Elvira Side

18 1 3
                                    


Hey, apa yang akan kamu lakukan jika orang yang kamu cintai meninggalkanmu demi perempuan lain? Rasanya seperti sebuah barang yang ditinggalkan majikannya karena sudah tidak berguna lagi.

Sakit sekali melihat punggungnya yang pergi menjauh setelah mengucapkan, "kita tidak bisa terus Elvira." yang langsung menikam kedalam jantungku. Dadaku terasa sakit hingga rasanya akan meledak.

Dengan semua nafas yang ada aku bertanya "kenapa?" tapi dia tidak menjawab. Yah, memang dia tidak perlu menjawab karena keesokan harinya dia pergi dengan perempuan lain. Dasar laki laki bodoh, setelah semua harapan yang aku berikan padamu hari demi hari, kamu hancurkan semuanya dalam satu hari.

Aah.. apakah semua laki laki sama bodohnya seperti dia? Dia bahkan tidak mengerti bahwa dia telah bertanggung jawab setelah membuatku menyukainya.

"Kamu kenapa?" tanya sebuah suara yang begitu lembut kepadaku. Namun setelah aku melihat darimana asal suara itu aku tahu kelembutan itu palsu. Bahkan senyumnya juga palsu. Dasar bodoh, apa dia pikir aku tidak menyadarinya.

Aku menyunggingkan senyum, hanya untuk bersikap sopan. "Tidak apa apa kok."

"Jelas kamu sedang apa apa. Kamu sakit?" si laki laki bodoh bersikeras, sementara tangannya menyentuh dahiku menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan dari tubuhku. "Tidak panas kok."

Aku sedikit menjauh darinya, mencoba menyembunyikan perasaan tidak menyenangkan ini dengan tawaku.

Sehari sebelum memutuskanku, Azka berkata kalau dia cemburu pada laki laki itu. Apalagi dengan semua gambar dan quote berbau romantis yang dia kirimkan ke halaman facebookku. Aku tahu aku salah karena tidak mencoba menghentikan itu, dan aku menyesalinya setelah tahu apa yang terjadi berikutnya.

"Aku mungkin tidak sebijak si rubah untuk bisa memberimu nasihat, tapi aku bisa menjadi pendengar yang baik untukmu." Kata si laki laki. Ah apa sih yang dia maksud? Jelas aku tahu Rubah yang dia maksud adalah seekor rubah yang memberi nasihat pada si pangeran di cerita Le Petit Prince, tapi dia adalah orang terakhir di dunia yang aku inginkan untuk peduli padaku.

"Terimakasih, tapi ini bukan apa apa kok."

"Baiklah kalau begitu." Akhirnya dia menyerah dan pergi. Kuhirup napas mengisi penuh paru paruku, merasakan udara yang segar tanpa kehadirannya yang busuk.

Apa yang kamu lakukan untuk mengobati hatimu dari sakit setelah ditinggalkan? Menangis tidak termasuk dalam pilihanku. Aku bukan perempuan lemah yang akan menangisi kepergian seorang laki laki bodoh. Meskipun rasanya sakit, tapi aku tidak akan mengeluaran setetes pun air mataku untuknya. Jadi aku melakukan hal lain.

Suatu hari aku menaruh gambar sebuah bunga mawar layu di hadapan si laki laki. Dia tampak bingung jadi aku berkata, "aku baru saja putus."

"Dengan siapa?" katanya berpura pura tidak tahu.

"Azka." Kataku, tidak terlalu berminat menyebut namanya.

"Ah jadi begitu." Katanya, untuk sesaat ujung bibirnya terangkat keatas, dia tersenyum.

Aku sedikit terkejut dengan reaksinya, tapi aku menyembunyikannya dengan senyuman kecil. "Dia memiliki mawar yang lain untuk disukai."

Si laki laki menghembuskan napas, kali ini dia tidak menyembunyikan senyumannya, dia tampak senang. "Jadi itu alasannya memutuskanmu?"

Aku tertawa pelan dan hambar, "ya begitulah."

"Hey, cerialah Elvira. Mungkin itu karena dia bukan orang yang unik untukmu, atau mungkin saja dia tidak menganggapmu orang yang unik baginya. Jika kamu adalah orang yang unik untuknya aku yakin dia tidak akan meninggalkanmu untuk perempuan yang lain." Katanya kemudian, mencoba menghiburku.

MorneWhere stories live. Discover now