HAI

5 0 0
                                    

Malam itu mereka tepat di belakangku, hatiku berdebar sejadi-jadinya tanpa sebab, tubuhku gemetar dan keringatku mengalir, aku terdiam layaknya patung di tengah orang-orang yg menatapku tajam, "apa salahku?" Fikirku melihat tangan mereka yg terkepal, beberapa orang bahkan mengeluarkan benda-benda dari kantungnya
"Permisi" bisik seseorang yang tepat di sampingku
"Ah.. iya mas" jawabku terbata
"Mba ini... Kentut atou berak di celana, baunya lebih dari bangke tikus" tanyanya dengan tangan menutup hidung
Mendadak ku dengar banyak suara orang yang mual-mual. 90° aku memutar kepala, tepat di belakangku, kulihat seorang ibu-ibu yang duduk di kursi roda memegang kantong kresek, mengeluarkan semua isi perutnya, sedang yang lainnya terkulai lemas

************************************
Udara pagi selalu saja memberikan semangat bagi siapa yang semangat, (*plak) saat itu baru pukul 08.30 pagi, aku berjalan pelan menyapa pasien ku yang hilir mudik di lorong rumah sakit, kupingku masih terasa nyeri karena di gigit oleh pria yang tepat di sebelah ku waktu di lift bukan hanya itu, tangan kiri ku juga di jilat jilat oleh nenek ompong yang duduk tepat di belakangku, "sial oh sial" keluhku mendaratkan tangan kananku di meja resepsionis
"Pagi mba Vera" sapa Bu Ani petugas recepsionist ramah
"Pagi Bu" balasku ramah..
Ya, namaku Vera, nama lengkap ku Raskin Verardi Atmodjo, nyesek banget kan, iyalah bagaimana tidak?!, aku cwe tulen  berusia 23th, eh namanya udah kaya pria berbadan gede, bertato dan berketek bau, yang biasa mangkal di depan gang tukang angkut barang, jika kalian bertanya padaku, kenapa namaku bisa begitu gagah, kalian salah orang, silahkan bertanya pada engkong-ku yang hobinya maen PS, iya.. seharian cuma maen PS sama bikin status BBM
Kayak gini nih
( "Yeah dota emang paling asik vroh", atou gini "anak muda kurang ajar beraninya maen sama kakek-kakek")
Gole abis lah pokok-e,
Balik lagi soal nama, aku sendiri bingung kenap pas bikin nama beliou yang bikin, beginilah jadinya, alhasil aku jomblo, belom pernah pacaran sama sekali, bagaimana tidak jomblo!! wong tiap kali kenalan langsung pada ngira kalou aku adalah ladyboy, sekalinya ada yg percaya aku cewe tulen, dia terus bertanya tentang namaku yang sebenarnya. Kehidupan sosmedku juga tidak terlalu beda, aku punya Facebook dengan nama asliku, yang add cuma 1 doank, itu juga mama, instagram dan lain-lainnya jangan nanya, sama semua.
  Kenapa sih kok aku tidak memalsukan nama? kan lgi zaman kaya vera yg chelalu chayank kamyyuh atou Vera pt.cinta sejati, idih ogah amat. Kenapa??.... Karena namaku adalah do'a, harapan, mimpi indah, cita-cita bahkan pelabuhan bagi orang tua dan mereka yang sayang sama diriku yang seperti ini, eit tapi jangan salah, begini-begini aku adalah dokter, tepatnya dokter yang paling cantik di RS.KUSUMA BANGSA, gimana ya? Wong dokter lain laki semua hehehe, alasan sebenarnya adalah karena aku satu-satunya dokter cewek muda yang belom nikah, makanya aku yang paling cantik dan paling di incar sama...
"Engkong-engkong" serobot Yuni, yang langsung duduk di samping Bu Ani
"Idih... Orang" keluhku
Oh iya kenalkan, namanya Yuni. . dia laki-laki lho, jangan salah, penulisku emang agak eror jadi maklumi aja...
Nama lengkapnya Yuniardi Suryo Pangestu Arigatou Sipilis, hahaha namanya bikin  sesuatu..
"Jangan tanya kenapa!" Serobot Yuni lagi
"Iya dah iya" jawab ku lekas, dia ngeri kalou lagi ngambek, kaya Minggu lalu dia ngambek gegara pasien dia aku yang ambil operasinya, eh piring, gelas rumah sakit di jualnya ke loak, Alhasil sampe sekarang para staf makan pake kertas minyak atou bawa piring sendiri-sendiri sampai si Yuni mau bertanggung jawab..
"Udah kenalannya?" Tanya Yuni dingin
"Bentar masih panjang, lha ini aja Kakek we bikin status BBM baru "semoga nama aye di muat di halaman HAI ya Allah, Amin #saranghae_verra" (brak_mimisan)

************************************
"Itu kopi ya Yun?" Tanya ku sok akrab padahal boro-boro
"Bukan, teh" jawabnya acuh
"Ah kopi tuh.. bagi donk" sergahku
"Bukan nyet" dengusnya
"Kopi kali.." paksaku padanya
"Iya dah kopi" jawabnya sembari ngaduk teh yang di pegangnya
"Oh.. tapi kok kayak teh ya?"
"Njir -_-" balasnya
Hening sesaat..
"Tapi kok ngaduknya lama betul Yun, pke jari lagi.." tanya w mulai lagi
"Biarin punya we ini" jawab Yuni
"Bukan masalah biyarin, itu yang buat ngaduk jari we nyet.."
"-_- !!!!! Gubrak"
"Yun, Yuni??? Lu, ga papa kan?" RSC (Reaksi Super Cepat = langsung nolongin terus galou ala Korea)
"Pasti sakit ya jatoh dari kursi?" Tanyaku di bantu Bu Ani nolongin Yuni
"Ga... " Jawabnya acuh
"Udah udah sono pada gawe ah, ribet lu semua" lanjutnya tanpa tahu terima kasih

(NB: Yuni itu dokter kece, putih, ganteng, tinggi, berbadan bidang, intinya kaya oppa-oppa Korea gitu lah, dan lebih gantengan dia, matanya dingin, mukanya campuran manis plus sexy hanya saja orangnya super songong belaga paling pinter walau betulan paling pinter, kaga tau terima kasih ahh intinya menurutku jauh dari kata dokter lah)
Oooh kita semua ribetin ya...! Batinku bergejolak daaasssaarr
"Astaga pasti sakit yaaa!" Iba-ku lagi yang dengan sengaja ku injak kaki kirinya dengan ujung high hels, sontak jeritan super keras keluar secara tiba-tiba dari mulutnya
Terus Vera terusss batinku 😀😀😀

************************************
"Sorry we sengaja" ucapku setelah selesai memberi pertolongan pertama pada luka Yuni
"Enak betul lu bilang sorry, kaya kaga punya dosa" keluhnya
"Ye.. karena we ngerasa punya dosa makannya we minta maaf" ujarku bela diri
"Cih.." respon negatif
(NB. Respon negatif ala Yuni:
-cih
-cuh
-cuih
-hoek
-xxxxxxxxx (kabar terakhir korban -xxxxxxxxx adalah di santet Yuni)
"Terus, minta maaf juga sengaja???" Tanyanya
"Ngga.." jawabku polos
"Si breng***" balasnya dengan tangan yang siap memukul
"Wehh beraninya mukul perempuan" sergahku menghentikan gerak tangan Yuni
"Ya mo gimana ya, wong tadi kata maaf tiba-tiba keluar, kalo w tahumah bakal w handle" serobotku mengelak
"Hah.. ada cewe kayak gini.. pantas namanya gagah" ucapnya lirih
"Apa??" Tanyaku yang sebenarnya denger apa yang dia ucapkan
"Ga!" Bentaknya yang saya jawab dengan anggukan, hubungan kami tidak terlalu akrab atou mungkin sangat akrab atou aku juga tidak tahu hubungan macam apa ini, seisi rumah sakit mengatakan kalo itu yang namanya  teman, hanya saja.. aku selalu canggung saat dekat bersamanya, rasanya gimana gitu.. dia orangnya pendiam, sekali ngomong pasti berbobot.. ya hanya otak tingkat dewa doanklah yang tahu.. ya  seperti ini-nih cuma diem-dieman, sesekali lirikan, pegangan, pelukan (*plak)
"Kak.. kakak tahu kan dalam novel ini penulis mengisahkan Kaka sebagai seorang yang jatuh hati dan ngejar-ngejar adek" ngomong gaya unyu
"Iya.." balasnya masih dengan muka standarnya ACUH
"Hati saya berdebar kak" ucapku lirih (suer penulisnya pengen bet w tabok)
"Iya lah namanya u idup" jawabnya sinis
Brak,, ini orang atou dewa iblis, ibarat kata nabrak pintu di dalem mall yang banyak orangnya, hati ku hancur sehancur-hancurnya, bukan masalah cinta tapi masalah malu, bisa-bisanya sedingin itu..
"Eh tapi kak..."
Suaraku terpotong oleh bunyi suara dari arah pintu masuk rumah sakit.. beberapa orang mengenakan baju biasa, berlari mendorong ambulance stretcher, tanpa menghiraukan apapun, aku berlari menuju korban
"Pasien datang" teriak salah satu di antaranya
"Berikan laporan" tegasku lekas memeriksa korban
" kecelakaan mobil, korban tidak sadarkan diri, kepalanya luka.. apa dia tidak apa apa dokter?"
Dengan segera kupegang jakun korban dengan dua jariku, menggerakkanya ke kiri dan kanan guna menemukan nadi carotisnya, suara detak jantungnya terdengar aneh di stetoskopku, dan nafasnya..
Tunggu dia gagal nafas? Fikirku melihat kondisi nafas pasien
"Sudah berapa lama pasien bernafas seperti ini?" Tanyaku pada orang yang mengantarnya
"Waktu masih di pintu masuk dia masih bernafas normal dokter, apa kenapa dia dokter?" Tanyanya panik
Sekarang pukul 08.47 di pintu berarti sekitar 08.45/46, kondisi nafas korban kian memburuk 2 menit lalu, jika 4 detik tidak ada nafas kemungkinan besar korban mengalami gagal nafas fikirku panik dengan rengekan orang yang bertanya apakah korban baik baik saja.. maklum saja, statusku adalah dokter baru di rumah sakit ini, hal seperti ini selalu seperti kejadian baru bagiku
"Suster bersiap melakukan RJP" sambut Yuni cepat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Touch For One ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang