Chapter #1 PDKT

124 1 0
                                    

PDKT

PDKT atau pendekatan adalah masa di mana se­se­orang yang sedang jatuh cinta mencoba untuk lebih dekat dengan pasangannya. Pendekatan merupakan sebuah hal yang wajar, mengingat saat seseorang jatuh cinta, me­reka akan mencari-cari alasan untuk selalu bertemu de­ngan orang yang mereka cintai. Hal ini terkadang memang membingungkan, namun aku tak dapat menjelaskannya lebih dalam lagi. Setiap kali aku berada di dekat­­n­ya, aku merasa sedikit lebih baik.

PDKT, sebagian orang mengartikannya dengan sesuatu yang berbeda. Pernah Dekat Kemudian Terlupakan, begitulah mereka mengatakan PDKT, masa dimana kau telah dilupakan oleh mereka yang kau cintai. Sungguh menyakitkan bukan? Kau hanya bisa mengingat semuanya, akan tetapi di setiap cerita ada

pelajaran yang dapat kau ambil. Jadi, bagaimana menurutmu? Semua itu ter­gantung bagaimana kau menyikapinya. Satu hal yang harus kau ketahui, setiap hal baik pasti menghasilkan hal baik, begitupun sebaliknya. Jadi mulailah lagi dari awal dan berikan yang terbaik dalam setiap perjalanan hidupmu.



"Kau bukanlah dirimu saat kau melupakan masa lalumu."

PDKT SAMA TEMAN

DI KELAS

Nama aku Dimas, siswa baru di sekolah ini. Sekarang aku udah duduk di bangku SMA, ada banyak hal yang aku bayangkan saat aku memasuki masa putih abu-abu ini. Mulai dari kisah cinta yang warna-warni, sampai kisah persahabatan kami yang akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Apakah ekspetasi akan menjadi realita?

Pagi itu aku kedapatan tugas piket kelas, jadi aku memutuskan untuk datang lebih awal. Di sana ada se­orang siswi yang sedang menyapu lantai kelas, saat aku masuk ke kelas, dia menyambut dengan senyum. Seketika aku jadi baper, aku juga belum sempat kenalan dengan teman-teman sekelas, termasuk dia. Saat pertama kalinya aku menyapa dia.

"Aku juga piket hari ini, nama kamu siapa?"

"Aku Vita, kamu Dimas, kan?"

"Iya."

"Dimas menghapus papan tulis aja. Kelasnya udah aku sapu, sampahnya juga udah aku buang."

"Serius?"

"Ya iyalah."

Aku lanjut mengerjakan piket kelas hingga akhir­nya bel masuk berbunyi. Saat istirahat aku beranikan diri buat menyapa dia, dan pergi ke bangku tempat duduk­nya. Gimana responsnya? Responsnya baik, aku rasa ini tipe cewek yang akan jadi pasangan yang baik, rajin, baik, ramah jadi apa lagi coba yang aku cari? Ketika pulang sekolah, aku memberanikan diri meminta nomor ponselnya.

"Vit, aku boleh minta nomer HP kamu gak?"

"Aku gak punya HP, Mas."

"Ya udahlah."

"Ha... ha, aku bercanda kok."

Humoris juga dia rupanya. Malamnya aku bera­nikan untuk SMS Vita.

Vit? Lagi apa? Udah makan?

Lagi belajar nih, udah.

Aku ganggu ya?

Gak lah, Dimas sendiri udah makan?

Belum.

Makan dulu sana, baru SMS aku lagi!

Nanti aja.

Makan dulu Dimas, nanti sakit.

Ciee... perhatian.

Malam itu aku SMS sama Vita sampai jam 10 malam. Dia orangnya suka bercanda. Kalau SMS sama Vita bawaannya senyum-senyum sendiri.

Waktu terus berlalu, aku semakin dekat sama Vita, aku juga sering SMS dan teleponan sama dia. Dan sekarang, aku udah mulai suka sama dia, mungkin aku harus secepatnya "nembak" Vita sebelum keduluan orang lain.

Ini HatiWhere stories live. Discover now