Part 5

4.7K 227 16
                                    

Author pov

Disinilah Prilly duduk menunggu kepastian dari tim medis yang sedang tengah memeriksa kekasihnya. Sejak tadi Prilly tak pernah berhenti menangis mengingat kondisi Ali yang lumayan parah. Sedari tadi Nanta terus menenangkan Prilly karena Kaia dan Mama Resi sedang di luar kota dan Nanta meminta Prilly tidak memberitahu kaka dan mama nya itu. Memang tadi Nanta mengirimkan pesan bahwa Ali sedang kritis karena penyakitnya kumat.

"Ka udah gapapa menurut Nanta kaka ga usah sedih karena yang abang butuhkan adalah doa. Nanta mohon kaka jangan pernah tinggalin abang karena kaka adalah segalanya untuk abang. Jangan pernah ka,Nanta mohon sama kaka. Nanta ingin abang bahagia disaat sisa hidupnya. Kaa,tetap jadi wanita terhebatnya abang ya" ujar Nanta sedari tersenyum tulus diatas air mata yang membasahi pipinya.

Prilly tak mampu berkata kata ia hanya bisa terisak malah semakin hebat sejak Nanta mengucapkan kalimat itu. Ia tak mau kehilangan Alinya. Ia ingin Alinya sembuh. Ia ingin Alinya bahagia.

Ceklekk

"Dok bahagaimana keadaan pasien? Apakah baik baik saja?" teriak Prilly

"Jawab dok" teriak Prilly (lagi) sambil semakin terisak

"Keadaan pasien kritis dan disini kita hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya. Pasien hanya bisa dikunjungi oleh satu orang,saya permisi" ucap dokter tersebut dan berlalu dari pandangan Prilly dan Nanta.

Prilly semakin terisak bahkan bahunya bergetar hebat. Jika ia bisa ia ingin menggantikan Alinya,dia tak tega melihat malaikatnya terbaring lemah dibalik infus yang menancap sempurna di tangan kirinya.

"Ka,kaka aja ya yang masuk. Nanta tunggu disini" Prilly mengangguk lalu masuk.

~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah memasuki ruangan yang serba putih disambut dengan bau obat obatan yang menyengat masuk ke indra penciumannya. Prilly menatap seseorang yang selalu mengisi hari harinya. Orang yang selalu ada untuknya. Orang yang selalu membuat ia bahagia. Dan lihat? Dia sekarang tampak lemah dengan wajah pucat pasi dan infus menempel di tangan kirinya. Prilly melangkah lalu duduk di samping Ali dan menggenggam erat tangan kekasihnya.

"Alii" ucap Prilly lirih bahkan tak terdengar. Hanya isak tangisnya yang menggema disetiap sudut ruangan ini.

"Li,kapan kamu bangun? Kamu ga cape tidur terus li? Oh ya aku mau banyak cerita sama kamu. Kapan kamu bangun ali,bangun,ali bangunn!!!!" teriak Prilly sambil terisak hebat. Ia mencium punggung tangan Ali dengan tulus.

"Sayang,aku disini. Aku hadir untuk kamu. Aku datang untuk kamu. Aku berdoa untuk kamu. Li,kamu orang yang tak pernah berhenti membuat aku bahagia,kamu selalu bikin aku bahagia dengan cara kamu sendiri. Kamu bilang kamu kuat,kamu bilang kamu pasti sembuh,kamu bilang gak mau masuk ruangan ini lagi tapi kamu berkunjung lagi kesini Li. Cepat bangun sayang,aku merindukanmu. Sangat" ucap Prilly lirih sambil mencium kening Ali lama. Dan menempel kan keningnya dengan kening Ali sambil terisak hebat. Ia tak kuat untuk tetap diam disini. Lalu diapun melangkah kan kakinya menuju pintu.

"Sayang Pri..lly"

Seketika tubuh Prilly memberhentikan langkah nya dan mematung di tempat. Suara itu,suara yang sangat ia rindukan. Lalu Prilly membalikan badannya dan mata hazelnya membulat sempurna ketika ia melihat Ali membuka matanya lalu tersenyum manis dan merentangkan tangan nya. Tanpa lama lagi Prilly langsung berlari lalu memeluk Alinya.

"Hiks hiks hiks kamu gapapa kan? Ada yang sakit? Aku panggil dokter ya?" ucap Prilly khawatir dan langsung dihadiahi kekehan dari Ali.

"Aku gapapa sayang,aku cuma rindu kamu" Ujar Ali dan langsung membawa Prilly kembali ke dekapannya.

Aku mohon,jaga dia,lindungi dia,jangan sampai dia bersedih disaat aku sudah pulang kepadamu wahai sang pemilik cinta 'batin Ali'

"Ehem jones gini ya jiwa yang sabar" ucap Nanta yang tak tau sudah darikapan ia berada di pinggir Prilly.
Ucapan Nanta tadi membuat Ali dan Prilly terkekeh.

"Sini sayangg adek abang yang paling manjaaaa" Ucap Ali lalu membawa Nanta ke dalam pelukannya.

Prilly tersenyum tenang

'Bisakah aku tetap melihat dia membuka mata indahnya?' batin Prilly bertanya.

"Upss Nanta salah waktu deh kaya nyaa,yauda bang Nanta pulang ya udah dijemput Pak supir mau ngerjain tugas. Kaa jagain abang ya,awas loh bang jangan dulu pacaran okay bhayy" ucap Nanta dengan gaya centilnya membuat Ali menggelengkan kepalanya lalu mengalihkan pandangannya kepada gadis disebelahnya.

"Nakal kamu" Ali mencubit pipi Prilly.

"Aww apaan si sakit tau li" rengek Prilly membuat Ali mengigit bibir bawahnya gemas.

"Nangis berapa lama neng? Sampe mata bengkak kaya gitu?" goda Ali

"Iiii Ali apaan si kang sopir jahat ! " rengek Prilly membuat Ali membawa Prilly ke dalam dada bidangnya.

"Sayang,dengerin aku ya. Aku gapapa,kalo aku masuk rumah sakit gini kamu gak usah nangis. Aku bakal baik baik aja,ya kecuali kalo aku udah dipanggil duluan" ucapan Ali membuat Prilly membulatkan mata nya. Lucu,yang membuat Ali terkekeh. Dan Prilly terus merengek kepada Ali untuk tidak membicarakan itu lagi hingga mereka larut dalam kebahagiaan nya.

Bahagia itu sederhana,apalagi jika bersama orang yang kita cintai.

Cianjur,11 Maret 2017

~~~~~~~~~~~~~~~~

Whohohoo beres dah wkwk. Lagi mood ngetik haha. Maap yaa kalo masih jelek maklumin gue masih amatir dan masih kecil ini ehe. Makasoh jga yak yg udah baca wp gue.

Mwaaaaaa deh ahhh 😚😚

NO PEMBACA GELAP !
PEMBACA GELAP BISULAN DEMI !
BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT !

FOLLOW IG INCES YAKKKK
@clarissaa.26
@clarissaa.26
@clarissaa.26

OKAYY SEE YOU NEXT PART GAESS !

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Adalah Ali-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang