It Ain't Me <-- judulnya aku ambil dari lagunya Kygo dan Selena Gomes :D suka banget sama laguuuu itu, hahaha.
Selamat hari minggu dari Devika.
***
Ini buruk! Bukan ini adalah bencana. Devika berkali-kali melirik jam tangannya. Ini jamnya kehabisan batre apa ya? Dalam hati dia meringis, harusnya semalam, dia mengatakan pada lawan bicaranya kalau dia hanya memiliki waktu untuk bertemu tak kurang dari sepuluh menit.
"Kamu mau tambah minum lagi?" tanya si laki-laki.
Devika tersenyum sopan. "Ini masih banyak," sambil menunjuk gelas berisi fruit punch yang kenapa rasanya tidak menyegarkan seperti biasanya. Di lidah dan tenggorokannya, rasa fruit punch ini kenapa pahit?
"Tadi kamu nyasar nggak?"
Devika menggeleng. Di zaman canggih seperti ini, nyasar adalah alasan paling klise. Okay, stop bernarasi, Dev! Sekarang lo harus berdoa agar ada seseorang di luar sana yang berbaik hati mau menyelamatkan lo dari situasi ini...
"Aku seneng deh, akhirnya kita bisa ketemu setelah—hmm, tiga bulan cuma chattingan!"
Sumpah demi apa pun, Devika tidak suka berbohong!
Sebelum memutuskan pertemuan ini, dia memang senang kok menikmati chatting dengan laki-laki yang ada di depannya ini, dan segalanya berubah ketika negeri api menyerang! Lebih tepatnya berubah ketika 15 menit yang lalu Devika sudah berdandan sekece mungkin dan dia mendapatkan kejutan yang ... jauh di luar ekspektasi.
Tari callings... Akhirnya keajaiban datang!
"Sebentar ya..." Devika sengaja mengangkat telepon di sana.
"Iya, Tar. Oh ... apa? Ada yang penting? Lo di UGD? Rumah sakit mana? Oke-oke, gue ke sana sekarang ya!"
"Ada apa?"
"Hmm, temenku masuk UGD! Aku harus ke sana sekarang." Devika mengeluarkan uang dari dompetnya dan memanggil waitress, "Sorry aku duluan ya." Tanpa menunggu Fikri atau Faiz -Devika tiba-tiba amnesia- bereaksi, dia segera meninggalkan café.
***
Tari callings. Again.
"Woy, gue lagi di butik, bukan di rumah sakit!" ucapnya dengan suara satu oktaf lebih tinggi.
"Iya Tar, nanti gue jelasin."
"Cepetan lo ke sini! Atau nama lo gue coret dari kepemilikan Lotus!"
"Oke, ini udah on the way!"
Ishh, ini ibu hamil bawaannya galak bener...Devika memasang seat belt dan fokus mengendarai mobilnya. Ya Tuhan semoga tadi dia tidak berdosa!
***
"What the—??"
Devika menutup bibir Tari dengan jari telunjuknya cepat-cepat. "Ibu hamil nggak boleh ngomong kasar, nanti lo mau anak lo ikutan."
Tari memasang ekspresi jengkel. "Lo kok bisa-bisanya sih ikutan cari jodoh lewat online gitu?"
Selama ini dia memang menutupi ini dari sahabatnya, karena yaaa tadinya ingin memberikan kejutan dan datang dengan seorang laki-laki yang bisa dia sebut sebagai pacar. Tapi apa daya, sepertinya Tuhan belum berkehendak memberikan laki-laki yang sesuai dengan keinginannya.
"Sepupu gue nemu suaminya di biro jodoh gitu, yaudah gue tertarik deh buat ikutan!" Ini memang kenyataan. Devika itu tipe-tipe perempuan yang tidak ingin melakukan sesuatu kalau belum ada orang yang sudah berhasil lebih dulu terutama dalam urusan jodoh. Tapi ya pada akhirnya nasib baik belum berpihak padanya.
"Lo udah tukeran foto kan? Kok bisa ketipu gitu?"
Basically, Devika nggak muluk-muluk dengan berharap laki-laki yang akan dia temui seganteng Zayn Malik atauuuu se-hawt Abang Hamish. Dia sudah menurunkan ekspektasinya! Minimal enak dipandang, udah itu aja cukup.
Dan, ketika laki-laki bernama Fikri atau Faiz itu mengirimkan foto yang teramat good looking! Harapan Devika melayang jauhhhhhh.... Bahkan dia sudah berpikir, seperti apa wajah anaknya nanti kalau dia dan Fikri atau Faiz itu kelak menikah. Iya, lebay memang... tapi begitulah yang terjadi pada Devika.
"Emang kayak apa sih fotonya?" Tari mendesak dan semakin ingin tahu.
Devika akhirnya membuka galeri handphonenya. Menunjukan foto laki-laki yang sedang berdiri di pinggir pantai.
"Wow ganteng banget! Trus kenapa lo kabur?"
Devika tak kuasa untuk memasang muka pura-pura sedih! "Dia bohong. Itu bukan dia, dan see? Gue ditipu!"
Tari menebak, "Yang dateng sama lo jelek banget?"
"Nggak juga sih sebenernya. Kalau didandanin masih dapetlah nilai 7! Cumaaaaaa, yang gue nggak suka karena dia bohong dan gue ilfil. Titik."
Setelah mendengar penjelasan dari Devika, Tari terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya. Poin plus yang Devika dapatkan hari ini adalah dia berhasil membuat ibu hamil bahagia karena penderitaannya!
***
Sambil menunggu makan siang mereka diantar ke butik, Tari membahas tentang proyek yang akan mereka kerjakan. Ralat, lebih tepatnya, yang nanti akan Devika kerjakan karena kurang dari sebulan Tari akan cuti melahirkan.
"Lo inget ngga sih kita pernah masukin portfolio ke label musik?"
Devika mengangguk.
"Portfolio kita diterimaaaa... dan nggak tanggung-tanggung! Mereka minta kita jadi fashion stylist untuk video klip FireFly! Gilaaaak keren banget kan."
"FireFly?" untuk urusan musik, Devika ini termasuk out of date. Playlist di handphone-nya saja entah sudah berapa lama tidak diperbaharui.
"Grup band yang lagi naik daun dan jadi favorit! Apalagi vocalisnya... Ituuuu ganteng bangeeet!"
Nanti setelah percakapan ini dia, akan men-searching siapa itu FireFly dan segateng apa vocalistnya! Bukannya apa-apa, Devika agak trauma dengan kata ganteng.
"Lo setuju, kan, Dev?"
"Setujuuu aja gue sih!"
Tari mengajak Devika berhigh five! "Sipp, gue segera kabari ke mereka."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
It Ain't Me
Romance"Ketika Aldira Respati bertemu dengan Devika Jusuf." Cinta itu buta, kata mereka sih iya! Tapi kalau buat gue, cinta itu juga punya mata. First of all adalah tampang, ya kali lo akan jatuh cinta sama cowok kumel kucel! Pengecualian Si Kucel itu si H...