PART 1

607 95 7
                                    

Bughhh

Suara pukulan yang cukup nyaring terdengar dari taman salah satu kampus di kota Soul

"Sudah kuperingatkan untuk menjauhinyakan? Kau tidak mendengarkanku hah?" seseorang berpostur tinggi dengan kulit sedikit tan melayangkan tinjunya bertubi-tubi kepada seseorang dihadapannya.

Bughhh

Sang korban yang merasa dirinya tidak bersalahpun membalas pukulan dari lelaki berkulit tan tersebut yang mana mengenai pipi sebelah kiri dan menimbulkan memar berwarna kebiruan.

"Siapa kau, berani mengancamku bocah" ya memang lelaki tan yang menyerangnya terlebih dahulu tersebut terlihat masih menggunakan seragam sekolah menegah atas.

Lelaki tan tersebut semakin mengeratkan cengkeramannya pada kerah lelaki satunya
"aku kekasih dari lelaki yang kau incar, Jeon Wonwoo" sekali lagi lelaki tan tersebut melayangkan tinjunya kearah wajah lelaki tersebut

"Ini peringatan terakhir Lee Minhyuk, jika kau masih terlihat mendekati Wonwoo-ku, aku tidak segan melakukan sesuatu lebih dari ini" lelaki tan tersebut menghempaskan tubuh korbannya-Lee Minhyuk ke tanah dengan kasar, sang korban hanya pasrah mendengar kata-kata dari lelaki tersebut. Dirinya sudah tidak sanggup untuk melawan.

---------------------------------------------------------
"Kekasih bocahmu belum menjemput, Jeon?" seorang lelaki mungil berkulit putih pucat menghampiri sosok lain yang mempunyai tinggi cukup terpaut dari lelaki mungil tersebut.

"Berhenti memanggilnya bocah Jihoon, aku terdengar seperti pedofil dan aku tidak tau dimana dia sekarang" jawab lelaki yang dipanggil Jeon oleh lelaki mungil bernama Jihoon tersebut.

"Kau tau sendirikan Wonwoo, betapa posesifnya kekasihmu itu"

"Tidak usah memberitahuku"

"Alasan Mingyu terlambat menjemputmu hanya dua, berkelahi atau berpacaran dengan motornya. Kira-kira yang mana sekarang" Wonwoo hanya memutar matanya dengan malas setelah mendengar ucapan Jihoon

Brummm

Ckittttt

Sebuah motor sport berhenti tepat didepan Wonwoo dan Jihoon

"Kau terlambat Kim, kali ini apa?" Jihoon bertanya pada lelaki yang mengendarai motor sport tersebut.

"Oh Jihoon, maaf aku tidak melihatmu. Kau terlalu pendek" alih-alih menjawab pertanyaan, Mingyu malah mengejek Jihoon

"Aishh mulutmu ini, sudah berapa kali kusuruh memanggilnya Hyung?" Wonwoo yang kesal dengan ucapan Mingyu pun memukul helm yang dipakai lelaki tersebut, sedangkan Jihoon yang menjadi objek perbincangan mereka hanya memutar mata malas. Lagi pula dia sudah terlalu kebal dengan ucapan dari remaja berengsek di depannya ini.

"Cepat hyung, aku sudah lapar" ucap Mingyu sambil menyerahkan sebuah helm kepada Wonwoo

"Kau fikir aku pembantumu?" Wonwoo memakai helm dengan menggerutu

"Kau istriku hyung"

"Ku bunuh kau" tanpa menjawab ucapan Wonwoo, Mingyu mengalihkan perhatiannya kepada Jihoon yang sedari tadi hanya diam.

"Terimakasih telah menjaga kekasihku hyung. Sampaikan pada soonyoung aku menunggunya di rumah, Thunder sudah membutuhkan tangannya" ucap Mingyu sambil menepuk-nepuk  body motornya.

"Baiklah" Jihoon hanya membalas sekenanya.

"Kami duluan Jihoon-an, byee" Wonwoo melambaikan tangannya kearah Jihoon saat motor kekasihnya mulai melaju meninggalkan area kampusnya.

