Disini
Masih ada bayangmu yang hangat bagai mentari
Menghampiri tanpa tujuan pasti
Membengkas tajam bak pisau belati
Kehadiranmu tetap aku nanti
Meski kutahu, kau tak kan pernah kemariKetika aku mencintaimu dengan segala pengorbananku
Kau tak pernah mencintai aku
Pun sekecil noda pena yang tertitik di buku harianmu
Tak sama sekali kutemukan pada nurani terdalammuKekecewaan membisiki telinga dalam sunyi
Merasuk dan melekat hancurkan hati
Hingga tak tahu lagi rupa asli
Berkeping, berantakan, tak terdefinisi
Seperti perasaanmu yang tak pernah bertepi
Pada jiwa rapuh nan sepi iniMengecap betapa manisnya jatuh cinta
Menelan pahit dan kelamnya realita
Aku terlalu lamban dalam menyadarinya
Ketidakpantasanku untuk ciptakan rasa
Pada dunia fana yang kental akan kesesakkannyaMencintai setiap detilmu
Kala kau mengagumi sosok impianmu
Bagai surat botol yang pasrah pada arus sungai yang membawanya
Tak tahu kapan ia sampai
Karena takdirnya hanya untuk berlalu
Dan terabaikan oleh harapannya yang palsu
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu Oleh Kata
PoetryRangkaian kata, goresan makna, terpaan rasa Silakan bagikan pada mereka, bila kau bersedia Tiap perasaan yang berubah resah dan kritis, menjadi apresiasi bagi pujangga perangkai kata