Part 1

27 4 3
                                    

Baju ketat dengan rok abu-abu jauh di atas lutut, memperlihatkan lekuk tubuh indah seorang remaja. Senyum tipisnya begitu menggoda, dihiasi lesung pipit menambah sempurna kecantikanya.

Aeri remaja 18tahun itu berlarian di depan salah satu sekolah. Ia sedikit mengendap-ngendap untuk menghindari pengawas sekolah. Yah! Setiap pagi Aeri harus bersembunyi dari guru piket yang menjaga gerbang. Seragam yang ia kenakan jauh dari standart ketentuan sekolah. Sudah berkali-kali ia mendapat hukuman. Namun berkali-kali juga ia melanggarnya.

"Aahhh... aman" ucapnya lega ketika ia melangkah memasuki kelas.

"Hai pelacur~~ oups mianhae... anak pelacur maksutku, tumben masuk? Biasanya juga kau bolos" nyinyir salah satu siswa di kelas Aeri. Siswa yg menjadi rival Aeri selama ini. Park yoon ji.

"Tumben itu mulut utuh, mau aku robek mulutmu atau mau mulutmu aku buat boyok seperti kemarin?"

"Dasar gila, sekali lagi kau main tangan, akan aku laporkan kau kepada orang tuaku"

"Mau coba? Sebelum kau melaporkanya, sudah sobek jadi tujuh bagian mulutmu" Aeri berjalan melewati Yoon ji, mengabaikan wanita yang menatapnya seakan ingin menerkamnya hidup-hidup.

Pelajaran di mulai seperti biasa, Aeri memang terkenal anak yang sangat nakal di sekolah, ia nyaris di keluarkan dari sekolah karena seringnya bolos pelajaran. Ibunya seorang wanita penghibur, tidak pernah perduli dengan kehidupan Aeri, dari umur 3tahun ia sudah di tinggal ayahnya. Hidup disebuah kamar di dalam bar membuatnya ikut menjalani kehidupan dunia malam. Namun itulah Aeri, harus tetap hidup demi menjaga dan menemani ibunya.

------******-----
------******-----

"Aeri~~ cepat masuk kamar"
Suara keras seorang paru baya, menghentikan kegiatan Aeri, merapikan beberapa botol minuman yang berserakan di atas meja.

"Wae? Aku hanya ingin merapikan botol-botol ini bu"

"Sebentar lagi ada beberapa tamu ibu datang, kau cepat masuk" sekali lagi ibu Aeri memintanya untuk masuk kedalam kamar.

"Bukankah setiap hari, banyak tamu yang datang, kenapa sekarang aku harus masuk, apa ibu takut aku di kira wanita penghibur juga?"

"Aeri~~~"

"Ibu, aku bosan terus hidup di sini, aku ingin hidup normal seperti remaja seusiaku, kapan kita keluar dari rumah ini?"

"Sebentar lagi Aeri, besabarlah"
Ibu Aeri adalah wanita yang sangat cantik, walau usianya mendekati angka 50, namun wajahnya terlihat 10tahun lebih muda.

Tanpa mengatakan sesuatu lagi, Aeri keluar dr rumah, ia berjalan menyusuri gemerlap lampu-lampu yang menghiasi jalan.

Hampir semua wanita penghibur di wilayah itu mengenal Aeri. Bahkan para pelanggan tidak sedikit yang sering menggoda Aeri untuk sekedar minum bersama mereka.

Kehidupan memang begitu kejam untuk Aeri dan juga ibunya. Kehidupan seperti ini bukanlah sebuah pilihan, namun harus di jalani untuk mereka bisa bertahan hidup.

------------******-----------
Pagi ini Aeri kembali berlarian, bersembunyi di balik setiap badan yg berdiri di depanya. Tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkah kakinya.

"Apa tidak capek, terus menerus berlarian? Pakai seragam sepantasnya, biar kau bisa tenang"

Mata sipit Aeri menatap tajam ke arah sumber suara, suara lirih itu milik Baekhyun, salah satu teman lelaki yang ada di kelas Aeri.

"Diam kau! Bisa ngomong juga? Aku kira kau bisu... hahahhhaaahahahaa apa aku begitu menggoda sampai kau ikut memperhatikanku?"

Tidak ada jawaban seperti apa yang Aeri harapkan, Baekhyun hanya menatapnya sekilas, 5detik kemudian berlalu begitu saja.

"Dasar lelaki tidak punya sopan santun" gerutu gadis manis itu kesal, matanya berbinar, menampung air mata yang tiba-tiba ingin tumpah membasahi ke dua pipi mulusnya. Baru kali ini seseorang menegurnya, bukan menghina atau mencela dia.

Berpakaian minim bukan keingin Aeri, namun keadaan yang memaksanya. Ketidak mampuan keluarga Aeri untuk membeli seragam baru adalah jawaban mengapa Ia masih memakai pakaian yang seharusnya sudah Ia tanggalkan.

Aeri menarik nafas sangat dalam, untuk menghalang air mata yang sebentar lagi mungkin akan menganak sungai.

====****====
Beda dengan Aeri tempat lain seorang wanita sudah menangis sambil menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Ia menyadari jika putri semata wayangnya telah beranjak dewasa, Ia tidak ingin jika semakin lama hidup di tengah kehidupan malam.

Tiba-tiba Ia teringat ada seseorang yang menginginkan dirinya untuk mau menjadi wanita simpananya, dan apapun yang wanita itu minta akan diberikan asalkan ia memenuhi semua yang di inginkan lelaki itu.

"Annyeong Tuan Byun, aku Joeyun" tanpa basa basi, wanita yang sudah hampir seperempat abat menjadi ibu Aeri itu membaranikan diri menghubungi Tuan Byun.

"Annyeong nyonya, apa tawaranku di terima, sampai sepagi ini kau menghubungiku?"

"Iya tuan aku menerimanya, tapi dengan satu syarat"

"Syarat?? Apapun syaratnya aku akan memenuhinya nyonya, asal kau benar-benar mau menjadi milikku, apa syaratnya??" Kata tuan Byun meyakinkan.

"Kau pernah berkata jika kau memiliki cucu laki-laki, dan aku ingin cucumu menikahi anakku" sedikit gemetar nyonya Joeyun mengatakan hal yang sedikit konyol menurutnya.

"Arraso... hanya itu? Jika cucuku sudah lulus sekolah, ia akan aku nikahkan dengan anakmu" sekali lagi kata tuan Byun meyakinan.

Dalam hati nyonya Joeyun heran, mengapa tawaran yang sangat sulit, bisa Tuan Byun "iya" kan semudah itu. Tapi tidak perduli dengan apa yang ada di kepala lelaki yang hampir seluruh kepalanya di tumbuhi uban itu. Yang Ia tau, setelah jadi cucu mantu tuan Byun kehidupan Aeri akan lebih bahagia, Aeri bisa keluar dari lingkungan terkutuk itu. Karena nyonya Jeonyun tau jika Keluarga byun adalah seorang Chebol, salah satu orang terkaya di korea selatan.

----------*****-----------

Perjodohan memang bukan sesuatu hal yang tabu. Namun beda dengan perjodohan dua keluarga ini. Akan sangat aneh jika orang lain mengetahuinya.

Karena Keluarga Byun orang yang sangat terpandang, sedangkan kluarga nyonya Jeonyun hidup di sebuah rumah kecil di dalam sebuah bar.

To be contineu....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang