Chapter 2 <New School>

47 20 17
                                    

*braaak bunyi suara pintu kuhempaskan.

     "Bundaa tu hikss hiksss gak hikss ngertii..." ucapku sambil tersedu menangis.

Ketika di luar kamar, ternyata kak Onoy menghampiri bunda.

     "kenapa bun?" Tanya kak Onoy cemas

     "Itu loh, si Mitha, katanya kalung yang dari nenek hilang pas di resto kemarin. Pas bunda bilang mau beliin yang baru eh malah lari ke kamar." Ujar bunda cemas

     "Yaelah, lagian tu anak, kalung ga dipake dibawa terus, dimainin terus, ditaroh sembarangan, kan kalo ilang kaya' gini siapa mau nanggung?"

     "Yang sabar aja ya bun" sambung kak Onoy

                         💢💗💢

Tap...tap...tap...

Langkah kaki ku terdengar menyusuri koridor sekolah yang masih sepi.
Setelah berkeliling, akhirnya aku mendapatkan sebuah ruangan yang diatasnya terdapat papan bertuliskan 'R. KEPALA SEKOLAH <DOYOK AN SUTRISNO>'

Sebelum aku akan membuka pintu, terdengar suara pintu yang sudah terbuka lebih dahulu. *cklek. Terlihat seorang lelaki yang sepertinya seumuran denganku  bersama seorang lelaki paruh baya keluar dari ruangan tersebut. Sepertinya lelaki paruh baya tersebut adalah kepala sekolah di sini.

     "Eh iya pak, nanti akan saya urus." Ucap lelaki muda tersebut sambil berlalu pergi setelah sebelumnya mencium tangan bapak tersebut.

     "Nak Rezaa," panggil pak Doyok, ya kuketahui namanya dari name tag yang ada dengan jabatan sebagai kepala sekolah di SMA Budi Baik ini. Anak lelaki yang tadi bersamanya kembali menoleh padanya.

      "Ya, kenapa pak?" Tanpa maju atau pun mundur selangkah. Pak Doyok hanya menggerakkan telapak tangannya seperti sedang menyuruh untuk kembali ke sini.
Reza pun patuh dan kembali mengahadap bapak kepsek tersebut.

     "Ada apa pak?" Tanya seseorang yang ku ketahui bernama Reza tersebut.

      "Ini ada murid baru, dia sekelas denganmu ya, dan mmm..." pak Doyok maju selangkah untuk berbisik dengan Reza. Reza hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti apa yang diperintahkan pak Doyok padanya.

    "Baik paak, saya bawa dia ke kelas dulu yaa." Pamit Reza.

     "Nak, kamu sekelas dengan dia ya, kamu ikut aja dengan dia. Kamu di kelas sebelas IPS 3. Kebetulan nak Reza sekelas dengan kamu. Jabatan dia disini sebagai ketua osis." Kata pak Doyok terhadapku. Aku hanya menganggukan kepalaku.

Reza berjalan mendahului ku, sedangkan aku berjalan di belakangnya. Menyadari hal tersebut, Reza menegurku.

     "Heii, lo itu bukan pembantu gue yang harus jalan di belakang majikannya sendiri" tegur Reza sambil berhenti sebentar kemudian melanjutkan jalannya. Ia melambatkan jalannya agar aku disampingnya. Aku tertegun dengan ucapannya barusan.

     "O my Lord, gans bangettt" gumamku dalam hati.

     "Oya..." Reza tidak meneruskan kata katanya.

     "Apa?" Tanyaku "nama lo siapa dann... gue manggil lo apa?" Tanya Reza balik

     "Ooh itu" pikirku
     "Nama gue Aprilliamitha Azzahra, panggil Mitha ajaa." Kataku sambil mengulurkan tangan.

     "Cih, sksd lu" katanya sambil menepis pelan tanganku.

     "Songong banget si ni anak? Mentang mentang ketos bisa seenaknya?" Gumamku geram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give A MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang