1 bulan kemudian
Pagi ini, udara dingin sangat menyengat kulit. Butiran-butiran putih telah jatuh dari langit sejak 3 hari yang lalu.
"Abel!!! Taruh kado-kadonya di bawah pohon natal!!" teriak Alice yang sedang sibuk mondar-mandir membersihkan rumahnya.
"Iya ma!!! Ini Abel lagi bawa!!" Abel berjalan menuju pohon natal dengan banyak kado di tangannya.
Ya. Nanti malam adalah malam natal. Dimana semua orang akan bergembira dan bersenang- senang.
Orang-orang sibuk menata rumahnya semenarik mungkin untuk menyambut hari yang hanya datang satu tahun sekali itu.
"Bel, udah nata kadonya?" tanya Alice setelah menghampiri Abel.
Abel hanya mengangguk sambil terus menata dua kado terakhir.
"Habis ini kamu anter kue ke rumah Al ya" pinta Alice sambil menyodongkan toples berisi kue kepada Abel.
"Ya. Mana" Abel berdiri dan mengambil toples dari tangan mamanya.
"Jangan lupa pakek jaket mu" Abel hanya mengangguk lalu mengambil jaketnya dan berjalan ke rumah Andrian.
Abel mengetuk pintu rumah Andrian beberapa kali, sampai Liana membukakan pintu untuk Abel.
"Eh Abel. Ada apa?"
"Mau nganterin kue tante" Abel menyodorkan kue yang ia bawa pada Liana.
"Oh makasih ya. Ayo masuk dulu, disini dingin" Abel mengangguk dan berjalan mengikuti Liana masuk ke dalam rumah.
"Kado buat gue apa tahun ini?" tanya Abel yang baru duduk di samping Andrian yang sedang membungkus kado.
"Gak ada" kata Andrian tanpa melihat Abel.
"Hah?!!" teriak Abel kaget.
"Bohong Bel. Al bohongin kamu. Itu yang warna emas buat kamu" kata Liana yang sedang mengambil kado yang sudah dibungkua Andrian.
Abel tersenyum senang dan ingin mengambil kado berwarna emas di samping Andrian. Tapi Andrian mendahului mengambil kado itu.
"Ini kado natal, jadi gue ngasihnya nanti malem pas malem natal"
"Aish. Itu kado kan buat gue, mau lo kasih kapan pun tetep aja jatohnya ke gue. Jadi kasih aja sekarang ngapa sih?"
"Tapi ini kado yang mau ngasih gue. Jadi bebas dong gue mau ngasih kapan pun dan ke siapa pun"
Abel memajukan bibirnya beberapa senti. Andrian dan Liana hanya tertawa melihat tingkah Abel.
"Udahlah. Tante Abel pulang ya"
"Loh. Kan baru sebentar mainnya? Kamu marah?"
"Gak kok tante. Nanti kalo mama nyariin gimana? Abel pulang sekarang ya. Jangan lupa nanti malem kadonya" Abel melambaikan tangan dan keluar dari rumah Andrian.
"Loh. Udah selesai ma?" tanya Abel ketika melihat rumahnya sudah bersih dan rapi.
"Udah dong. Gimana dekorasi yang mama buat. Bagus gak?" kata Alice sambil menaik turunkan alisnya.
Abel mengacungkan dua jempolnya dan tertawa bersama Alice.
★★★★★
Kelap-kelip lampu warna-warni di setiap rumah menjadikan malam yang gelap gulita ini menjadi ramai.
Banyak orang hilir mudik mengunjungi sanak saudara dan teman-teman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionAku sangat menyayangi semua sahabatku. Aku selalu merindukan mereka jika mereka tak ada di sampingku. Tapi kenapa salah satu dari mereka membuatku merasa aneh. Rasa yang berbeda dari sahabatku yang lain. Aku tak ingin jauh darinya. Senyum dan candaa...