PART 2

312 56 2
                                    

Malam itu aku terbangun dari tidurku karena merasa kering di tenggorokanku. Segera ku langkahkan kaki ku menuju dapur untuk menuntaskan hasrat tersebut. Beberapa menit di dapur aku mendengar suara motor yang berhenti di depan dan disusul suara gerbang yang terbuka. Segera ku cek kamar mingyu dan ternyata terkunci.

Saat pintu depan terbuka, langsung ku hidupkan lampu utama.

"Oh wonwoo, kau belum tidur?"

"Menurutmu?"

Mingyu hanya mengangkat bahunya sambil melepas jaket kulit berwarna hitamnya.

"Dari mana?" tanyaku menginterogasi

"Menurutmu?" Bukannya menjawab tetapi balik bertanya.

"Kemarin kau berjanji tidak akan keluar malam seminggu ini"

"Tadi ada beberapa hal mendesak sayang"

"Aku tidak peduli, kau sudah berjanji. Memang seharusnya aku tidak pernah percaya omonganmu"

"Hei ini bukan masalah serius, tidak perlu dibesarkan"

"Kau melanggar janji dan bukan masalah serius? Wahhh aku tidak percaya ini, mungkin sebentar lagi kau melanggar janji yang sudah kau ucapkan dengan manis di depan orangtua ku" seperti yang ku bilang, dia mengeluarkan segala omong kosongnya untuk membawaku pergi dan tinggal bersamanya.

"terserah, aku lelah" aku langsung kembali ke kamar sebelum amarahku lebih memuncak.

Di kamar aku tidak langsung tidur, aku terpikirkan oleh kata-kata ku sendiri, masalah dia mengingkari janjinya. Dia berjanji akan selalu menjagaku dan aku tidak sanggup membayangkan mingyu benar-benar akan melepaskanku.

Hei, sebrengsek-bregseknya mingyu sebenarnya aku menyayangi-mencintai-nya. Membayangkannya saja membuat air mataku meleleh dan membuatku tertidur setelahnya.

Knock knock

Seseorang mengetuk pintu kamarku dengan anarkis yang membuat ku terbangun dan mungumpat. Tidak usah bertanya siapa brengsek itu, siapa lagi kalau bukan Mingyu, aku hanya tinggal berdua dengannya.

"Ada apa?" jawabku dengan ketus setelah kubuka pintu kamarku.

"Dimana baju dalamanku?" Tanpa bicara aku melangkah menuju lemarinya dan mencari barang yang dimaksud. Tidak ada sepuluh detik aku sudah menemukan barang yang dicari.

"Seragamku?" Aku berjalan ke lemari di sisi lain, setelahnya aku membereskan tas sekolahnya, mengambilkan kaos kaki, mencari dasinya-walaupun di gerbang depan rumah mingyu langsung melepasnya.

Tunggu!

Kenapa terasa ada yang aneh?
Hei! Bukankah aku sedang marah dengan mingyu?

"Ya! Aku kan sedang marah denganmu!" Teriakku kepada mingyu yang sedang merapikan rambutnya di depan kaca.

"Kau itu tidak bisa berlama-lama marah denganku" augh! Mukanya benar-benar menyebalkan ketika mengucapkan kalimat tersebut.

"Siapa bilang?!"

"Sikapmu" jawab mingyu santai.

Memang sih tadi mingyu hanya bertanya dalaman dan seragamnya, sedangkan yang lain tangan dan kaki ku tergerak sendiri karena sudah terbiasa.

"Terserahlah, aku akan kembali tidur. Kau mengangguku"  baru saja membalikkan badan tanganku ditarik Mingyu hingga menabrak tubuhnya.

"Baiklah kali ini aku mengalah, aku yang salah, aku meminta maaf. Kau tau jalanan adalah hidupku"

"Kau bilang aku hidupmu" aku berkata tanpa menatap matanya

"Itu beda masalah bodoh"

"Dasar pembual"

"Tapi kau percaya bualanku"

"Itu bodohnya aku"

Chup

"Yaaa! Jangan sembarangan menciumku brengsek"

Chup

"Sialan kau Kim Mingyu hitam jelek" setelah itu langsung ku dorong tubuhnya agar menjauh dariku.

"Pergi kau jauh-jauh dariku!!!"

"Nanti kau menangis"

"Tidak usah mengada-ada"

"Lalu yang semalam apa?" ucapannya sukses membuatku menengok terkejut kearahnya.

Astaga! Apa dia mendengar aku menangis? hei aku tidak menangis, hanya meneteskan air mata saja mana mungkin itu menimbulkan suara?

"Bodoh" Mingyu berkata dengan wajah menghina yang sungguh menyebalkan.

"Dasar Kim Mingyu pembohong, pergi kau dari dunia ini"

Mingyu yang sudah berada di atas motor langsung turun dan berlari ke arah ku.

"Aaaaaaaa!!" langsung ku tutup pintu sebelum Mingyu berhasil meraih ku.

TBC

Hehehe ga jelas banget ga sih?
thanks for reading, don't forget to vote and comment.
Vote ajalah ku dah senang 😁

Bad LuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang