Freedom

204 30 6
                                    

Jimino Couple

Disclaimer: story by Nick White a.k.a S.S Donquixote and the cast belong to GOD

Copyright © 2015

DON'T PLAGIARISM!!!!

.
.
.
BLACK or white?
.
.
.
.
1:23 PM. . . Sebuah penjara di gurun Mesiko di bom oleh terrorist. Sekitar 13 bom tersembunyi berhasil meledak, suara ledakan sekitar radius 600 meter, memakan korban jiwa para narapidana serta penjaga. Bangunan penjara separuh hancur— terkikis hingga isi bangunan dalam tampak dari luar, kaca-kaca rata pecah, tembok bangunan berwana hitam— hangus bak abu api. Pagar-pagar pembatas ikut retak bahkan hancur.

15 menit kemudian bala bantuan dari pemerintah U.S.A datang dengan misi melumpuhkan terrorist dan mengevakuasi warga sipil yang masih hidup. Sekitar 14 mobil tentara mengepung wilayah, dalam satu mobil mengakut 12 personil. Lengkap dengan granat, bom asap, senapan dan amsumsi—peluru.
Pasukan ini bernama tim SWAT. Dengan satu komandan yang memimpin misi, seorang yeoja berdarah Asia, ia satu-satunya seorang yeoja diantara pasukan anak buahnya.

Park Jiyeon. Dia sudah lama berlatih military mengikuti jejak kakeknya, semua membuahkan hasil, dengan berusaha keras dengan cepat ia menarik perhatian dan dipercaya melaksanakan misi sejak dini. Sekira 30 misi yang ia kerjakan, ia tidak pernah gagal dalam melaksanakan misinya. Karena prestasinya sebagai yeoja yang menajubkan ia mendapatkan pangkat sebagai komandan, mendapatkan pasukannya sendiri berserta fasilitas lengkap.

Hari ini pertama kalinya Jiyeon melaksanakan misi sebagai komandan bersama pasukannya sendiri—tim.

Misi ini mempunyai tingkat kesulitan sangat tinggi. Lawan mereka adalah terrorist yang belum diketahui berapa jumlah mereka, kondisi gurun yang kering dan panas mampu menyebabkan dehidrasi. Misi mereka dibatasi oleh waktu, sekiranya 30 menit untuk mengevakuasi karena 9 helicopter untuk menampung kepala penjara dan narapidana akan datang kurang 10 menit dan akan tinggal.

Waktu mereka tidak banyak. Saat mobil berhenti tepat di lokasi kejadian, para pasukan keluar bersama persenjataan lengkap dengan bantalan peluru mereka berjalan hati-hati namun cepat. Sedangkan Jiyeon mengenakan tank-top putih yang nyaris tertutup bantalan pelurunya, memakai celana pendek yang panjangnya sepaha, dilengkapi deker hitam dikedua siku-siku dan lututnya. ia menggunakan sabuk yang dapat menampung pisau, amsumsi peluru dan granat. Berlari membawa shoot-gun berukuran 90cm dengan berat 9kg, mempunyai— tempat peluru sebanyak 5.

Jiyeon yang berada di garis depan diikuti 13 anak buah, masuk ke dalam gedung. Seraya berjalan ia memberi komando kepada timnya yang ia bagi menjadi beberapa orang yang tersebar berbagai arah.

"Tim Moose, kalian masuk di sayap kiri, bekukan daerah tengah, copy?" perintah Jiyeon dengan Bluetooth yang terpasang di telinganya.

"Copy ma'am!" tim Moose dengan cepat masuk.

"Tim Perak, kalian masuk sisi belakang temukan kepala penjara, pastikan dia aman,"

"Copy ma'ma!" serunya.

"Sniper [penembak jitu] , kalian awasi bagian atas gedung 7 orang, sayap kiri 4 orang begitu juga sayap kanan!"

"Tim Mega, kalian evakuasi seluruh narapidana yang masih hidup!"

"Copy ma'am!"

"Kita tidak tau berapa jumlah musuh yang kita hadapi, kita di sini untuk Negara dan mati dengan bangga!!" seru Jiyeon.

"Yes ma'am!!" seru semua tim.

Mereka bergerak sesui komando Jiyeon. Jiyeon dan timnya masuk dari depan, mereka mempunyai tujuan sendiri yaitu menembak mati pemimpin musuh. Didepan menghadang pintu, satu kali dobrakan kaki pintu dengan mudah terbuka. Mereka masuk, berjalan melalui koridor yang hangus berantakan berbau mesium. Pasukannya mengikuti dari belakang seraya menoleh ke segala arah.

Black or WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang