Saat itu

2 0 0
                                    

"Kak Dero. Sering-sering telpon gw ya"
"Iyaak adekku sayaang. Jangan pacaran mulu lo, hehe"
"Iyaa lah kak, tenang ajaa"

Pamit Dero kepada adiknya sambil mencium ujung keningnya.

"Dhiraa, yuk sayang. Kakakmu sudah harus masuk ke pesawat"

Mamah menengahi kedua anak kesayangannya yang sedang memupuk rindu.

Dero, seorang anak laki-laki pertama yang melanjutkan study-nya di luar negeri.  Ini kemauan Dero, bukan paksaan dari orang tuanya. Menurut Dero, berada di negeri asing membuatnya bisa belajar hidup mandiri tanpa ketergantungan.

Malamnya, keluarga pak Rudy menghabiskan makan malam bersama diruang makan.

Kriing kriing

"Biar mamah aja yang angkat"

- - -
"Halo, betul ini rumah dari saudara Dero?"
"Iyaa betul pak, ada apa?"
"Maaf bu, saya dari pihak maskapai ingin memberitahukan bahwa pesawat yang ditumpangi saudara Dero mengalami kecelakaan yang mengakibatkan seluruh penumpang dan awak pesawat meninggal. "

Saat kehilangan itu datang
Maka aku hanya bisa menerimanya
Menerimanya dengan hati sedih dan pilu
Berharap kehilangan ini akan terisi dengan sesuatu sebagai penggantinya
Kehilangan dirimu, aku harap adalah kehilangan terakhir yang aku alami
Aku tak ingin merasakan kehilangan lagi
Bahkan jika harus ada kehilangan lagi, semoga itu adalah kehilangan diriku

...............

Haaiiiii, part pertama selesai. Ini baru pembuka cerita. Silahkan bisa dikritisi atau memberi saran.

#SalamKece

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet CookiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang