Terkadang kita harus
mengikhlaskan semua yang telah diambil kembali oleh tuhan.Good Bye.
Roda yang berputar melaju sangat cepat, menghantam semua kendaraan yang ada di depan. Pemilik mobil ugal-ugalan sudah dapat ditebak, tuan Jeon, yang sedang panik karena istrinya meminta untuk melajukan kecepatan mobil.
"Tenang sayang, ada Wonwoo disana," dengan mata yang masih terfokus untuk memperhatikan jalan, tuan Jeon mencoba untuk menenangkan istrinya yang masih dalam rasa paniknya.
"Tidak bisa, kita harus cepat. Jungkook..."
Ratapan istrinya tidak bisa dielakkan, digas penuh kecepatan mobilnya tanpa melihat resiko apa yang akan terjadi. Mulut tetap merapalkan doa, namun hati dan pikiran pergi entah kemana. Istri yang selalu memegang tangan kiri suami untuk mempercepat laju tanpa merasa puas sebelum rasanya sampai pada lokasi. Membuat jantung suami berpacu cepat menularkan rasa cemas dan fokusnya terhilang.
Pandangan buram, telinga mendadak berdengung, suara orang-orang yang ricuh dan klakson yang terdengar dari segala penjuru. Semua terjadi begitu cepat, tidak ada aba-aba yang datang. Satu mobil yang melaju melewati batas kecepatan, mobil lainnya yang membanting setir membuatnya terpental jauh dari jalan, dari arah belakang muncul mobil truk yang kehilangan keseimbangan. Terlalu cepat, terlalu banyak yang jadi korban. Kecelakaan beruntun yang sangat tidak terduga.
Ramai, ricuh. Semua bangkit dari posisi, melihat beberapa korban yang tak dikenal dengan wajah pucat pasi. Mata akan membelalak terkejut, kecelakaan yang menyeramkan membuat orang akan trauma dengan sekejap. Beberapa orang mulai menelepon ambulans, polisi, atau bantuan lainnya untuk segera menangani kecelakaan ini.
Tidak. Pasangan Jeon tidak dapat diselamatkan karena mobilnya tertimpa mobil lain, yang menyebabkan mereka adalah korban yang mendapat luka paling parah.
...
Tidak lama setelah identitas berhasil ditemukan, Wonwoo dihubungi oleh kepolisian. Dia diberi kabar mengenai orang tuanya yang tidak berhasil diselamatkan dari kecelakaan. Mendengar itu, dadanya berdentum kuat, sesak, sungguh menyesakkan sekali. Tidak kah cukup Tuhan memberinya cobaan? Rasanya ini terlalu banyak, adik nya masih belum terbangun, sekarang dia dihadapi oleh fakta bahwa orang tuanya akan tertidur selamanya.
Wonwoo tidak siap, sama sekali tidak. Apa yang harus dirinya katakan pada Jungkook? Bagaimana jika Jungkook terkejut dan kembali tak sadarkan diri? Bagaimana jika Jungkook pun memilih untuk pergi?
Dokter keluar dari ruangan dan memanggil Wonwoo untuk segera melihat adiknya yang sudah sadarkan diri, Wonwoo mengangguk kemudian menghapus air matanya. Mencoba terlihat biasa.
Senyum dia berikan pada adik kesayangannya, "bagaimana keadaanmu?" kalimat itu yang dia ucapkan. Mencoba merasakan apa yang dirasakan adik.
"Sedikit lemas, tapi baik-baik saja. Bunda dan ayah gimana?" terasa ditusuk oleh ribuan panah, Wonwoo mengatupkan bibirnya yang bergetar.
"Bang?" Jungkook mencoba memanggilnya lagi karena tak mendapat jawaban.
"Bunda dan ayah..." rasanya Wonwoo tidak sanggup untuk menyelesaikan kalimatnya.
"Kenapa bang? Bunda dan ayah kenapa?" Jungkook semakin penasaran, ada perasaan takut yang menghampirinya, "bang! bilang, ada apa sama bunda dan ayah?!"
"Mereka kecelakaan... tidak... tidak bisa diselamatkan..." tutur katanya tidak begitu jelas namun Jungkook menangkap maksud dari kakaknya begitu dia melihat tangisnya pecah. Jungkook semakin merasa lemas, itu artinya orang tuanya sudah tiada, artinya kini Jungkook tidak bisa melihat orang tuanya lagi.
"Bohong! Aku gak percaya!"
Wonwoo memeluk adik satu-satunya itu, memeluknya sangat erat karena kini Jungkook meronta ingin melihat kedua orang tuanya. Dia tidak percaya, dia tidak mau percaya. Suara tangisan memenuhi ruangan kecil itu, membuat pilu bagi siapapun yang melihat. Sirna sudah sinar penyemangat Jungkook untuk sembuh dari penyakitnya.
_______________________
Jungkook...
Jangan pernah menyerah pada penyakitmu.
Teruslah yakin bahwa kau akan sembuh.
Maafkan bunda dan ayah yang tidak bisa menjagamu.
_________________________Hanya itu, kalimat yang terus terngiang di kepalanya dan Jungkook berharap tidak akan pernah melupakan kalimat itu, begitupun suara sang pemilik.
...
Sepulangnya mengantarkan Eunha, Wonwoo kembali kerumah sakit. Dia terus melihat Jungkook yang masih betah menutup matanya. Tanpa dia sadari sebulir air mata jatuh ke pipinya.
Perlahan mata Jungkook terbuka, "bang.." itulah kata yang pertama kali ia ucapkan. Wonwoo terkejut, helaan nafas lega keluar dari mulutnya. Wonwoo memeluk Jungkook, menghilangkan segala rasa yang membebaninya selama ini.
"Jangan banyak bergerak, istirahat saja. Aku akan memanggil dokter," Wonwoo menghampiri Jungkook dan membantu untuk memperbaiki posisinya kemudian pergi untuk memanggil dokter.
Jungkook melihat punggung yang tidak bisa menyembunyikan getaran isak tangisnya, membuat dirinya perlahan mengeluarkan air mata. Lelah, satu kata yang menggambarkan keadaan Jungkook saat ini. Jungkook sangat lelah pulang-pergi ke rumah sakit, tanpa tahu kapan harus berhenti.
"Bang... maaf karena aku lemah..."
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye
FanfictionSemuanya tergantung waktu. Hargailah selagi sempat. Sebelum hal itu menghilang dan kamu menyesalinya. #3 in euntae #2 in euntae ,, 17 / O2 / 2O21