"Aduh- bagaimana ini?!"
Jisoo setengah mati dilanda dilema. Bagaimana tidak? Salah satu dari siswa 'terkenal' SMA Seoul menyatakan perasaannya kepada Jisoo. Didepan banyak orang!
Kejadian itu baru saja terjadi tadi pagi. Jisoo yang memang biasanya datang saat hendak bel berbunyi dikejutkan oleh sebuah radio pernyataan cinta. Menyebut namanya, Kim Jisoo, serta nama sang pengungkap; Kim Namjoon.
Otomatis, beberapa siswa-siswi bersorak kala itu juga. Dan disaat pulang sekolah nanti, Jisoo harus memberi Namjoon jawabannya.
Ah, Jisoo bisa gila!
"Sowonah, aku harus bagaimana?!" tanyanya bernada manja, kepada 'sahabat'nya yang masih saja datar.
"Tolak saja- pemuda yang mengutarakan perasaannya dihadapan publik adalah pemuda pengecut, takut ditolak."
Sontak Jisoo memukul pelan Sowon setelah mendengar ucapan sang kawan dekatnya yang memang blak-blakan tentang apapun itu.
"Tapi kan- itu sosweet..."
Jisoo lagi-lagi tersenyum. Sudah seminggu ini Namjoon selalu mengantarnya pulang, dan ia tak dapat membayangkan bagaimana rasanya jika hari ini mereka berdua memulai kisah-kasih barunya. Ah, manis ya?
"Ah, terserah kau. Aku capek."
Sowon melepaskan gandengan Jisoo dengan cuek, sebelum akhirnya memilih untuk berlalu masuk kedalam kelasnya.
Menginggalkan Kim Jisoo yang sedang kasmaran itu sendiri di koridor.
✾✾✾
Waktu yang ditunggu pun tiba. Bel pulang berbunyi, otomatis seluruh siswa langsung berhambur keluar kelas untuk menyudahi penderitaan mereka.
Dan saat inilah, Jisoo akan menghadapi perasaannya. Pertama kali Jisoo mengenal Namjoon, pemuda itu sudah dengan terus terang bahwa ia tertarik dengan Jisoo.
Lucunya, Jisoo cukup malas untuk mengenal Namjoon pada awalnya. Pemuda yang cukup sering membuat gara-gara dengan teman-temannya, pandai bertarung, meski tetap saja cerdas. Bisa dibilang, Namjoon memiliki kharismanya sendiri. Dan lambat laun, Jisoo sepertinya sudah jatuh kedalam pesona Kim Namjoon. Mulai dari mengantar pulang sekolah, duduk bersama saat dikantin, sepertinya keduanya selalu sering bersama- meski selalu ada Sowon adan Jimin yang pula mengikuti.
Kemudian, saat hari itu tiba; dimana Namjoon mengutarakan perasaannya, bagaimana Jisoo harus meresponnya? Ia hanya terlalu keki untuk semua ini. Meski ia sudah kebal akan pengakuan rasa suka dari sosok bermarga Kim ini, namun tetap saja, pengakuannya pagi tadi membuatnya tertegun seperti biasa. Kalimat 'mau jadi pacarku, tidak?' yang keluar dari bibir Namjoon terdengar manis seperti biasanya.
Lagi, diterangkan, bahwa Jisoo sudah jatuh dalam pesona Namjoon sedari awal.
Kini, bel pulang sudah berbunyi. Tenggat waktu untuk jawaban dari perasaannya sudah berakhir. Biasanya Namjoon akan menunggu Jisoo di depan gerbang sekolah untuk pulang bersama. Namun kali ini, sepertinya pemuda itu menunggu lebih dari sekedar pulang bersama.
Ia menunggu jawaban dari Jisoo.
✾✾✾
Seorang pemuda memusatkan manik sipitnya kearah ujung sepatunya dengan canggung. Mengusap debuan yang berada di tanah, bukti bahwa ia tak punya pekerjaan lain selain menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL: SHOCK!
FanfictionBangtan kalo disekolah. Kadang badung, kadang kocak, kadang sosweet, kadang bikin mati.