01'You, Who?

38 2 0
                                    

'kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan'

:::

"Alex Adrian Agler." Larissa menunjuk cowok berwajah ganteng yang saat ini duduk di bangku kantin yang tak jauh dari tempatnya dengan semangat. Larissa menatap Alex lekat-lekat, saat ini cowok itu sedang tertawa bersama ketiga temannya, entah apa yang mereka tertawakan. Ah, Alex terlihat lebih tampan saat sedang tertawa seperti itu. Tertawa tanpa beban.

"Lo liat sendiri kan? dia itu ganteng banget. Bisa main basket, jago main gitar, pinter lagi, peringkat 1 di sekolah, perfect deh." lanjutnya kemudian menyeruput jus apelnya yang tinggal setengah.

"Yang itu Rey." Sekarang Larissa menunjuk seseorang yang duduk di sebelah Alex. "Terus yang duduk di depan Alex itu Vero sama Vino."

Mereka berdua, Vero dan Vino duduk membelakangi Larissa, hingga wajah mereka tidak terlihat dari sini.

"Pas banget. Liat tuh cewek yang lagi jalan ke sini." lagi-lagi Larissa menunjuk seseorang dengan heboh, kali ini ia menunjuk cewek bergaya modis, yang berjalan bersama sahabatnya, Kanya. Larissa beralih menatap Olivia, "Namanya, Deandra Anindhita. Cewek paling populer di sini. Rivalnya Alek. Dari dulu dia nganggep Alex itu musuhnya."

Yang Larissa sebut Deandra itu kini mengambil tempat duduk di sebelah meja Alex. Ya memang saat ini kantin ramai sekali, hal yang biasa kalau jam istirahat, dan hanya tempat itu yang kosong. Olivia tadi sempat mengangkap Deandra menatap sinis kearah Alex, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum menanggapinya. Cukup manis.

"Kok bisa?" Dari tadi Olivia yang duduk di hadapan Larissa, mendengarkannya yang berceloteh mengenalkan sosok-sosok siswa populer di sekolah ini, entah kenapa mulai tertarik. Padahal sebelumnya dia sedikit malas untuk mendengarkan ocehan Larissa, karena itu sangatlah tidaklah penting, lagipula dirinya juga tidak tertarik.

"Karena Alex itu penghalang dia untuk mendapatkan peringat pertama. Walau sekeras apapun Deandra berusaha tetep aja sih nggak bisa ngalahin Alex. Alex kan pinter banget." Jelasnya panjang lebar, kesannya Larissa melebih-lebihkan Alex.

"Oh." hanya itu yang keluar dari mulut Olivia.

"Oh saja?" tanya Larissa tak percaya dengan respon Olivia yang terdengar biasa aja.

Olivia mengernyit, "Ya iya. Terus lo mau gue jawab apa?"

"Em, gimana yaa..." Larissa sedikit mencodongkan badannya ke arah Olivia, kamudian menatapnya serius, sedikit membuat Olivia risih karena ditatap seperti itu. "Lo nggak tertarik gitu sama Alex?" Ucapnya sedikit berbisik.

"Biasa aja sih." Olivia mengangkat kedua bahu cuek. "Sepertinya lo harus tau... nggak semua cowok ganteng bikin cewek-cewek tertarik."

Larissa manggut-manggut, dari sini Larissa bisa tau tentang teman barunya itu, kalau Olivia bukan orang yang mudah tertarik dengan sesuatu.

Olivia menyendok lagi baksonya, memasukkannya ke dalam mulut, mengunyahnya, lalu menelannya, dan dia baru menyadari sesuatu...

Jus melon. Tadi dia memesan jus melon sebelum duduk di sini bersama Larissa. Kata ibu penjual bakso akan diantar ke mejanya, tapi sampai sekarang belum juga diantarkan. "Oh ya minuman gue kok belum dianterin?"

"Lupa kali. Lo pesen lagi deh."

Sepertinya.

Olivia menghela napas pelan. Sebenarnya dia malas kalau harus memesan lagi, tapi daripada kehausan, akhirnya Olivia bangkit dari kursinya. Tapi baru satu langkah dia merasakkan tubuhnya bertabrakan dengan seseorang. Hanya bertabrakan biasa dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Am I WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang