Lorong itu tampak sepi seolah tak berpenghuni. Hanya berisikan benda-benda mati dan udara di sekitar. Bahkan langkah kaki kedua orang itu terdengar begitu nyaring, seolah paling angkuh di tengah keheningan lorong itu.
"Kau ke tempat biasa?"
Pemuda yang memiliki surai hitam itu mengangguk seperti biasa, saat ia melayangkan jawaban iya atau setuju.
Lalu di pertigaan lorong itu akhirnya mereka berpisah. Membiarkan keheningan kembali bermunculan, angin bersemilir seolah menemani keheningan yang ada.
Kim Taehyung.
Pemuda yang dikenal dengan sifat dan tingkah luar biasanya. Ceria, mudah bergaul dengan siapapun, humoris, dan terkadang ia sedikit egois dan apatis.
Tapi meski begitu ...
Pada dasarnya Taehyung lebih suka menyendiri. Ia memang sering berkumpul bersama kelompok-kelompoknya, tapi kalau ditanya apa yang lebih ia suka yaitu.
Menyendiri dengan buku-buku di tempat yang hening.
Dan alternatifnya setelah kamar tercintanya adalah perpustakaan tua di kampusnya.
Kampusnya memang memiliki dua perpustakaan. Yang satu baru dibangun beberapa tahun ke belakang, di sana buku-buku yang tersedia jauh lebih lengkap dan terbaru. Sementara di perpustakaan lama hanya berisikan buku-buku lama yang terkadang sudah ada yang langka sekali di kota ini.
Seperti biasa Taehyung menyapa hormat petugas perpustakaan yang sudah hafal dengan jam kedatangannya. Hampir setiap hari Taehyung datang setelah jam kampusnya usai.
Di sini tidak banyak mahasiswa, hanya ada sekitaran lima hingga delapan. Semuanya diam, sibuk menyelami buku-buku dengan pena maupun laptop yang mereka bawa.
Sementara Taehyung, ia ke sini hanya ingin membaca sebuah roman yang tak sengaja ia temukan di sini. Membacanya di pojok perpustakaan, duduk sendiri sambil membaca buku tebal itu dengan kacamata tidak berlensanya.
.
.
.
.
.
.
.
Kedua mata itu menatap sedari tadi objek yang ada di hadapannya yang tak kurang dari lima meter jarak di antara mereka. Kedua matanya mengintip di balik buku yang ia taruh di depan wajahnya.
Terlalu malu.
Terlalu takut.
Begitulah alasan selama ini mengapa ia hanya berani menatap objek itu. Dan parahnya ia hanya berani melakukan kegiatan ini di perpustakaan tua. Di luar sana terlalu banyak sorot mata sehingga membuatnya bisa ketahuan.
Ini sudah lama, sudah sejak mereka pertama bertemu di ruang kesehatan. Hanya pertemuan yang tidak disengaja dan teramat singkat, tapi itu sangat membekas di hatinya.
Perasaannya semakin hari seolah semakin besar pada orang itu. Dan sepertinya hari ini ia tidak bisa menahannya lagi.
Aku harus mengungkapkannya!
###
Taehyung itu kurang suka atau mungkin sangat tidak suka dan benci saat diganggu ketika ia sedang fokus dan serius membaca.
"Permisi ... kau Taehyung kan?"
Namanya dipanggil. Taehyung sebagai manusia yang masih memiliki indra pendengaran yang baik lalu otaknya masih responsif, maka ia menoleh ke arah sebelah kanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wirklich✔ [TAEKOOK]
Fanfiction[COMPLETED] Mulanya, perasaan Taehyung hanya sebatas pura-pura, tapi pada dasarnya pesona seorang Jeon Jungkook begitu hebat dan seolah takdir mengutuknya dengan nama 'karma'. Perasaan itu pun menjadi yang sebenarnya. [ taekook ; yaoi ; au ; ooc ; t...