.

"Mau pesan apa, mbak?" tanya penjaga meja itu lagi. Sedangkan Desyca semakin ketir-ketir mengingat tak tahu apa kue kesukaan Dirga.

"Red Velvet satu, mbak," suara itu.... Desyca mendongak. Didapatinya Bejo dengan keringat yang menetes dari pelipisnya.

"Mas Bejo?!" pekik Desyca keras. Semua mata yang ada di dalam ruangan itu menatapnya. Desyca hanya menelan ludah sambil melirik ke seisi toko. Setelah semua mata kembali kepada kesibukannya masing-masing, Desyca kembali melirik Bejo.

"Mas Bejo ngapain di sini?" tanya Desyca berbisik. Bejo menoleh padanya dan tersenyum.

"Ngejar Dek Desyca. Soalnya ini udah mau masuk. Kasihan nanti kalau terlambat dihukum sama Laoshi. Ya mending kalau mau dihukum sama Mas aja. Biar ada temennya," ucap Bejo. 

Obrolan mereka berdua terputus ketika penjaga meja pesanan itu menyerahkan satu kardus berisi kue Red Velvet pesanan Dirga.

Setelah membayar kue itu, mereka segera meninggalkan toko itu dan kembali ke ruang 304. Selama perjalanan kembali, mereka hanya diam. Saling memikirkan keselamatan mereka di tangan Laoshi nanti.

Sesampainya di depan pintu ruang 304, Bejo mengetuk pintunya. Baru ketukan pertama, pintu langsung dibuka. Dan nampaklah wajah oriental berambut pirang di sana. Orang yang menentukan nasib mereka berdua. Arya Adjie Lidardjo. Eh, Laoshi Yanjie.

"Kalian darimana saja?" tanya Yanjie sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Bejo dan Desyca hanya menunduk dalam-dalam.

"Itu, Laoshi, tadi saya dan Dek Desyca habis membelikan pesanan Dek Dirga. Katanya Dek Dirga lapar," jawab Bejo pelan. Yanjie mengangguk-angguk mengerti.

"Kalau begitu kamu dan Desyca setelah ini membersihkan ruang ini setelah jam belajar habis," jelas Yanjie kemudian membalikkan badan.

"Iya, Laoshi."

~To Be Continue

Hay, hay....

ini author lagi....

Fic ini lama banget, ya, updatenya?

Kenapa?

Karena,,,, thor sibuk. Udah masuk musim ujian. Thor harus lebih sering-sering belajar. Tadi penerimaan raport MID semester dan nilai thor turun.... Menyedihkan,,,,

Thor juga masih punya project novel yang harus diselesaikan dan dikirim ke penerbit....

Tapi thor bakal sempet-sempetin buat bikin ini fic. Kenapa? Karena dari komentar di eps Prolog kemarin, sepertinya banyak yang suka fic ini, ya? Makasih sebelumnya.... Terhura saya,,,, :')

Btw, thor ga taun kapan update lagi. Jadi tunggu aja, ya. Kebetulan hp thor habis ilang, :') Jadi thor musti ke warnet. Dan hari ini baru sempet.

Makasih buat yang selalu nungguin fic ini update, semoga kalian suka ya,,,,

salam kecup peluk,

Hana-Chan

Dag, Dig, Dug, Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang