Pada suatu masa Joseon, energi matahari dikatakan melemah. Awan tebal menutupi matahari, membawa kekeringan dan wabah. Rakyat menderita dan keluarga kerajaan hampir kehilangan kemuliaan mereka.
Untuk itu pendeta Tao istana, Choi Hyun Seo, memanjatkan doa pada langit. Memohon pada dewa-dewa untuk mengirimkan matahari agar membuat negeri damai dan sejahtera.
Ratu In Sun memanggil Hyun Seo ke kediamannya karena ia bermimpi aneh. Ia bermimpi burung Vermiliion (makhluk mitos) hitam datang ke rahimnya semalam. Itu mimpi tentang kehamilan, bukan? Tanya Ratu penuh harap.
Tapi Hyun Seo tampak waspada mendengar mimpi tersebut. Ratu berkata burung itu sangat besar hingga menutupi langit. Begitu burung itu lewat, langit yang terang benderang langsuung menjadi gelap. Melihat ekspresi Hyun Seo, Ratu bertanya ada apa. Tapi Hyun Seo tidak mengatakan apapun.
Memang Ratu sampai sekarang belum berhasil hamil. Dan itu menjadi bahan gunjingan di istana. Termasuk di divisi kedukunan. Divisi dukun iri karena Ibu Suri menganakemaskan divisi ritual (Tao) yang dipimpin Hyun Seo. Akibatnya divisi dukun sering diabaikan.
Seorang dukun muda bernama Hae Ran tiba-tiba berdiri dan melihat ke langit. Sepertinya ini bukan pertama kalinya karena teman-temannya langsung menghentikan kegiatan mereka dan melihat Hae Ran dengan penuh rasa ingin tahu.
Ibu Suri menegur Raja dan Ratu karena telah lebih dari lima tahun mereka menikah, mereka belum juga dikaruniai keturunan. Ia bahkan bertanya-tanya mengenai jadwal tidur bersama Raja dan Ratu. Memastikan ke mana mereka harus menghadap dan posisi apa yang harus mereka lakukan.
Raja nampak tertekan tapi ia tidak mengatakan apapun…sampai pada Ibu Suri berkata akan melihat sendiri Raja dan Ratu pada malam mereka tidur bersama. Bukan hanya dirinya dan para kasim, para tabib istana pun akan diharuskan hadir. Ia harus melihat sendiri apa masalahnya.
Raja meminta Ibu Suri menghentikan ini. Karena Ibu Suri bersikap seperti ini maka orang-orang mengatainya sebagai raja boneka. Sebenarnya siapa Raja di negeri ini?
Ibu Suri marah dan mengingatkan apa yang sudah dilakukannya dan penderitaan apa yang harus ditanggungnya demi membuat Raja duduk di atas tahta. Raja berkata semua itu bukan untuknya tapi untuk Ibu Suri sendiri. Raja pergi dengan kesal. Ratu yang tak berani mengatakan apapun sejak tadi, cepat-cepat menyusul suaminya.
Ibu Suri memerintahkan kasim memanggil Dukun Hong Joo. Kasim tersentak kaget tapi ia melakukan perintah Ibu Suri. Ia pergi ke hutan tempat dukun Hong Joo tinggal.
Meski di depan Ibu Suri, Raja berkata demikian, Raja tidak bisa menolak ketika dalam rapat istana Ibu Suri ikut campur. Bahkan ketika Ibu Suri membuat keputusan sendiri, Raja terpaksa menurutinya.
Saat berlangsung rapat, tiba-tiba pintu dibuka dan seorang wanita masuk. Para menteri menegurnya. Tapi Ibu Suri keluar dari tempatnya dan menyambut wanita itu. Ia berkata ia yang memanggil wanita tersebut. Dukun Hong Joo.
Ibu Suri menyambut kedatangan Dukun Hong Joo dengan hangat. Jelas Hong Joo pernah menjadi dukun istana. Ia sudah tahu kenapa ia dipanggil. Ia meminta Ibu Suri tidak khawatir karena ia akan memastikan Ibu Suri menimang Putera Mahkota. Ibu Suri senang mendengarnya.
Hong Joo menemui Ratu dan memperkenalkan diri sebagai Kepala divisi dukun yang baru. Ia meminta Ratu memerintahkan agar para dayang keluar dari ruangan. Itu adalah perintah Ibu Suri. Ratu menurutinya.
Hong Joo langsung memberi isyarat pada anak buahnya. Anak buahnya memegangi Ratu dan melucuti pakaiannya hingga tersisa pakaian dalam. Hong Joo menempel secarik kertas jimat ke perut Ratu. Kemudian anak buah Hong Joo memecut Ratu. Ratu sangat terkejut dan marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror of The Witch
EspiritualSeorang pemuda Heo Jun dan Seo-ri yang lahir sebagai putri tetapi menjadi penyihir. Ibu Seo-ri Ratu Shim tidak dapat memiliki anak. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke dukun agar membantunya memiliki anak. Dengan bantuan ilmu hitam dukun Hong-joo...