---------------------------------------------------------
Wonwoo dan Mingyu memang tinggal bersama semenjak 1 tahun yang lalu, seminggu setelah mereka resmi berpacaran mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Sebenarnya ini semua keinginan si berengsek Mingyu, dengan sedikit-banyak ancaman yang dilontarkan Mingyu akhirnya membuat Wonwoo menyetujui ajakan lelaki tersebut.

Sebelumnya orangtua Wonwoo yang  tidak mengijinkan anak per(awan)jakanya pergi dari rumahpun akhirnya mengijinkan mereka untuk tinggal bersama, karena si berengsek Mingyu itu pintar sekali mencari muka didepan orangtuanya.

Sedangkan Mingyu sendiri hanya mempunyai ayah saja, ibunya sudah meninggal 10 tahun yang lalu dan membuat hubungannya dengan sang ayah menjadi sedikit renggang. Ayahnya menjadi gila kerja setelah kematian istrinya sehingga kurang memperhatikan Mingyu, itulah yang membuat Mingyu seperti sekarang.

Setelah mereka tiba di rumah mereka, Mingyu memarkirkan motornya dengan apik, tidak ingin membuatnya lecet.

Srettt

Wonwoo meraih wajah Mingyu setelah remaja itu melepaskan helm -yang menutupi seluruh wajahnya- dan menbolak-baliknya setelah meliat sebuah luka baru di pipi sebelah kirinya, bahkan sudut bibirnya juga sedikit mengeluarkan darah membuat Wonwoo menghela nafas lelah

"Dengan siapa kali ini" tanya Wonwoo

"Lee Minhyuk" Mingyu menjawab pertanyaannya dengan jujur

"Lee minhyuk teman sekampusku jurusan bahasa?" tanya Wonwoo memastikan

"Hmm, ku dengar dia mendekatimu"

"Ya Tuhan Kim, mendekati apanya, dia tidak melakukan apapun kepadaku" Wonwoo menahan kekesalan kepada kekasihnya tersebut.

"Aku hanya nendapat laporan dan melindungi miliku, sudah itu saja"

"Terserah" Wonwoo meninggalkan kekasihnya dan masuk ke dalam rumah terlebih dahulu dan langsung memasuki kamar. Sedangkan Mingyu tanpa melepas seragam dan sepatunya langsung merebahkan diri di sofa ruang tengah mereka.

Baru memejamkan mata selama 5 menit sebuah suara mengusiknya

"Bangun" itu suara Wonwoo-nya. Wonwoo sudah berganti pakaian rumahan yang nyaman dipakainya, dengan kotak obat Wonwoo menghampiri Mingyu.

Tanpa disuruh dua kali Mingyu langsung mendudukan dirinya. Mingyu tidak ingin menambah kekesalan kekasihnya, dia sudah cukup tau kekasihnya tersebut marah karena adanya bekas luka baru diwajahnya.

"Luka yang kemarin saja belum sembuh sekarang sudah ada lagi, astaga" Wonwoo mengoleskan salep diatas luka baru Mingyu, memang yang namanya obat pereda nyeri dan penghilang memar harus selalu tersedia di kotak obat mereka.

"Tidak usah berlebihan sayang, kau tau sendiri aku pernah mendapat yang lebih dari ini" Wonwoo kesal mendengar jawaban kekasihnyapun sedikit menekan luka sang kekasih.

"Akhh" meskipun pernah mendapat luka yang lebih parah tapi tetap saja yang namanya luka itu sakit

"Begitu saja kesakitan tapi sok berkelahi" Wonwoo berbicara dengan nada mengejek

Chup

Mingyu mencuri kecupan dibibir Wonwoo yang kemudian membuat Wonwoo berteriak dengan wajah sedikit bersemu "yak! Mau mati?!"

Sebenarnya dibalik sikap galaknya itu Wonwoo hanyalah pemuda pemalu dengan segala skin ship yang Mingyu lakukan

"Sudahlah aku mau mandi, urus sendiri lukamu" Wonwoo pergi meninggalkan Mingyu dengan sekotak obat yang dibawanya tadi.

TBC

Segini dulu deh. Kali ini meanie, lagi suka meanie akhir-akhir ini. Wonwoo lucu bgt sih :(
Jangan lupa vote dan komen yahhhh

Bad LuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang