Satu Cinta Dua Agama

Adakah dosa bila sepasang anak manusia yang memiliki hati dan perasaan harus jatuh cinta pada pandangan pertama?. Demikianlah Li dan Tri dipertemukan saat pertama kalinya di sebuah universitas di Jakarta. Li yang berasal dari Kalimantan Barat dan Tri datang dari Sumatera Barat dikirim untuk kuliah di tempat yang sama. Kebetulankah ? Tidak! tetapi semesta yang berkehendak, sebab didunia ini tidak ada yang kebetulan.
Saat pertama kali beradu pandang, terasa ada magnet kuat menarik kedua insan yang sama sekali masih asing ini. Seakan sudah begitu lama saling mengenal. Dalam keterpanaan itu tanpa sadar, Sebuah aliran energi menghela Li dan Tri untuk berjabat tangan, berkenalan dalam senyum kebahagiaan.
Li yang bermata sipit dengan tubuh tegap dan kulit putih bersih. Rambut cepak ala tentara membuat kelihatan gagah. Seulas senyum senantiasa menghias diwajahnya, ia tampak bersahabat kepada siapa saja. Sedangkan Tri adalah gadis Sumatera yang manis dan ayu, dengan kulit yang sedikit gelap, tubuhnya tinggi. Deretan giginya yang putih begitu jelas tampak saat ia tertawa. Ceria dan mudah bergaul adalah sifatnya yang disenangi semua orang. Sangat serasi saat berjalan dengan Li, membuat iri pasangan lain yang melihatnya.
Keakraban segera terjalin dalam suka cita, bagaikan dua sahabat lama yang terpisah untuk dipertemukan kembali. Seperti dalam kisah cinta di film-film, Li dan Tri menjadi sepasang kekasih sehati. Kemesraan tak pernah lepas dari keseharian mereka. " Kita telah menjalin hubungan ini sebegitu erat Tri, tidak ada lagi keraguan dalam diriku untuk segera meminangmu." ucap Li satu kali dengan tatapan tulus. Tri berbunga mendengar pernyataan kekasihnya, dengan senyum dan rona bahagia ia menatap Li mesra.
" Akupun telah memilihmu sebagai sandaran terakhir dalam hidupku Li!" Tri merebahkan kepalanya di bahu Li. Mereka hanyut dengan bayangan lamunan masing-masing. Mahligai cinta abadi yang akan mereka rajut selamanya hadir dipelupuk mata.