Pikirku part 1

8 0 0
                                    

Pernah aku berpikir bahwa hidup itu hanya cukup bersikap baik, karena tuhan maha baik. Sampai dimana waktu memperkenalkan aku bahwa hanya dengan bersikap baik hidup akan baik-baik saja karena Tuhan selalu melindungi orang baik, sebuah tamparan kehidupan yang saat itu sungguh sangat menyesakkan kehidupanku, kerja di berhentikan dengan alasan tak jelas, mencari pekerjaan pengganti gak semudah membalikan telapak tangan, uang semakin tipis untuk kebutuhan tiap hari tapi penghasilan belum di dapatkan, giliran dapat kerja malah gak ada gaji dengan alasan gak mencapai target. Tapi aku tetap lupa untuk memanjatkan do'a,malah aku menyalahkan Tuhan dengan keadaanku,shalat pun aku tinggalkan. Astaghfirullah. Aku gak sadar bahwa Allah sedang bersamaku dengan memberiku ujian,Allah masih menyayangiku, tapi aku belum juga sadar akan hal itu, aku terus meratapi kesialanku hidup di perantauan, tidak ada cara lain selain meminta bantuan ke pacar,bukan pacar tapi mantan pacar, dengan tangan terbuka si pacar membantu keuanganku. Kami selalu bersama karena memang hanya dia yang bisa aku harapkan, lagi-lagi aku manusia yang gak mensyukuri nikmat, pacarku berniat untuk lebih serius padaku,dia ingin aku menjadi pendamping hidupnya,tapi manusia bodoh ini lagi-lagi menolaknya. (Dan sekarang aku hanya bisa melihat dengan diam kebahagiaan dia lewat medsos,aku bahagia dia mendapatkan bahagia tidak denganku,photo anaknya yang selalu ia banggakan). Dengan dalih ini itu aku mengakhiri hubungan kami lagi dan lagi. Setelah itu aku gak tau lagi mau kemana,pulang kampung dengan tangan kosong bukan prinsip dalam hidupku sebagai anak perantauan. Keluarga di kampung cemas karena sudah lama aku tidak memberikan kabar kepada mereka,suatu hari hp ku berbunyi dengan nomer yang tidak di kenal, aku berpikir mungkin aku akan di terima kerja ,langsung aku angkat panggilan telpon itu, ternyata saudara ayah yang jauh disana sudah lama tinggal di tempat kota perantauanku. Tidak punya pilihan lain terpaksa aku datang ke rumah saudara ayah, kedatanganku di sambut bahagia kelegaan, saudara ayah bilang kalau keluargaku sangat mencemaskanku. Aku hanya bisa menjawab dengan senyuman.

Tbc :) kisahku belum berakhir

AwamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang