Can We Together?

15 1 0
                                    

- Can We Together? -

Zhen Rue, selamat kau mendapatkan tiket liburan ke korea. Seorang tour guide yang bijaksana, hotel bintang empat dan liburan destinasi di seluruh penjuru korea. Silakan untuk mengambil hadianya.

Rue ingat kalimat yang di lontarkan pembaca acara berkumis tebal dengan wajah berminyak itu. Serasa di sengat guntur dan di serang pasukan Anubis berkuda. Ia senang sekali.

Sebenarnya Korea bukan negara impian Rue. Bagaimana pun gadis ini sangat ingin berkunjung ke Perancis, bertemu dengan kakaknya yang menimba ilmu disana.

Kini. Rue berdiri di bandara, melongo seperti gadis bodoh. Jelas saja, ia menunggu Tour Guide nya tiba.

Beberapa kali ia menegok arloji di tambah brosur hotel yang ia inapi. Agak curiga rupanya, Rue mengambil ponsel berniat untuk mencari informasi tentang hotel tersebut.

Sayangnya ia belum mengganti nomor nya dengan nomor Korea. Malang sekali nasibnya.

Rue duduk dan mengantuk ia hampir tertidur. Di tenggelamkan kepala di gangang koper sembari mendengarkan musik.

Tapi, sejauh Rue menunggu ia tak menemukan batang hidung atau tapak tilas orang yang bertanggung jawab atas ini semua.

Jangan-jangan lelaki di negara asalnya ini menipunya. Ah, ini tidak bisa di biarkan.
Ia tersesat di negara orang dan tak punya arah dan tujuan.

Bisa-bisa...

"Hei, kau yang disana. Dapatkah kau membantuku?"

Rue mengeryit, ia menoleh dan berdiri. Seseorang baru saja mengajaknya bicara dengan bahasa Korea, meski lafalnya tidak terlalu jelas.

Rue berusaha memahami kemudian menelaah apa maksud dari orang di depannya ini. Suaranya kecil dan penuh kehati-hatian seolah dia tak mau identitasnya ketahuan.

Nampak seperti orang jahat pikir Rue. Ia sama tingginya dengan Rue. Bertudung hitam dengan helaian oranye menyembul dari sana.

"Kau siapa?" Tanya Rue cemas. Ia bertanya dengan bahasa inggris yang kental.

"Eh, kau bukan orang sini?" Tanya sosok itu ngawur. Ia melepas tudung hitam itu dan melongo.

"Ah, dia hanya anak kecil..." gumam Rue.

"Maaf. Kalau aku membuatmu bingung. Sepertinya aku tersesat dalam rombonganku.."

Rue mengeryit. "Rombongan?"

Sekarang giliran sosok itu yang mengeryit. Ia melambaikan tangan, menyuruh Zhen Rue untuk mendekat.

Dengan bodoh Rue mendekati, menikmati parfum beraroma cokelat milik orang misterius ini.

Baunya sangat alami. Pikir Rue, mata hitamnya melirik ke arah lain. Ia melihat gantungan kunci yang cukup aneh bagi Rue. Warnanya putih bentuknya seperti seekor kudanil di kartun Backyardigans.

Anak ini seleranya aneh sekali, pikir Rue sembari tertawa kecil.

"Sebenarnya aku member grup ternama, orang sepertimu mungkin tak kenal aku." kata anak misterius itu.

Rue memutar bola mata. "Lalu?"

"Aku tersesat saat membeli Moomin." Katanya lagi.

"Kau membeli seorang... manusia?"

"Moomin itu... ah, bagaimana menjelaskannya ya? Sudah lupakan. Aku datang padamu agar kau membantuku ke tempat grup ku akan tampil. Jika aku sendirian aku akan mati."

Rue menjauh, ia bersidekap dada. Di tatap wajah anak misterius itu seperti sebuah seleksi.

"Berapa usiamu?" Tanya Rue sengit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can We Together?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang