Pedang Kayu Harum (Bagian 3)
Oleh Asmaraman S Kho Ping Ho
"Cia Keng Hong! Karena mendengar engkau masih berkeliaran di sini, aku memang
sengaja datang untuk memancingmu keluar dari tepat sembunyimu. Sekarang dapat
masuk ke pondok ini akan tetapi jangan harap akan dapat keluar sebelum
meninggalkan nyawa!"
Keng Hong tersenyum, mengerling ke arah pemuda tampan yang kini mundur-mundur
ketakutan dan berdiri di pojok ruangan. "Sobat, seorang terpelajar seperti
engkau tidak semestinya dapat terpikat oleh wanita iblis ini!" Kemudian Keng
Hong memandang Cui Im dengan sinar mata tajam penuh teguran, "Bhe Cui Im,
agaknya setelah engkau mati baru engkau akan menghentikan perbuatanmu yang
selalu berlandaskan nafsu! Semua perbuatanmu yang telah engkau menjatuhkan
fitnah atas diri Biauw Eng menipuku dan berusaha membunuhku di Kiam-kok-san,
membunuh gurumu sendiri, membunuh tokoh-tokoh kang-ouw yang tidak berdosa,
sungguh membuktikan bahwa engkau bukanlah manusia, melainkan iblis! Akan tetapi,
masih belum terlambat bagimu untuk sadar dan bertobat."
"Heh-heh-heh, Keng Hong manusia sombong! Engkau memaki aku jahat seperti iblis,
apakah engkau sendiri suci dan bersih seperti dewa? Dahulu aku cinta padamu dan
bersumpah untuk membasmi semua wanita yang berani mencintamu. Dan Biauw Eng
ternyata cinta kepadamu! Perbuatanku itu ada dasarnya, yaitu dasar cinta padamu.
Apakah kau sendiri tidak sadar bahwa engkau pun seorang yang tidak mengenal
cinta dan budi? Lupakah engkau betapa kita bersama menikmati cinta kita?
Kemudian engkau malah menghinaku! Dan aku membunuhi tokoh-tokoh besar, apa
hubungannya denganmu? Kalau aku tidak membunuh mereka, mana bisa aku disebut Ang-kiam
Bu-tek, dan apa gunanya pula susah payah mempelajari semua ilmu, hidup tersiksa
selama lima tahun di dalam neraka bersama seorang pria macam engkau yang tiada
ubahnya sebuah arca batu? Huh, engkau sekarang mau apa, Keng Hong?"
"Cui Im, mengingat bahwa engkau, biarpun secara tidak resmi, adalah murid guruku
juga, biarlah aku mengampunimu asal engkau suka memenuhi dua syaratku!"
"Hi-hi-hik! Keng Hong, engkau benar-benar sombong bukan main. Akan tetapi
biarlah aku mendengar dulu apa syaratmu itu?"
"Pertama, sekarang juga engkau harus mengembalikan semua pusaka peninggalan suhu.
Aku tidak ingin benda-benda itu, akan tetapi benda-benda itu menjadi hak milik
orang-orang dan partai-partai persilatan lain, tidak boleh kau rampas dan curi
begitu saja. Ke dua, mulai detik ini engkau harus bertobat, menghentikan
perbuatan-perbuatamu yang jahat. Kurasa, dengan bekerja di istana, apalagi di
bawah pengawasan pembesar-pembesar-pembesar sakti bijaksana seperti The-taijin,